Kuburan Di Tengah Rumah

Alika diam di dalam kamar nya dengan air mata berderai karena mendengarkan semua yang sudah mertua nya ucapkan tadi, yang membuat dia sangat sakit itu adalah bagai saat Yusuf dengan senang hati menerima perjodohan nya dengan Melati. seolah tidak ada keberatan atau takut melukai perasaan istri nya, sungguh tidak ada Yusuf pikirkan itu semua.

"Tega kau padaku, Mas!" Alika terisak isak sendirian.

Bahkan senyum Yusuf saat menatap Melati juga terasa sangat sakit bagi Alika, sungguh sekarang dia adalah orang yang merasa paling di sakiti oleh keluarga ini. tidak ingat bagai mana dulu dia menghina Lisa, bahkan dia kerap menjadi kompor saat Bu Ageng mencela menantu pertama nya.

Sudah lebih parah dan lebih dulu Lisa menderita di biat oleh keluarga ini, awal awal karena Lisa bukan orang jawa asli, lalu yang kedua dia tidak bisa memberikan anak laki laki dan saat di suruh melahirkan lagi dia menolak karena alasan masih trauma dengan rasa sakit nya.

Memang setiap orang akan beda beda saat merasakan sakit nya melahirkan, ada yang tahan dan jarak dua tahun sudah melahirkan lagi. sedangkan Lisa adalah tipe orang yang mudah ketakutan dengan rasa sakit, sehingga belum ada atau belum mau untuk mencoba melahirkan lagi anak kedua nya bersama Harun.

Maka nya saat itu Harun akan di jodohkan dengan Melati, sayang nya Harun menolak. Keras karena dia hanya ingin Lisa saja yang menjadi istri nya. beda dengan Yusuf yang memang malah suka rela menerima sang orang ketiga, semua akan baik baik saja memang apa bila suami ada di pihak kita.

"Tidak perlu menangisi nya begitu, lagi pula apa yang hilang dari hidup mu?" Bu Ageng masuk kamar nya Alika.

"Ibu!"

"Yusuf tetap akan pulang dan uang nafkah serta uang apa pun kau tidak akan kekurangan, bila memang bisa maka kau bersaing lah dengan Melati agar dapat anak laki laki." Bu Ageng berkata tanpa dosa.

"Bangsat! itu karena kau orang ketiga nya, jadi kau tidak tau perasaan istri pertama." geram Alika dalam hati nya.

"Kau mendengar ku, Alika?" Bu Ageng menatap menantu nya.

"Apa kurang nya aku lagi, Bu? anak laki laki sudah ku berikan, bahkan sampai dua dan sekarang malah Mas Yusuf harus menikah dengan Melati!" protes Alika.

"Semua wanita akan kurang di mata laki laki, dari pada suami jajan di luar maka biarlah dia menikah lagi dan bila memberikan anak maka itu lebih baik!" jawab Bu Ageng tanpa rasa kasihan.

"Aku tidak terima dengan pernikahan ini, Bu!" Alika langsung berdiri tegak.

Bu Ageng menatap Alika dengan tatapan tajam menusuk sehingga membiat Alika ketakutan dan juga gentar, tidak pernah dia sebelum nya beradu argumen begini dengan mertua nya. tapi sekarang malah harus adu begini, tentu nya Alika agak takut dan juga bingung harus bagai mana mau mengambil sikap yang benar.

"Turuti saja apa yang Romo katakan!" Bu Ageng berkata dingin.

"Aku tidak bisa, tolong lah batal kan pernikahan itu." Alika memohon pada mertua nya.

"Tidak ada pernikahan batal dalam keluarga ini, kau orang asing sehingga tidak berhak memberikan perintah!" bentak Bu Ageng segera pergi dari kamar nya Alika.

Tinggal menantu bungsu mereka yang terdiam dalam tangis melihat orang yang selama ini dia banggakan atau bahkan dia sanjung terus, tapi sekarang orang itu malah membuat nya nelangsa begini karena peraturan rumah mereka. yang membuat Alika tidak paham kenapa Yusuf harus menikahi Melati, padahal sebelum nya Melati mau di berikan pada Harun.

"Keparat, bajingan!" Alika berteriak kencang.

Rasa yang begitu berat untuk menerima bahwa kedepan nya dia akan hidup di madu, mana kalau di lihat Melati memang jauh lebih cantik dari pada Alika. belum suami nya menikah lagi dia sudah bisa menduga, bahwa Yusuf akan lupa pada diri nya karena akan asik dengan istri muda, sebab contoh nya saja sudah ada.

...****************...

Kabar soal pernikahan yang akan di gelar dari dua pihak keluarga sudah tersebar kemana mana dan sama sekali tidak ada yang menganggap itu hal aneh, malah mereka riang gembira menerima kabar itu. karena bakal ada pesta rakyat dan banyak akan dapat sesuatu, mulai dari makanan dan juga barang lain.

Dari semua kabar ini ya cuma Alika saja yang bersedih karena harus kehilangan suami, andai saja bisa maka akan ia bumi ratakan semua orang orang itu. Yusuf saja sangat bahagia dan tidak henti tersenyum, Melati di sebelah kiri juga sangat bahagia sekali.

"Lihat lah wajah Alika yang muram itu, Bu!" ujar Ajani anak nya Ratmi istri kedua Romo.

"Siapa yang tidak muram apa bila suami mau menikah lagi." jawab Ratmi.

"Aku malah senang karena selama ini dia begitu sombong, lihat lah bila kadang kadang dia mengusap air mata nya." bisik Anjani lagi yang memang benci pada Alika.

"Biarkan saja, kita di sini hanya pendamping dan bukan peran utama." jawab Ratmi yang saat ini sudah tidak berharap apa apa lagi.

"Ah Ibu itu hanya pasrah saja!" rutuk Anjani kesal.

"Lalu Ibu harus apa? dalam keluarga ini anak laki laki yang di harapkan, siapa pun yang punya anak laki laki akan aman." jelas Ratmi pada putri nya.

"Tapi kenapa Alika di tinggal menikah lagi, Bu?" heran Anjani.

Ratmi tidak mampu mau menjawab nya karena dia juga bingung, padahal Alika sudah punya dua anak laki laki walau yang satu meninggal dunia saat baru dua bulan. tapi sekarang Yusuf malah di suruh menikah lagi dengan Melati, ini semua masih jadi tanda tanya.

"Para warga yang sudah hadir, tolong dengarkan kata kata saya." Romo membuka suara.

"Baik!" semua nya menjawab serentak.

"Yusuf menikahi Melati karena dia harus bertanggung jawab pada ulah Kakak nya, awal nya Melati akan di nikahkan dengan Harun yang tidak punya anak laki laki. tapi dia menolak keras dan tetap mau dengan Lisa saja!" ujar Romo lantang.

"Oh pantas Yusuf menikah lagi, wong dia punya anak laki laki kok sudah." ujar para warga.

"Oleh sebab itu lah sekarang Yusuf yang akan menikahi Melati, pernikahan akan di adakan bulan depan! saya mohon semua nya hadir tanpa membawa apa pun, pesta saya tidak butuh sumbangan." jelas Romo.

"Wah ini baru orang kaya, bahkan dia tidak mau menerima sumbangan." warga jadi semakin suka dengan Romo.

"Horeeeee, kita akan pesta besar sebentar lagi." sambut yang lain juga senang.

Romo tersenyum di wajah tampan nya karena melihat orang orang sangat gembira dengan kabar yang dia bawa, dari semua itu hanya Alika dan keluarga nya saja yang tidak terima. Karena merasa sudah di hina oleh Romo. namun mereka masih diam, karena keluarga Romo jauh lebih kaya dan punya banyak kuasa.

Selamat pagi dan semoga sehat selalu ya buat kalian semua, jangan lupa like dan comen nya karena itu sangat berguna untuk novel othor. buat yang mau komen jelek memang othor blok, karena bisa membuat otak macet dan tidak bisa mau menulis lagi.

Othor menerima kok saran dari kalian, tapi usahakan yang baik dan tidak marah marah ya saran nya, Terima Kasih.🥰