Sebelum membaca perhatikan umur, ya!
21+
Mantan Tapi Menikah??
Kok bisa?
Meskipun hubungan asmara Marvel dan Celine sudah berakhir, tapi mereka memutuskan tetap menikah. Marvel terpaksa menikahi Celine hanya karena mewujudkan permintaan nenek. Tidak ada yang tahu kalau Marvel dan Celine menikah di atas perjanjian yang tidak tertulis. Hanya satu tahun, sebab Marvel masih menunggu wanita lain yaitu Jeny.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MTM 16- Kenapa Dia Selalu Membingungkan?
16
"Dia sedang bercanda, dia cuma bersandiwara, dia tidak akan pernah berubah. Sadarlah Celine... bangun dari dunia khayal yang sudah lama kau bangun. Marvel sudah terlalu lama merendahkanmu, tidak mungkin dia berubah dalam sekejap waktu...."
Celine meremat jemari tangannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk meredam perasaan yang tidak baik-baik saja. Jika saat ini ia tidak sedang duduk di dalam taxi. Mulutnya pasti akan menjerit, memaki, mengutuk Marvel. Pria yang hatinya tidak pernah terbaca.
Tadi, setelah nenek dipindahkan ke ruang rawat, ia langsung meninggalkan rumah sakit. Sebenarnya nenek sudah menyuruh Marvel mengantarkan pulang. Tapi, Celine menolak dengan alasan sopir yang dikirimkan ayah sudah menunggunya. Dan Marvel...?
"Kenapa dia bisa bersikap biasa setelah membuatku salah tingkah? Kenapa dia harus membuatku melambung ke udara? Kenapa ada pria sejahat itu?Kenapa dia selalu membingungkan? Dan aku... kenapa hati ini masih tetap sama. Tuhan, tolong bantu aku sekali ini saja. Hapuskan dia dari ingatanku. Tidak... tolong buat dia merasakan apa yang aku rasakan, buat dia mencintai tapi tidak bisa memiliki. Buat dia menyesal karena sudah menyiakan dan menyakiti perasaanku. Tuhan, kabulkan do'ku."
Celine bicara lirih, ia menyembunyikan wajah di balik telapak tangan yang masih gemetaran. Satu kecupan yang didaratkan Marvel di pipinya masih sangat terasa. Pipinya seolah dingin membeku.
"Kakak, kau dari mana saja?" tanya Daisy ketika Celine baru sampai rumah.
"Kau pulang hampir tengah hari seperti sekarang. Kau dan Marvel tidak bermalam di hotel 'kan?" Daisy mengamati penampilan Celine yang masih memakai gaun pesta.
"Apa kau pun berpikir aku serendah itu?" Ucapan Daisy mengingatkan Celine akan perkataan Marvel yang nyelekit itu.
"Mana aku tahu. Lagipula salah kakak sendiri sudah pergi semalaman dengan seorang pria!" Daisy berdecih, sungguh dirinya sangat cemburu melihat Celine pergi dengan Marvel.
"Daisy, aku ini kakakmu. Kau yang lebih tau aku bukan wanita seperti itu. Tapi, kenapa kau bisa punya pikiran seburuk itu padaku?" sentak Celine tidak habis pikir kenapa adiknya bisa bicara seperti itu padanya.
"Ya, karena Kakak memang seperti itu! Kakak kembali hanya karena ingin menyambung hubungan kalian lagi 'kan? Jika tidak, harusnya kakak tidak pulang atau jangan mau lagi menikah atau dijodohkan dengan Marvel!"
"Daisy!!!" teriak tuan Petra yang saat itu baru pulang dari kantor. Tuan Petra terkejut melihat kedua putrinya bertengkar di ruang tamu.
Bukan cuma tuan Petra saja yang terkejut. Natan yang memang datang bersama tuan Petra pun sempat mendengar perkataan Daisy tentang pernikahan Celine dan Marvel. Natan semakin merasa sakit hati. Kenapa harus Marvel? Kenapa bukan dirinya?
Natan melihat Celine dengan perasaan kecewa. Sebab, Celine benar-benar sudah berhasil memberikan kejutan luar biasa untuknya. Selama ini Celine tidak pernah cerita sedang dekat dengan seorang pria manapun. Tapi, ternyata dia sudah dijodohkan dengan pria yang tidak asing baginya.
"Bisa-bisanya kau berkata seperti itu kepadanya! Cepat minta maaf pada kakakmu!" ucap tuan Petra berapi-api.
"Ay-ayah. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hany--
"Sudahlah, aku lelah. Saat ini aku tidak mau berdebat dengan siapapun!" Celine memungkas perkataan Daisy, tapi matanya tertuju pada Natan. Celine tahu saat ini Natan pasti marah padanya.
"Sepertinya aku datang diwaktu yang tidak tepat." Natan memaksakan senyumannya. Sepertinya Celine tidak mau diganggu, padahal sebelumnya mereka sudah berjanji bertemu di taman kota.
"Tuan Natan, maaf karena Anda harus menyaksikan pertengkaran kedua putriku ini. Aku pun tidak tahu kenapa mereka bisa seperti ini." Tuan Petra jadi tidak enak hati kepada rekan bisnis yang baru pertama kali menginjakkan kaki di rumahnya.
"Tidak apa. Lagipula aku datang ke sini untuk bertemu dengan Celine. Tapi sepertinya untuk saat ini Celine tidak mau diganggu," jawab Natan sudah siap untuk pergi.
"Natan duduklah dulu," ucap Celine tiba-tiba. "Tunggu sebentar aku buatkan teh untukmu." Celine meninggalkan ruang tamu dimana masih ada Daisy, Ayah dan Natan di sana.
Dengan ramah Tuan Petra memersilahkan Natan duduk di sofa, sedangkan Daisy memilih menenangkan diri di dalam kamar.