Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.
Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.
suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.
Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. kekuatan aneh muncul
Kini Fania berada di sebuah bar, bar ternama di kota besar. Bar tersebut sudah menjadi tempat ternyaman bagi orang kota untuk melampiaskan kepuasan.
Fania yang melihat tempat tersebut sangat tidak nyaman, apalagi banyak sekali lampu kelap-kelip yang terus merusak mata dan juga banyak orang yang pada melakukan sesuatu yang sangat menjijikan.
lelaki itu menoleh kearah Fania yang hanya berdiam diri tanpa bicara ataupun minum, "Kenapa diam saja cantik. Kamu tidak mau menikmati keindahan malam ini."
"Tidak, terima kasih." tolak Fania saat lelaki itu menawarkan sebuah minuman, entah apa minuman tersebut tetapi Fania tidak berniat untuk menyentuh apapun di tempat tersebut ini.
Lelaki yang sempat menemui Fania bernama Fatur, pria itu seorang rentenir dengan tubuh besar dan memiliki tatapan yang sangat tegas. Fatur memiliki perawakan hampir seperti raksasa, mungkin karena tinggi badannya bisa mencapai 198 cm.
Fania merasa paling pendek berhadapan dengan Fatur, "Tuangkan minuman untuk saya Fania. Dari pada kamu diam saja lebih baik kamu layani saya."
"Layani kamu?" gumam Fania bingung, layani seperti apa maksud dari pria ini.
"Sayang." datanglah seorang wanita seksi dengan pakaian yang begitu terbuka, wanita itu datang dan menghampiri Fatur.
Dengan beraninya wanita itu duduk di pangkuan Fatur, "Aku sangat merindukan kamu." wanita tersebut dengan cepat mencium bibir Fatur dengan lembut membuat Fania ingin muntah dengan gaya pacaran mereka berdua.
Lalu wanita itu menoleh kearah Fania, "Dia siapa sayang? Kamu selingkuh dari aku."
Fatur terkekeh sambil mencubit hidung wanitanya dengan gemas, "Dia Fania anak dari Ratih. Ibunya memiliki hutang kepadaku, makanya dia harus melayaniku dengan puas baru aku bisa melunasi semua hutang ibunya."
Wanita itu memanyunkan bibirnya, "Kalau dia lebih pandai melayani kamu, apa kamu akan berpaling kepadanya?" wanita itu kembali menatap Fatur membuat pria tersebut terkekeh.
"Tidak akan sayang." Fatur dengan cepat merampas bibir wanitanya, Fania seakan-akan jijik dengan apa yang dia lihat.
Dari jauh Resta memandangi Fania, wanita itu duduk di samping pria yang sibuk bermain dengan wanita lain. Resta merasa geram dengan kehidupan para manusia.
Tidak jauh berbeda dengan dunia iblis, "Dasar para manusia. Kamu tidak beda jauh dengan bangsa kami, lihatlah diri kalian yang lebih parah dari kami."
Resta diminta untuk menjaga Fania dari jarak jauh, entah kenapa wanita itu berada di tempat seperti ini. Kalau Edward tahu masalah ini dia pasti akan marah besar, apalagi tuan Edward sangat peduli dengan manusia bernama Fania.
Fatur menarik tangan Fania, tubuh Fania terkejut saat tubuhnya ditarik oleh Fatur. Lelaki tampan itu memandangi wajah Fania, dari ujung rambut sampai ujung kaki Fania sangat sempurna.
Berbeda dari wanita yang pernah dia coba, wanita ini masih sangat suci dan polos masalah seperti ini saja dia tidak mengetahui apapun.
"Fania." Fatur mengangkat dagu Fania membuat tatapan mereka bertemu, "Apa kamu tidak ingin melakukan sesuatu yang membuatku senang?"
Fania mengerutkan kening, dia tidak mengerti maksud dari ucapan dari pria ini. "Apa maksud kamu."
"Maksudnya..." Fatur menghentikan wanita yang mau ingin menghampiri mereka berdua, Fatur kembali menatap wajah Fania dengan lekat.
"Maksudku... Melakukan sesuatu yang membuat aku senang, seperti apa yang kamu lihat barusan."
Fatur terus menyentuh wajah Fania dengan lembut membuat Fania merasa risih dengan sentuhan dari Fatur.
"Aku tidak ingin melakukannya. Kalau kamu mau silakan minta para wanita kamu yang memuaskan mu bukan saya." tolak Fania dengan cepat, dia juga memalingkan wajahnya supaya tangan pria ini tidak berani menyentuh wajahnya.
...••••...
Sintia yang dari tadi hanya bisa memandangi keduanya merasa geram, gimana dia tidak kesal dan marah pria yang menjadi incarannya sudah dimiliki oleh wanita asing.
Yang lebih parahnya lagi wanita yang dibawa tuannya sangat sempurna. Wajahnya, lekuk tubuhnya, apalagi rambut yang terurai indah, tanpa polesan makeup wanita ini sudah cantik natural, sedangkan dia harus memakai makeup terlebih dahulu sebelum bekerja.
"Singkirkan tanganmu atau..." ucapnya terhenti, "Atau apa?" tanya Fatur dengan nada terkekeh.
"Kalau kamu tidak ingin melakukannya biar aku saja yang memulainya." Fania berusaha menolak saat Fatur ingin menyentuh bagian tubuhnya, Fatur merasa geram dengan sifat munafik Fania lalu Fatur berdiri dan mendorong tubuh Fania.
"Kamu jangan munafik jadi cewek, saya sudah baik ingin membantu kamu melunasi hutang ibu kamu. Tapi apa, kamu malah sok jual mahal. Banyak wanita yang ingin mau dengan saya, tapi kamu terus menerus menolak saya." titah Fatur dengan marah.
Saat Fatur ingin mengambil tubuh Fania, Resta mengeluarkan sedikit kekuatan sihir untuk membantu Fania. Resta tersenyum melihat bagaimana pria itu kesakitan, Fania terkejut melihat tangannya dengan tidak sengaja melawan kekuatan Fatur.
"Dasar wanita tidak tahu diuntung. Berani-beraninya kamu menampar wajah saya."
Fania dengan cepat menggeleng, "Gak. Aku gak melakukan itu." Fania menatap kedua tangannya, lalu ia kembali menatap wajah Fatur.
Saat Fatur ingin menarik tangan Fania, lelaki itu merasa kesakitan dan sekujur tubuhnya terasa panas. Resta terkejut melihatnya, dia sama sekali tidak melakukan apapun hanya membantunya menampar pria tersebut.
"Ada apa denganku." pikir Fania melihat bahwa pria bernama Fatur sudah merasa panas, nyeri, dan gatal sekujur tubuh saat menyentuh kulit Fania.
Fania merasa bahwa dirinya aneh, dia dengan cepat berlari pergi menuju toilet. Dia menatap wajahnya dengan seksama.
"Apa yang terjadi denganku. Kenapa setiap orang yang menyentuhku tubuhnya merasa ke bakar." ucapnya dalam hati, dia juga memperhatikan kedua tangannya.
Fania mencoba menyentuh tubuhnya sendiri, tidak terjadi apapun tapi entah kenapa saat dia merasa terancam dan merasa ketakutan pasti tubuhnya langsung bereaksi dengan cepat.
Resta menatap pintu toilet wanita, saat Fania kabur menuju toilet dia mengikuti Fania. Saat ini Resta sedang menunggu wanita itu keluar, Resta dengan cepat menghampiri Fania yang baru saja keluar dari toilet.
"Apa kamu tidak papa?" tanya Resta melihat Fania masih merasa bingung dengan apa yang terjadi, Fania reflek menghindar dia tidak ingin ada orang lain terluka.
"Kamu jangan takut saya tidak akan menyakiti kamu dan saya tidak akan merasa sakit saat menyentuh kulit kamu." ujar Resta berusaha menenangkan Fania.
"Boleh kamu ikut saya sebentar." Resta membawa Fania keluar dari tempat ini, dia membawa Fania pergi jauh yang hanya mereka berdua saja yang tahu.
Resta membawa Fania ke sebuah bukit yang terletak sangat tinggi dari perkotaan, Resta juga meminta Fania untuk turun dari mobil. Resta melihat bahwa Fania berjalan ke arah pembatas bukit, dan dibawahnya terdapat jurang yang sangat curam.
"Sejak kapan kamu mempunyai kemampuan?" tanya Resta menoleh Fania, wanita itu hanya diam seperti tidak mengetahui apapun.
"Kamu tidak perlu sungkan cerita dengan saya, kamu tahu saya juga sama seperti kamu." Fania menoleh saat pria asing di sampingnya kembali bicara.
"Maksud kamu."
Resta menoleh dan tersenyum menatap Fania, "Saya sama seperti kamu memiliki kekuatan yang membuat saya tidak mengerti. tapi saat itu saya memiliki seorang teman yang saya anggap seperti sodara saya sendiri."
"Dialah yang membantu saya untuk mengatasi kekutan yang saya miliki, dia juga mengatakan bahwa saya harus menggunakan kekuatan itu untuk melindungi orang lain."
"Makanya dari situ saya gunakan kekuatan saya untuk membantu orang lain, dan saya akan membantu kamu cara menggunakan kekuatan itu supaya orang lain yang menyentuh kamu tidak merasa sakit."
Fania merasa khawatir dan takut saat ada orang asing ingin membantunya, tapi dia juga khawatir kalau dia tidak mengatasi semuanya yang ada orang lain akan sakit saat menyentuhnya.
"Baiklah."
Resta berniat untuk mengantar Fania pulang, saat itu Resta mengirim sebuah pesan untuk Edward yang sibuk berjuang melakukan tugas yang diberikan oleh raja Snowden.
Kini Edward berada di sebuah penginapan yang terbilang sepi, tidak ada orang yang berani menginjak ke daerah yang kin Edward tinggalkan.
Edward terdiam saat Resta menceritakan kejadian Fania, dia sempat marah dan kecewa tapi mau gimana lagi dia tidak bisa membantu Fania dalam posisi ia seperti sekarang ini.
......Secepatnya saya akan kembali Resta, saya minta kamu untuk menjaga dan lindungi Fania sampai tugas saya selesai. Lakukan perintah saya untuk mengawasinya, kasih juga pelajaran bagi siapa saja yang berani menyentuh Fania. Beri tahu Fania bahwa saya akan secepatnya pulang, dan membantunya untuk memulihkan kekuatan yang dia punya.......
Edward segera mengirim pesan itu menggunakan sihir jarak jauh komunikasi, walau jarak mereka sangatlah jauh tetapi keduanya saling berkomunikasi untuk menyampaikan sebuah pesan.