FLIRTING

"Satu minggu besok akan diadakan lomba antar kelas, Siapa yang mau mengajukan diri ikut lomba yang sudah Ibu tulis? ".

Bu Dewi, Wali di kelas Ganes, menawarkan ke murid - murid nya.

Dua minggu lagi kegiatan ulangan kenaikan kelas akan segera diadakan. Seperti sebelum - sebelum nya, Seminggu sebelum ulangan, akan diadakan perlombaan antar kelas. Tujuannya untuk me- refresh otak para siswa nya, agar saat mengikuti Ulangan, mereka bisa fokus. Selain itu, adanya lomba juga menambah keakraban antar siswa. Hal yang lumrah, terkadang ada yang tidak mengenal teman sendiri, padahal berada di sekolah yang sama.

"Iqbal Buu.. Ikut lomba debat ! "

"Hehh ! Gua nggak jago debat ! Jangan saya buuu ! ".

Suasana kelas menjadi ramai karena saling tunjuk antar teman. Hal yang biasa terjadi di segala dunia, dunia per - sekolahan dan dunia pekerjaan. Hehehe,

"Kalian ini calon - calon pemimpin di masa depan. Masa mengajukan diri tidak mau. Contoh Gubernur kita, Beliau sudah mencalonkan diri sebanyak tiga kali, baru yang ke empat kali nya Beliau terpilih. Jangan kalah semangat sama beliau ! Paham? "

"Iya Buuuuuu ". Sahut Mereka serempak.

"Jadi sekarang yang serius, siapa yang mau mengajukan diri, berikan yang terbaik untuk kelas kita ! ".

"Ibu, Ganes mau ikut yang storytelling ! ". Ganes yang memang menyukai membaca buku, khususnya buku fiksi, mengajukan diri mengikuti lomba storytelling.

"Oke sip Ganes, Ibu tulis namanya di papan tulis yaaa.. Ayo siapa lagi, Setiap lomba harus ada dua orang yang mendaftar ! ".

"Lala ikut lomba debat Bu.. Karena Cita - cita ku jadi anggota DPR yang jago debat hehhe ! ". Lala sengaja mengajukan dirinya ikut lomba debat. Menurut Lala, debat hanya untuk Mereka yang kuat. Kalo mental krupuk, mending mundur dulu deh. Hihiii,

"Sippp... !".

Bu Dewi sangat bersemangat, karena murid - muridnya itu antusias mewakili kelas mereka di lomba sekolah.

Sudah ada sepuluh nama yang tertulis di papan tulis, yang akan mewakili kelas pada lima jenis lomba. Mereka mengajukan diri, dan ada beberapa yang ditunjuk sang wali kelas.

"Jadi nanti lomba story telling diwakili Ganes dan Tiara, lomba debat diwakili Lala dan Iqbal, lomba baca puisi diwakili oleh Andin dan Bagas, lomba catur diwakili Kendra dan Farid, dan terakhir lomba menyanyi solo diwakili oleh Septi dan Lina ".

Bu Dewi membacakan kembali nama - nama yang tertulis di papan tulis.

"Setelah ini, kita siapkan yel - yel kelas dulu. Nanti yang tidak ikut lomba, jadi tim hore yaa.."

"Siap Buuuuuu !!! ". Seru Semua murid di kelas dengan kompak.

Yel - yel sudah siap, dan peraturan peraturan lomba, serta tema masing - masing lomba sudah diberitahukan oleh Bu Dewi. Akhirnya kelas di bubarkan. Namun belum boleh ada yang pulang, Karena siang nanti Kepala Sekolah ingin menyampaikan pesan ke murid - murid nya.

"Eh La, Lu mau cari materi kapan? Ampun ya Bu Dewi main tunjuk aja ! ".

Iqbal, cowok di kelas Ganes yang mengikuti lomba debat setelah di tunjuk oleh Bu Dewi, tampak menghampiri Lala.

"Ntar lah ! Gue sih kosongan juga bisa. Penting mulut aman, nggak kram ! ". Respon Lala dengan sangat percaya diri.

Hahahaaa..

Celotehan Lala malah membuat satu kelas tertawa.

"Serius Guaaa ! Ayok lah cari materi bareng - bareng ! ". Ajak Iqbal. Wajah cowok itu nampak frustasi.

"Iqbal mau modus La ! Jangan mauu !! ". Seru salah seorang teman. Kalimat itu mendapatkan hadiah pelototan tajam dari Iqbal. Sontak suara tawa kembali terdengar.

Ganes yang duduk bersama Lala, turut tertawa. Bukan rahasia lagi, jika Iqbal ada rasa ke Lala. Namun sahabatnya itu tidak merespon sama sekali. Padahal dari segi tampang, Iqbal lumayan lah.

'Ehmm, ganteng Pak Wis ku sih hihihiii'. Batin Ganes, yang membuat gadis itu tersenyum tanpa sebab.

"Nantilah, Gua ajak kalo mau cari materi ! ". Akhirnya Lala memutuskan. Biar Iqbal tidak lagi berdiri di samping meja nya. Membuat tidak nyaman saja. Apalagi jika tatapan mata Iqbal tampak mendamba dirinya. iiuuuhhh...

Apakah Dia serius akan mengajak? Oh tentu tidakk !! Lala tertawa dalam hati.

"Oke, sipp ! ".

Sesuai harapan Lala, Iqbal akhirnya berbalik, dan pergi dari barisan meja nya. Gadis itu tidak tahu, bahwa cowok yang baru berbalik tadi, tersenyum puas pada gerombolan teman nya, yang sedang berkumpul di pojok kelas.

"Nes, udah dapet wangsit mau bikin cerita apa?". Lala bertanya ke Ganes, yang saat ini dilihatnya sedang membuat coret - coretan di kertas.

"Udah donk ! Sebelum mengajukan diri, harus sudah ada bayangan mau buat cerita apa. Malu Aku, masa mau maju perang, tapi nggak ada senjata ! Hehee"

"Iyalah, masa seorang Ganes, yang sering dapet hukuman, mau kalah sama yang lain ! ". Ucap Lala, penuh sarkasme.

Sontak hal itu membuat Ganes mencubit lengan Lala, dengan keras.

"auchh ! Ganeessss sakittt !!!! ". Pekik Lala kencang. Gadis itu mengelus lengannya yang mendapatkan ciuman dari jemari Ganes.

"Salah sendiri, wleee ".

Tiga orang teman, yang berada di kelas yang berbeda, Kila, Sasi dan Tami, menghampiri Ganes dan Lala di kelas Mereka berdua. Ketiganya langsung duduk di bangku kosong di dekat dua temannya itu.

"Sibuk amat Bu ! ". Sasi langsung mencolek pundak Ganes yang terlihat sangat serius. Bukan Ganes banget menurutnya.

"Ngapain pada ke sini? Nggak siap - siap maju lomba kalian? ". Tanya Lala ke ketiga teman dekatnya.

"Cuman Kila yang ikut ! Kami berdua tim hore, ya kan, Sas?! ". Jawab Tami sambi terkekeh.

"Yoi...! ".

"Ikut lomba apa Kil? Lomba catur lagi? ". Tanya Ganes.

Kila hanya mengangguk dengan lemas.

"Males Aku sebenernya ! Pak Ganda tuh main tunjuk aja ! Padahal catur kan kudu nya cowok ya? ". Ujar Kila, dengan di iringi manyun nya bibir.

"Sepupu ku loh, cewe, tapi Jago banget catur ! Sampe - sampe keluarga kami yang cowok - cowok nyoba lawan Dia, pada kalah semua ! "

Sasi malah memberikan semangat ke Kila. Semester lalu, Kila juara lomba catur, tidak salah juga, jika Pak Ganda memilih Kila untuk perwakilan kelas kembali.

"Nggak usah ngarang ! Sepupu kamu yang mana?". Ujar Kila sewot.

"Ya pokoknya sepupu ku ! Ku sebutin juga pasti nggak kenal kan? Hehee ". Sasi menjawab sambil terkekeh. Dia tidak berbohong, memang Dia mempunyai sepupu perempuan yang jago banget main catur.

"Eh, tadi subuh Aku scroll facebiik, Aku liat postingan Pak Wis. Dia udah go public sama pacarnya ih ! Sayang banget muka ceweknya di tutup stiker ! ". Lala memulai review kehidupan orang.

"Iya Aku juga liat ! ". Ujar Sasi. Mata Gadis itu melirik Ganes yang masih mencoret - coret kertas. Sasi tersenyum kecil. Penuh arti.

"Kok selera Pak Wis cewek pendek yah? ". Celetuk Tami. Dia juga sudah melihat postingan facebiik milik Sanjaya semalam.

Uhukkk hukkk !!

Sasi terbatuk, sedangkan Ganes menghentikan aktifitasnya mencoret kertas.

"Iya eh, Aku mau ngomong gitu juga tadi ! Hehehe, Pak Wis kan tinggi semampai ya. Apa nggak susah nanti pas ciuman? Hmmm". Lala malah memikirkan hal yang tidak - tidak, akibat perbedaan tinggi antara Guru mereka dan Kekasihnya.

"Hahahahaaa !!! ".

Akhirnya Sasi tidak bisa lagi menahan tawa nya. Suara tawa Gadis itu langsung mengisi satu ruang kelas. Benar - benar tamu yang tidak tahu diri. Hehe,

Plakk !! Ganes langsung meneplak lengan Lala yang sembarangan ngomong.

"Ih Ganeeess ! Cubitanmu masih sakit loh yang tadi ! ". Protes Lala.

"Pikiran mu itu loh ! Kok mikir ke sana ! ". Sewot Ganes.

Celetukan sahabatnya itu, membuatnya sebal. Memangnya Sanjaya tidak boleh suka ke cewek pendek? Protes Ganes dalam hati.

Wajah Ganes yang cemberut malah membuat Sasi merasa lucu.

"Kok kamu sewot sih? Kan fakta, itu cewek pak Wis pendek, jadi susah kalo mau ciuman ! Biasanya Kamu ikut nyinyir loh . Udah tobat ya? ". Tanya Lala heran.

Ganes hanya bisa mendelik ke Lala, tanpa dapat menjawab.

.

.

.

Stay tune di cerita Ganes 😘😘😘