NovelToon NovelToon
Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romantis / Epik Petualangan / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

Cerita ini adalah kelanjutan dari Reinkarnasi Dewa Pedang Abadi.

Perjalanan seorang dewa pedang untuk mengembalikan kekuatannya yang telah mengguncang dua benua.

Di tengah upaya itu, Cang Yan juga memikul satu tujuan besar: menghentikan era kekacauan yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, sebuah era gelap yang pada awalnya diciptakan oleh perang besar yang menghancurkan keseimbangan dunia. Demi menebus kesalahan masa lalu dan mengubah nasib umat manusia, ia kembali melangkah ke medan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Sesuatu yang tidak di Inginkan

Cang Yan memperhatikan Mu Zhi dengan tajam, sementara Xue Er berdiri di sampingnya masih tetap waspada. Hutan Kalajengking Hitam di depan mereka dipenuhi kabut beracun yang samar-samar menyelimuti pepohonan raksasa dan tanah berbatu. Sesekali terdengar suara gemerisik dari semak-semak, menandakan adanya makhluk yang bergerak di dalam kegelapan.

Mu Zhi, dengan tangan yang masih terikat, menelan ludahnya. "Aku sudah membawamu ke sini seperti yang kujanjikan. Orang yang kau cari memang berada di dalam."

Cang Yan menghunus kan pedangnya sedikit, ujungnya hampir menyentuh leher Mu Zhi. "Jika kau mencoba berbohong atau berkhianat, aku tak akan segan-segan mengakhiri hidupmu di tempat ini."

Mu Zhi menghela napas berat. "Aku tahu kau tidak akan percaya padaku, tapi percayalah, aku lebih memilih mati daripada kembali ke tempat ini. Orang itu... dia lebih kejam daripada yang bisa kau bayangkan."

Xue Er mengerutkan keningnya. "Jika dia sekuat itu, bagaimana kau bisa yakin kita bisa mendapatkan penawarnya?"

Mu Zhi menatap mereka dengan tatapan gelap. "Aku tidak yakin... Tapi ada satu cara. Dia bukan orang yang akan memberikan sesuatu secara cuma-cuma. Jika ingin penawar, kita harus menukarnya dengan sesuatu yang berharga bagi dirinya."

Cang Yan mengangkat alis. "Dan apa yang dia inginkan?"

Mu Zhi terdiam sejenak, kemudian berkata dengan suara rendah, "Darah dari seorang kultivator tingkat tinggi, bahan bahan langka yang berhubungan dengan racun atau teknik kultivasi langka yang tidak bisa dia dapatkan."

Xue Er menoleh ke Cang Yan, ekspresinya penuh kekhawatiran. "Jika dia menginginkan darah, bukankah itu bisa menjadi jebakan? Apa dia ingin menggunakannya untuk hal lain?"

"Kita harus lebih berhati-hati. Orang seperti dia tidak akan memberikan sesuatu tanpa merencanakan sesuatu yang lebih matang."

"Aku sudah cukup lama mengetahuinya. Aku tahu satu hal, jika kita ingin bernegosiasi kita harus menunjukkan bahwa kita bukan orang yang bisa diremehkan. Kalau tidak, kita hanya akan menjadi mangsanya." kata Mu Zhi lagi.

Cang Yan menatap hutan yang semakin gelap di hadapannya. "Kalau begitu, kita masuk. Tapi jika ada tanda-tanda jebakan, kita harus bisa bergerak dengan cepat."

Xue Er menggenggam pedangnya lebih erat, sementara Mu Zhi menghela napas panjang. Tiga sosok itu pun melangkah ke dalam Hutan Kalajengking Hitam.

Saat mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan, hawa di sekitar semakin mencekam. Aroma racun bercampur dengan udara lembap membuat setiap tarikan napas terasa berat.

Di depan mereka, sebuah gubuk tua berdiri di antara akar-akar pohon raksasa yang melingkar seperti ular raksasa. Cahaya remang-remang dari lentera tua berkelap-kelip di balik jendela yang nyaris tertutup debu dan lumut.

Tiba-tiba, suara tua yang serak dan menakutkan bergema dari dalam gubuk.

"Mau apa kalian datang ke tempat ini?"

Cang Yan melangkah maju tanpa ragu, tatapannya tajam menembus gelapnya malam. "Kami datang untuk meminta penawar racun lima elemen."

Keheningan menyelimuti udara sesaat sebelum suara itu kembali terdengar, kali ini dengan nada dingin dan tajam. "Hmph! Penawar racun lima elemen bukan sesuatu yang bisa kalian minta begitu saja. Apa yang bisa kalian tawarkan sebagai gantinya?"

Cang Yan kemudian meminta kepada Xue Er untuk mengeluarkan sebuah kristal berwarna putih kehijauan yang bersinar samar. "Kami menawarkan inti monster laba-laba putih ini."

"Hahahaha! Inti monster laba-laba putih?! Kalian benar-benar membawa benda seperti itu ke hadapanku?"

"Menarik... menarik! Baiklah, masuklah!"

Tiba-tiba, pintu gubuk terbuka dengan sendirinya, memperlihatkan ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya lilin berwarna hijau pucat.

Cang Yan menoleh sekilas ke arah Xue Er dan Mu Zhi. "Kalian Tunggu di sini."

Xue Er mengerutkan keningnya tampak sedikit khawatir, tetapi ia tetap mengangguk. Mu Zhi di sisi lain tampak terkejut. "Jadi... mereka benar-benar akan menukarkan inti monster itu?"

Saat Cang Yan melangkah ke dalam gubuk, pintu tertutup di belakangnya dengan suara berderit yang panjang.

Xue Er mengepalkan tangannya erat, sementara Mu Zhi menatap pintu itu dengan perasaan campur aduk.

Di dalam gubuk, Cang Yan berdiri di hadapan seorang pria tua dengan jubah compang-camping dan rambut putih acak-acakan. Matanya tajam seperti seekor ular yang mengintai mangsanya.

"Jadi... kau yang membawa inti monster laba-laba putih itu? Coba aku lihat?" kata pria tua itu sambil menyeringai.

Cang Yan mengangguk tanpa sedikit pun menunjukkan ketakutan. "Tapi aku juga ingin melihat penawar racun lima elemen."

Pria tua itu tertawa pelan sebelum mengangkat tangannya. Dari lengan bajunya yang kumal ia mengeluarkan sebuah botol kecil berisi cairan keemasan. "Ini dia penawar racun lima elemen."

Cang Yan menatap botol itu tajam. Sekarang pertanyaannya adalah apakah pria tua itu benar-benar akan menepati janjinya?

Cang Yan meraih botol kecil berisi cairan keemasan dari tangan pria tua itu, merasakan aura energi racun yang kuat berputar di dalamnya. Sejenak, ia menatap botol itu dengan penuh waspada. Aura ini memang cocok dengan karakteristik penawar racun, tetapi apakah ini benar-benar bisa menyembuhkan racun yang bersarang di tubuh ayah Xue Er?

Pria tua itu dengan tawa yang menggema, mencengkeram erat inti monster laba-laba putih yang baru saja diterimanya. Matanya berbinar penuh kegembiraan.

"Hahahaha! Inti ini... ini benar-benar barang langka. Kalian tahu, ratu laba-laba putih adalah salah satu eksistensi paling mematikan walaupun kekuatannya cuman setara kultivator Transformasi Jiwa. Tetapi jarang orang yang berani menantangnya hanya untuk mendapatkan benda ini?"

Cang Yan tetap diam, Ia tidak peduli dengan kegembiraan pria itu. Tujuannya sudah selesai untuk saat ini yaitu mendapatkan penawar. Sekarang, yang harus ia lakukan adalah pergi secepat mungkin dari tempat ini.

"Aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan, dan kau juga telah mendapatkan bagian mu. Tidak ada alasan bagiku untuk tetap di sini lebih lama lagi."

Pria tua itu masih terkekeh kecil, tetapi tak menghentikan Cang Yan yang segera berbalik dan melangkah menuju pintu gubuk.

Saat ia keluar, Xue Er dan Mu Zhi menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh harap.

"Bagaimana senior?" tanya Xue Er.

Cang Yan menunjukkan botol kecil itu. "Kita sudah mendapatkannya. Sekarang kita harus segera pergi dari tempat ini."

Xue Er mengangguk cepat tetapi Mu Zhi tampak ragu, matanya masih tertuju ke gubuk tua di belakang mereka. "Kau yakin pria itu benar-benar memberimu penawar yang asli?" tanyanya dengan curiga.

Cang Yan tidak menjawab langsung. "Aku tidak punya waktu untuk memastikannya di sini. Tetapi jika pria itu menipuku, aku bersumpah akan kembali dan mengambil kepalanya sendiri."

Nada suaranya dingin dan penuh tekad.

"Sekarang, ayo pergi!"

Tanpa membuang waktu, mereka segera bergegas meninggalkan tempat itu. Hutan Kalajengking Hitam masih menyelimuti mereka dengan kegelapan pekat dan suara gemerisik dari makhluk-makhluk berbisa yang mengintai di antara pepohonan.

Cang Yan merasakan firasat buruk. Setiap langkah yang mereka ambil membuatnya merasa seolah sesuatu sedang mengintai mereka, seperti mata yang tersembunyi di bayangan gelap.

Saat mereka sudah berada cukup jauh, tiba-tiba

"Hahahaha..."

Suara tawa pria tua itu bergema di udara, terdengar di seluruh penjuru hutan.

Cang Yan, Xue Er, dan Mu Zhi langsung berhenti melangkah.

"Kalian pikir bisa pergi begitu saja setelah menginjakkan kaki di tempat ini?"

Mata Cang Yan menyipit. Ia segera mengaktifkan energi spiritualnya bersiap menghadapi segala kemungkinan.

Namun, yang membuatnya lebih terkejut adalah kalimat berikutnya dari pria tua itu.

"Sebenarnya aku tidak tertarik pada inti monster dari ratu laba laba putih ini... tetapi gadis di antara kalian, dia menarik perhatianku. Tinggalkan dia di sini, dan aku mungkin akan membiarkan kalian pergi."

Darah Cang Yan mendidih. Ia menoleh ke arah Xue Er yang wajahnya langsung berubah pucat di balik cadarnya.

Mu Zhi pun tampak terkejut dan cemas. "Orang tua itu... sudah kuduga?"

Cang Yan mengepalkan tangannya erat. Firasat buruknya ternyata benar. Mereka tidak akan bisa keluar dari tempat ini dengan mudah.

Dan kali ini, taruhannya jauh lebih besar.

1
Nanik S
bukankah Li Wei ada ditempat yang sama... kenapa tak ada yuh menyadari
Celestial Quill: harus di baca dulu bagian terakhir dari reinkarnasi dewa pedang abadi🤭
total 1 replies
Nanik S
Li Wei ternyata banyak gadis yang menunggu... gawat
Nanik S
lanjutkan Tor dan makin bagus
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Dominan Pedang
Nanik S
Laaaanhut
Nanik S
Teman makan teman
Nanik S
Good Joob
Nanik S
Beri saja Teknik dari langit
Nanik S
Siapa suruh mau membantu
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Cuuuuuus
Nanik S
Teruskan Tor
Nanik S
Mcnya kenapa begitu saja mau
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya menarik sekali
Nanik S
Lanjut terus
Nanik S
Ceritanya Bagus Tor
Green Boy
Seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!