NovelToon NovelToon
ALIKA THE HACKER

ALIKA THE HACKER

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Sudah lebih dari 8 tahun Alika menunggu kesempatan untuk membalas kematian kedua orangtuanya yang dibunuh secara keji oleh Klan mafia Camorra dari Sisilia. Saat itu Alika masih berusia 12 tahun dan baru saja beberapa jam sebelumnya ia berulang tahun dan membuka hadiah dari kedua orangtuanya. Tiba-tiba rumah yang mereka tempati didatangi tamu yang tak diundang. Ayahnya ditembak di tempat dan ibunya pun tak luput dari tembakan. Sedangkan Alika saat itu pingsan setelah tertembak dibagian perut. Untung ia bisa diselamatkan oleh tetangganya seorang mantan agent CIA yaitu Mr. Hamilton yang tanpa sengaja melihat gerombolan Camorra mendatangi rumahnya. Dan Mr. Hamilton pun mengadopsi Alika karena ia dan istrinya tidak memiliki anak.

Sungguh tragis ... diusianya yang masih muda Alika harus menjadi yatim piatu. Dan ia sendiri hampir meregang nyawa. Sejak saat itu Alika dilatih oleh ayah angkatnya men

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PEMBALASAN

Tapi kemudian Don Alessandro mengetahui tentang hubungan kami. Dia marah dan cemburu. Dia mengirim orang untuk membunuh tunanganku.

Air mata mulai mengalir di pipi Isabella. "Aku bersumpah" kata Isabella dengan suara bergetar, "Aku akan membalas dendam atas kematian tunanganku. Aku akan menghancurkan Don Alessandro dan semua yang dia cintai". Alika, Ethan, dan Jodie saling bertukar pandang. Mereka bisa melihat bahwa Isabella mengatakan yang sebenarnya. Mereka bisa merasakan rasa sakit dan kemarahannya.

"Baiklah," kata Alika akhirnya. "Kami akan membantumu. Kami juga ingin menghancurkan Don Alessandro". "Terima kasih" kata Isabella dengan tulus. "Aku tidak akan mengecewakan kalian". Dengan semua kartu sudah terbuka, Alika, Ethan dan tim, Jodie, dan Isabella mulai merencanakan serangan ke kastil di Sisilia. Alika menghubungi kembali Direktur Thompson, memberikan informasi terbaru tentang Isabella dan motif balas dendamnya. Akhirnya beliau setelah melakukan verifikasi internal, memutuskan untuk mendukung penuh operasi ini.

CIA menyediakan semua sumber daya yang mereka butuhkan : senjata, perlengkapan, dan tim pendukung yang siap siaga. Seluruh tim bekerja tanpa henti, mempersiapkan setiap detail serangan.

Ethan, yang sudah pulih sepenuhnya, berlatih menembak dan bela diri dengan intensitas baru. Ia bertekad untuk mengalahkan Don Alessandro dan mengakhiri teror Camorra. Jodie dan Isabella, yang awalnya saling curiga, mulai membangun hubungan yang lebih dekat. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam bersama, merencanakan strategi dan berbagi cerita pribadi. Jodie terpesona oleh kecerdasan dan keberanian Isabella, dan Isabella menghargai ketulusan dan kesetiaan Jodie. Sementara itu, Alika bekerja keras di depan komputernya. Ia menciptakan sistem peretasan terbaru yang lebih canggih dan kuat dari sebelumnya. Sistem ini dirancang untuk menembus pertahanan Camorra dan melumpuhkan operasi keuangan mereka.

"Aku akan membuat mereka menyesal pernah berurusan denganku" kata Alika dengan nada dingin. Alika meluncurkan serangan cyber besar-besaran ke sistem keuangan Camorra. Ia membobol rekening bank mereka, mencuri data rahasia, dan mengacaukan transaksi mereka. Dalam hitungan jam, Camorra berada dalam kekacauan finansial. "Mereka tidak akan bisa mendanai operasi mereka" kata Alika dengan senyum puas. "Mereka akan lumpuh".

Dengan persiapan yang matang dan semangat balas dendam yang membara, tim Alika, Ethan, Jodie, dan Isabella berangkat menuju Sisilia. Mereka tiba di dekat kastil di malam hari, menyelinap melalui hutan dan menghindari patroli Camorra. Alika, dari jarak jauh, terus memberikan dukungan dengan sistem peretasannya, mematikan kamera pengawas dan membuka jalur bagi tim untuk masuk ke kastil. Ethan memimpin tim, dengan Isabella di sisinya. Mereka bergerak dengan cepat dan senyap, melumpuhkan penjaga dan memasang bahan peledak di titik-titik strategis. Jodie, dengan keahlian taktisnya, mengkoordinasi gerakan tim dan memberikan informasi intelijen terbaru. Ia memastikan bahwa setiap anggota tim tahu apa yang harus dilakukan dan di mana harus berada.

Setelah berhasil menyusup ke dalam kastil, mereka mulai meledakkan bahan peledak, menciptakan kekacauan dan kebingungan di antara para anggota Camorra. Pertempuran sengit pun terjadi. Ethan, dengan keahlian menembaknya yang luar biasa, menjatuhkan musuh satu per satu. Jodie, dengan keberaniannya, bertempur di garis depan, melindungi rekan-rekannya. Isabella, dengan pengetahuan mendalam tentang kastil dan kebiasaan Don Alessandro, memandu tim menuju ruang utama, tempat Don Alessandro bersembunyi.

Ketika mereka mencapai ruang utama, mereka menemukan Don Alessandro dikelilingi oleh pengawal pribadinya. Pertempuran terakhir pun dimulai. Ethan dan para pengawal saling beradu tembak, sementara Isabella menerobos barisan pengawal dan menghadapi Don Alessandro.

"Kau !" kata Don Alessandro dengan nada marah. "Pengkhianat !". "Aku datang untuk membalas dendam" kata Isabella dengan dingin. "Kau membunuh tunanganku. Sekarang kau akan membayar atas perbuatanmu". Don Alessandro mencoba untuk menyerang Isabella, tetapi Isabella lebih cepat. Ia mengeluarkan pistolnya dan menembak Don Alessandro tepat di jantung. Don Alessandro jatuh ke lantai, mati seketika.

Dengan kematian Don Alessandro, kastil Sisilia menjadi puing-puing, menandai berakhirnya kekuasaan sang Don. Namun, kemenangan ini terasa pahit. Alika, Ethan, Jodie, dan Isabella tahu bahwa ancaman Camorra belum sepenuhnya hilang.

"Kita mungkin telah membunuh Don Alessandro" kata Alika, sambil memeriksa data yang berhasil ia curi dari sistem Camorra. "Tapi dia sudah mempersiapkan sesuatu yang besar. Sesuatu yang akan menyerang Amerika Serikat".

CIA segera mengambil alih kendali, mengirim tim ahli untuk menganalisis data yang diperoleh Alika. Mereka menemukan bukti yang mengkhawatirkan : rencana serangan terkoordinasi yang kompleks, dengan target yang tersebar di seluruh Amerika Serikat. "Ini bukan hanya serangan biasa" kata Agen Carter, pemimpin tim CIA. "Ini adalah upaya untuk melumpuhkan infrastruktur dan ekonomi kita". Tim Alika, Ethan, Jodie, dan Isabella kembali bergabung dengan CIA, menggunakan keahlian mereka untuk membantu mencegah serangan tersebut. Mereka bekerja tanpa henti, menganalisis data, melacak jejak para anggota Camorra yang masih buron, dan mencoba untuk memahami bentuk serangan yang akan dilakukan.

"Mereka memiliki sel-sel tidur yang aktif di seluruh negeri" kata Ethan, sambil mempelajari peta Amerika Serikat yang penuh dengan titik-titik merah. "Kita harus menemukan mereka sebelum terlambat". Alika terus meretas sistem komunikasi Camorra, mencoba untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang rencana mereka. Ia menemukan bahwa Camorra telah merekrut ahli teknologi dan ahli strategi dari seluruh dunia, yang membantu mereka merencanakan serangan yang sangat canggih. "Mereka menggunakan teknologi enkripsi terbaru" kata Alika. "Sangat sulit untuk memecahkan kode mereka".

Jodie dan Isabella menggunakan jaringan kontak mereka di dunia intelijen untuk mencari tahu siapa para ahli yang membantu Camorra. Mereka menemukan bahwa para ahli ini adalah mantan agen pemerintah, peretas bayaran, dan ahli strategi militer yang kecewa. "Mereka memiliki sumber daya yang sangat besar" kata Jodie. "Kita harus menghentikan mereka sebelum mereka melancarkan serangan".

Waktu terus berjalan, dan ketegangan semakin meningkat. Setiap detik terasa berharga. Alika terus memeras otaknya, mencoba memecahkan kode enkripsi Camorra dan mengungkap rencana serangan mereka. "Aku hampir mendapatkannya" gumam Alika, matanya terpaku pada layar komputer. "Aku bisa melihat pola di balik kode ini...". Tiba-tiba, Alika berteriak kegirangan. "Aku berhasil ! Aku berhasil memecahkan kodenya !". Alika segera menganalisis data yang terdekripsi. Ia menemukan bahwa Camorra berencana untuk melancarkan serangan cyber besar-besaran ke sistem keuangan Amerika Serikat. Mereka akan menargetkan bank-bank besar, bursa saham, dan lembaga keuangan lainnya, dengan tujuan untuk menghancurkan perekonomian negara. "Mereka akan melumpuhkan kita dari dalam" kata Alika dengan nada ngeri. "Jika mereka berhasil, Amerika Serikat akan mengalami krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Alika segera memberi tahu CIA tentang penemuannya. Agen Carter dan timnya langsung bertindak, memperingatkan semua lembaga keuangan dan memperkuat sistem keamanan mereka. "Kita harus menghentikan mereka sebelum mereka melancarkan serangan" kata Agen Carter. "Kita harus menemukan server yang mereka gunakan untuk melancarkan serangan dan menghancurkannya". Alika menggunakan keahliannya untuk melacak server Camorra. Ia menemukan bahwa server tersebut terletak di sebuah bunker rahasia di suatu tempat di Eropa Timur.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!