Sebuah pernikahan yang membawa petaka, hal ini lah yang di alami seorang gadis cantik yang bernama Athena.
Gaun pengantin yang berlumuran darah menjadi saksi atas hancurnya kehidupan Athena. Pria yang sangat di cintai nya dengan tega membatalkan sepihak pernikahan yang selama ini merupakan impiannya.
Tidak hanya itu, ia juga harus kehilangan sosok seorang ayah yang telah merawatnya sedari kecil.
Namun sebuah fakta yang mengejutkan mulai terungkap, sosok ibu yang selama ini telah meninggalkannya, ternyata telah membunuh kedua orang tua dari calon suaminya Delano.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Hari ini Delano dan Athena akan pergi ke sebuah desa yang cukup terpencil tepatnya di desa Hatari.
Desa Hatari terletak begitu jauh dari pusat kota, jalannya sempit dan tidak ber aspal hanya berupa bebatuan kerikil dan tanah yang terdapat genangan air.
"Aku baru dapat telpon kalau mobil gak bisa melewati desa ini Na", Ucap Delano kepada Athena yang terlihat lemas setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh.
Delano merapikan rambut Athena yang terlihat berantakan.
"Terus gimana?", Tanya Athena dengan wajah lesu.
"Kita harus berjalan kaki", Ucap Delano sambil melepaskan seat belt.
Mereka segera turun dari mobil dan berjalan ke tempat salah seorang penduduk desa untuk menanyakan lama waktu yang di butuhkan jika berjalan kaki ke desa Hatari.
"Kamu kuat jalan kaki Na?", Delano melihat Athena sudah begitu kelelahan sementara perjalanan masih panjang.
"Istirahat bentar boleh", Athena sendiri juga merasakan bahwa tubuhnya tidak mampu jika harus berjalan lebih jauh.
"Pak... Apa gak ada kendaraan yang bisa di pakai selain jalan kaki, sepertinya istri saya sudah kelelahan, saya takut bayi saya kenapa-napa pak", Ucap Delano sedikit berbohong.
Athena mencubit lengan Delano dan menatap mata Delano seolah bertanya apa maksud dari ucapannya. Namun Delano meminta Athena untuk mempercayainya.
"Istri mas sedang hamil?", Tanya bapak itu yang sepertinya merasa iba.
"Iya pak, saya sedang hamil. Saya takut bayi saya sampai kenapa-napa kalau saya terlalu kelelahan", Ucap Athena sambil bergelayut manja di lengan Delano.
"Tunggu sebentar ya mas, saya tanyakan dulu kepada cucu saya, dia punya becak mana tau dia mau mengantarkan mas dan istri ke desa itu", Ucap pria tua itu sambil memanggil cucunya yang sedang memanjat pohon mangga di halaman rumahnya.
"Ada apa kakek?"
"Randi, Kamu bisa mengantarkan mas ini dan istrinya ke desa Hatari? Istrinya sedang hamil, jadi tidak mungkin berjalan kaki"
"Bayarannya?", Tanya sang cucu yang dipanggil Randi.
"Oh, soal bayaran tidak perlu takut mas... Saya akan membayar berapa pun yang mas minta", Ucap Delano menyela pembicaraan kakek dan cucunya.
"Oke, ayo ikut saya!", Ajak Randi kepada Athena dan Delano.
"Terima kasih banyak pak", Delano merasa berterima kasih kepada pak tua yang sudah menolongnya.
Mereka menaiki becak yang memang cuma bisa di naiki oleh 2 orang, sehingga mau tidak mau mereka harus berdempetan di kursi penumpang.
"Ngapain ke desa itu mas?", Tanya Randi yang sepertinya sangat penasaran.
"Ada urusan pekerjaan mas", Jawab Delano.
"Panggil Randi aja mas, saya masih kecil!"
"Oh baiklah", Delano menuruti permintaannya.
"Desa nya masih jauh ya?", Tanya Athena membuka suara.
Di sepanjang perjalanan yang bisa di lihat hanyalah pohon kelapa sawit yang berjejer di sepanjang jalan.
Athena membayangkan jika malam hari melewati tempat ini mungkin ia akan mati ketakutan.
"Enggak mbak, sebentar lagi kita sampai!", Jawab Randi.
"Di desa sini udah ada lampu kan Ndi?", Tanya Athena begitu khawatir.
"Sudah mbak, baru beberapa bulan yang lalu di pasang!", Jawab Randi.
"Jaringan juga susah di sini mbak, kalau mau menelpon harus berjalan dulu ke kantor desa, cuma di sana ada jaringan", Jelas Randi yang di mengerti oleh Athena.
"Ini mau di anterin ke rumah siapa mas?", Tanya Randi ketika mereka sudah memasuki pemukiman warga.
"Rumah anak pak lurah!"
"Oke, bentar lagi kita sampai!" Ucap Randi yang sudah melihat rumah anaknya pak lurah yang berprofesi sebagai perawat.
"Sampai...", Seru Randi ketika tepat berada di depan rumah yang bercat biru.
Delano membantu Athena turun dari becak, ia juga melihat rekan-rekannya sudah menunggu di depan pintu.
"Berapa Ndi?", Tanya Delano sambil membuka dompetnya.
"20 ribu aja mas!", Jawab Randi.
"Nih, ambil aja kembaliannya", Ucap Delano sambil menyerahkan uang seratus ribu.
"Waduh jangan mas, ini kebanyakan!", Randi merasa tidak enak hati menerima uang yang di berikan Delano.
"Ambil saja Randi, saya merasa berterima kasih karena Randi sudah mau mengantarkan saya", Ucap Delano.
"Baiklah terimakasih mas..."
Delano melingkarkan tangannya di pinggang Athena dan menuntunnya masuk ke dalam rumah yang sudah di tempati rekan-rekannya jauh hari.
"Welcome pak boss", Sambut semua orang saat Delano baru saja memasuki rumah yang akan di tempatinya.
"Jangan memanggilku pak boss!", Ucap Delano, Delano memang tidak pernah suka jika karyawannya memanggil bapak saat berada di luar kantor.
"Kalian ini, bukannya Delano sudah bilang untuk memanggil namanya jika tidak di kantor", Seru seseorang yang baru saja keluar dari kamar.
Athena langsung menoleh ke arah sumber suara, suara tersebut tak lain adalah suara Rosa.
Seperti sudah menjadi kebiasaan, Athena melihat penampilan Rosa dari atas hingga bawah. Kali ini gadis itu hanya menggunakan tank top hitam dan celana jeans pendek. Lekuk tubuhnya menjadi terlihat sangat jelas dan Athena tidak menyukainya.
"Yan, kamu sudah menyiapkan tempat tidur untuk Athena?", Tanya Delano kepada Rian yang merupakan sahabatnya waktu sekolah.
"Sudah di siapkan kok. Kamar nomor 1 kamarnya Athena", Tutur Rian menjelaskan.
"Yuk aku anter Na ke kamar kamu", Ajak Delano.
Sesampainya di kamar Athena terdiam ketika melihat ada tas dan barang-barang yang tidak di ketahui punya siapa.
"Katanya aku tidur sendiri", Ucap Athena dengan bibir manyun.
"Maaf Athena kamar di sebelah sangat sempit untuk di isi bertiga, jadi aku ingin tidur di kamar ini juga", Seru seseorang dari arah belakang.
Athena langsung melirik Delano seolah ingin memberi tahu Delano bahwa ia tidak ingin tidur dengan siapa pun.
Delano dengan cepat memasukkan semua barang Rosa ke dalam tas dan menyuruhnya untuk pindah ke kamar sebelah.
Mau tidak mau Rosa harus pindah, ia tidak mungkin melawan Delano yang merupakan atasannya.
"Maaf ya...", Ucap Athena kemudian.
"Kenapa minta maaf?", Tanya Delano.
"Maaf karena aku menyusahkan kamu", Tukasnya.
"Aku gak pernah merasa di repotkan sama kamu! Sekarang kamu mandi ya, udah bau nih"
"Serius bau?", Athena mencium ketiaknya mencari sumber bau yang di maksud Delano.
"Enggak bau ih!", Athena memukul dada bidang pria itu dengan pelan.
"Awwww...", Delano meringis kesakitan.
"Dah sana keluar!", Usir Athena lalu menutup pintu kamar yang akan ia tempati.
"Mandi yang bersih Na, aku juga mandi... Nanti temui aku di luar ya!!!", Teriak Delano dari luar kamar.
Athena membuka koper dan mengeluarkan baju yang ia bawa lalu menaruhnya di lemari. Ia juga mengeluarkan jubah mandi dan handuk serta perlengkapan mandi yang lengkap.
Setelah selesai mengeluarkan semua barang dari dalam koper ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Badannya terasa gatal karena keringat yang ia dapatkan selama perjalanan.
Kamar mandinya cukup bagus, ada shower dan bak mandi untuk berendam.
"Not bad!" Seru Athena, ia merendamkan tubuhnya ke dalam bak yang di penuhi busa.
Setelah selesai mandi gadis itu langsung keluar dari kamar hendak menemui Delano. Delano sudah berjanji akan mengajaknya jalan-jalan ke sekeliling desa untuk melihat kebun teh yang terdapat di desa itu.
Namun ia begitu terkejut saat mendapati Delano tengah tidur di sebelah Rosa.