Apa jadinya jika seorang Anak kecil memanggilmu Mommy. Bocah perempuan usia 5 tahun yang imut nan cantik lebih sialnya adalah Anak dari bosnya yang dingin tapi genteng yang membuatnya digandrungi kaum hawam.
Yuk baca kelanjutannya...... 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon della1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Cia
Tanpa dirasa kini hari semakin larut malam Rey sudah siap dengan setelan jas yang terlihat sangat pas ditubuhnya. Wangi parfum menyebar saat ia terlewat membuat kaum perempuan meleleh karena wangi dan ketampanan seorang Reyodra Aditama.
Rey keluar dari kamarnya lalu menuju ke kamar Cia. Iya. Cia ikut karena aksi dramanya tadi membuat Rey harus pasrah membawa Cia ke perayaan rekan kerjanya.
Flashback
Rey sudah sampai dirumahnya dan masuk ke kamarnya karena lelah bekerja ditambah tapi Chan membuatnya kesal. Terkuras lah energinya banyak.
Saat Rey ingin memasuki kamar mandi suara ketokan pintu menginstruksi ya membuatnya menghela nafas berat, dengan langkah lunglai.
Ternyata yang mengetok pintu tersebut adalah Papanya dengan membawa setelan Jas. "Nih pakai buat nanti!"ucap Papanya menyerahkan lalu Rey meletakkannya disisi ranjangnya.
"Rey, Papa nggak bisa hadir, Papa harus ke luar kota ada meeting disana jam 6 pagi"ucapnya yang sedang duduk di sofa kamar Rey.
"Yaudah Rey sendiri aja" Rey hanya bisa pasrah saja walau harus nantinya mendapatkan ejekan dari Chan.
"Kamu ajak Chan aja kesana?" ucap Papanya
"Chan udah sama tunangannya Pa. Rey tidak apa-apa kok Pa"ucap Rey
Rey memang tidak pernah kepercayaan datang sendiri biasanya ia akan bersama Papanya atau nggak Chan. Namun, kali ini ia harus sendiri pergi.
"Yaudah Papa mau ke kamar Cia dulu"ucapnya. Belum melangkahkan kakinya Papanya sudah dikejutkan dengan teriakan Cia.
"CIA MAU IKUT!!"ucapnya berteriak lalu berlari memeluk Papanya dan menangis.
"Cia nggak mau dirumah tanpa Papa dan Daddy hiks... " ucapnya sendu dan sedih membuat Papanya tidak tega. Rey hanya menghela nafas saja.
"Cia mau ikut sama siapa?" tanya Papanya membuat Cia mengerutkan dahinya karena bingung akan ucapan Papanya.
"Pilih mau ikut Daddy ke pesta atau keluar kota bareng Papa?"ucap Rey yang mengetahui kebingungan dari Cia membuatnya mengangguk mengerti akan ucapan Papanya.
"Keluar kota mana Pa? "tanya Cia yang sedang mencari keuntungan di setiap kegiatan.
"Ke Kota D sayang"ucap Papanya mengelus rambut Cia sayang.
"Kalau Daddy ke pesta apaan?" ucapnya dengan wajah yang mulai kepo.
"Pesta perayaan perusahaan"ucap Rey
Setelah memikirkan segala rencana dan kegiatan yang ada akhirnya Cia memilih ikut dengan Daddy-nya. Rey hanya bisa pasrah aja antara kesana atau tidak.
"Cia ikut Daddy"putusnya
"Yaudah gihh siap-siap nanti jam setengah 7 kita berangkat biar nggak lama karena undangannya jam delapan biar tidak terlambat karena macet" pinta Rey dan Cia berlari memeluk Rey.
"Yuk Pa, bantu Cia pilih baju"ucapnya dengan menyeret Papanya untuk ikut keluar dan membantunya memilih baju yang cocok.
Rey menghela nafas berat lalu merebahkan dirinya di sofa. lelah. itu yang dirasakan Rey, bukan hanya lelah fisik tapi jiwa dan batinnya juga lelah, ia sebenarnya malas ke perayaan kayak gini karena ia akan menjadi topik bagi kaum jantan dengan sindirnya mengalahkan emak-emak.
Flashback Off
Rey pernah sekali membawa Cia ke sebuah pesta tapi apesnya ia tidak jadi kesana karena Cia risih dengan banyak orang yang menatapnya dan mengatainya.
Sehingga baru sampai dan masih berada di mobil melihat banyaknya orang membuat Cia memilih pulang.
Rey mengetok pintu kamar Cia dan langsung dibuka olehnya. "Lho, kok pakai baju gitu?" ucap Rey meneliti penampilan Cia yang sedang nyengir kuda.
"Hehehe, Cia mau ikut Papa aja, kalau ikut Daddy takutnya Cia bosan, mendingan ikut Papa bisa jalan-jalan" ucapnya dengan wajah berbinar karena akan jalan-jalan.
"Yaudah, Papa mana?" ucap Rey pasrah.
"Papa, lagi nelpon di balkon, tuh! " tunjuk Cia pada Papanya yang sedang berbicara ditelepon dengan seseorang. Rey hanya mengangguk.
Kemudian menggendong Cia lalu duduk di sofa dengan memangku Cia. "Kenapa nggak ikut sama Daddy aja sih" ucap Rey mencubit pelan pipi Cia gemas.
Cia merasa kesal karena dicubit lalu menjauhkan tangan Rey dari pipi mulusnya.
"Daddy jangan cubit pipi Cia, nanti merah!" ucapnya cemberut membuat Rey makin gemas dan tertawa menertawakan wajah Cia yang terlihat lucu dengan pipi yang mengembung.
Rey yang tak tahan lalu mencium pipi Cia, membuat Cia memukul Daddy-nya karena masih marah dan Rey yang terus tertawa tanpa ada niat membujuk namun justru membuat Cia kesal dengan terus berusaha menciumnya kembali.
Papanya yang sudah selesai menelpon tersenyum melihat tingkah mereka "Rey udah jangan diganggu adik kamu"ucapnya lalu mengambil koper besar yang berisi perlengkapan Cia dan dirinya karena cuma satu hari disana jadi cukuplah satu koper besar berdua.
"Huuuuuhuuu, Papa pipi Cia merah"adunya turun dari pangkuan Rey lalu memeluk Papanya.
"Huh, pengadu"ucap Rey dengan mata jengah dan dibales dengan Cia yang menjulurkan lidahnya mengejek.
"Awas kamu Cia"ucap Rey bangkit lalu mengangkat Cia seperti karung beras yang ditaruh dipundaknya.
Cia berusaha berontak dan memukul namun dia keburu pusing karena posisi kepalanya berada dibawah. "Daddy Cia pusing!" ucap Cia berusaha disisa tenaganya namun Rey tidak mengindahkannya jadinya ia menggigit telinga Rey.
Membuat Rey segera menurunkannya lalu mengusap telinganya yang digigit Cia "Kamu manusia apa hewan sih, untung telinga Daddy nggak copot" ucapnya kesal. Cia malah tersenyum kemenangan.
Papanya hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah mereka. "Rey sana berangkat nanti terlambat" ucap Papanya mengingatkan Rey. Dan Cia menarik kelopak mata kebawah dan menjulurkan lidahnya mengejek lalu tersenyum puas.
"Papa berangkatnya sekarang?" tanya Reya saat melihat koper mereka di luar kamar.
"Iya soalnya udah ditunggu sama Antony di depan" ucapnya sambil merapikan rambut dan penampilan Cia yang berantakan akibat aksi yang mereka lakukan.
"Yaudah barengan aja Pa, nanti kita pisah di pertigaan, maaf ya Rey nggak bisa nganter Papa" ucap Rey yang sudah selesai merapikan dirinya.
"Cie...telinganya merah" goda Cia lagi karena telinga Rey masih sangat merah akibat ulah Cia.
Rey yang kesal lalu mengacak rambut Cia membuatnya murka. "Daddy!!!" ucapnya kesal lalu melempari Rey yang berlari dengan sendalnya.
"Udah jangan diladeni lagi, yuk berangkat?" ajak Papanya dan mengandeng tangan Cia karena yang satunya lagi membenarkan rambut.
Kesal? sudah pasti karena rambut yang sudah ditanya nya jadi berantakan kayak rambut singa baru bangun. Eh, emang Cia pernah liat singa baru bangun?.
Saat keluar rumah suara klakson mobil membuat Cia kesal karena berisik ditambah hatinya lagi marah. Papanya hanya tersenyum saja.
Tin... Tin....
Bunyi klakson mobil yang ternyata itu ulah Rey dengan senyum jahilnya saat melihat Cia yang cemberut masuk kedalam mobil.
"Mang udah?" tanya Papanya pada Mang Ujang yang memasukan koper ke mobil dan diangguki oleh Mang Ujang.
"Weh,,, Rey bisa diem nggak!! " teriak dari mobil didepannya yang akan membawa Papanya dan Cia. Dengan kepala yang keluar jendela mobil.
"Sewot aja lo" teriak Rey mendongakkan kepalanya lalu mengacungkan jari tengahnya.
Baru hendak membalas perilaku Rey yang membuat jiwa dan hatinya panas terpotong oleh Cia.
Cia tidak menghiraukan mereka lalu memasuki mobil bersama Papanya." Hai Om Ant? "sapa Cia membuat Antony memasukan kepalanya lalu membalas sapaan Cia dengan senyum yang menyejukkan hati. "Hai juga sugar" ucapnya membelai rambut Cia.
Rey memasukan kembali kepalanya lalu membunyikan klaksonnya agar mobil didepannya berjalan.
Oh iya, Antony, Cia dan Papanya itu mengajak supir kantor untuk mengantar mereka ketempat tujuan karena takut kelelahan.
Papanya sudah masuk dan tadi sedikit memberikan pesan kepada Mang Ujang untuk menjaga rumahnya, karena Rey pastinya akan pulang larut.
Akhirnya mereka pun melajukan mobilnya meninggal rumah dan berpisah arah untuk mengarah pada tujuan masing-masing.
Jangan Lupa like, vote dan komentar 💕