Rossa memeiliki suami yang selalu berpihak kepada keluarganya karena dia satu-satunya lelaki dalam keluarganya
Dirinya selalu merasa tersisihkan manakala ipar dan mertuanya selalu berusaha memonopoli suaminya dari segala sisi baik keuangan maupun perhatian,
Dia beruntung dibalik sikap mertua dan ipar bak Seorang madu untuknya, suaminya akhirnya sadar dengan semua perbuatannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Mata keduanya membulat sempurna, Fatan ternyata serius dengan perkataannya kemarin dan sekarang Farah tengah ketakutan setengah mati, dia tidak menyangka adiknya akan memenjarakan dirinya seperti ini.
"Cepat telpon Datang, keterlaluan dia". Geram Farah dengan tidak terima.
Pras tidak menjawab tapi langsung mengambil handphonenya menghubungi sang adik ipar, tangannya gemetar, dia betul-betul tidak pernah menyangka jika adik iparnya itu betul-betul akan memperkarakan masalah ini ke polisi padahal selama ini dia sangat menyayangi keluarganya.
"Iya hallo". Sapaan diseberang telpon membuyarkan lamunannya.
"Fatan kamu serius memperkarakan kakak kamu kepolisi, sekarang polisi datang ke rumah kamu dan akan menangkap kakakmu, tolong Tan, jangan lakukan itu, kalian bersaudara". Cicit Pras dengan pelan.
"Tidak perlu banyak omong kosongnya kak Pras, kita selesaikan di kantor polisi saja, kalau kakak menelpon hanya untuk itu, aku akan matikan karena aku sudah memberi peringatan sejak kemaren dan kalian menganggap nya hanya gertakan jadi kita selesaikan di sana saja".
Fatan hendak menutup panggilan itu tapi perkataan sang kakak ipar mengurungkan niatnya
"Tunggu Tan, jangan tutup dulu, kakak tidak bermaksud begitu, tolong, kita selesaikan dengan kekeluargaan saja tidak perlu pakai polisi yah". Bujuknya dengan suara memelas.
Fatan tidak menjawab langsung mematikan sambungan telponnya dan tidak perduli apa yang dikatakan iparnya, dia sudah memberi kesempatan sejak kemarin tapi keluarganya seolah menganggap remeh perkataan nya.
"Fatan, Tan, hallo". Ucap Pras dengan panik.
Dia melihat handphonenya ternyata sambungan telpon itu terputus, Fatan sengaja memutuskan panggilan itu, dia menghela nafas kesal, adik iparnya itu serius dan tidak main-main dengan ucapannya.
"Apa katanya mas, kok kamu kelihatan panik begitu?? ". Tanya Farah ikutan panik melihat ekspresi suaminya itu.
"Fatan matikan telponnya, dia bilang kita ketemu dikantor polisi saja". Ucapnya dengan gusar.
Farah membelalakkan matanya tidak menyangka, kini dia menatap kedua polisi itu yang kini menatapnya dengan serius.
"Tolong kerjasamanya ibu Farah, kalau tidak kami akan menyeret paksa ibu ke kantor polisi sekarang, kami sudah menunggu sejak tadi". Ucapnya dengan geram.
"Baik Pak, kami akan ikut, ayo mas, kita ikut saja dulu nanti kita di lihat tetangga". Pasrahnya tidak berkutik.
Pras hanya mengangguk kosong, inilah yang dia takutkan, Fatan tidak main-main dengan perkataannya kemaren dan dia malah mempercayai istrinya jika itu hanya gertakan semata.
Mereka berdua akhirnya ikut kekantor polisi untuk menghadapi pertanyaan polisi nanti, Farah hanya bisa menunduk takut karena memang dia mengambil uang adiknya tanpa mengatakan apapun dan menipunya.
Fatan yang telah menutup telponnya kini menarik nafasnya dalam-dalam, dia sebenar nya tidak ingin berlaku seperti ini tapi kakaknya sudah keterlaluan padanya, padahal dia tidak pernah kurang memberi bulanan setiap bulan padahal kakanya sudah menikah.
"Kenapa mas?? ". Tanya Rossa begitu selesai membersihkan bekas makan mereka.
"Mas Pras telpon katanya polisi sudah datang dan akan membawa kak Farah ke polisi setelah ini, mungkin aku akan dipanggil setelah ini, bisakah aku meminta tolong sesuatu??". Tanyanya dengan sendu.
"Apa itu mas, tumben sekali??". Rossa menatap heran suaminya karena tidak biasa nya dia meminta bantuan seperti ini.
"Tolong ke toko, audit pasti toko dan berikan aku laporannya, dan bereskan kekacauan yang terjadi di sana hari ini, aku akan kekantor polisi dan menemui banyak supplier agar semuanya aman".
Rossa mengangguk, " Baiklah mas, setelah mengantar Rani ke sekolah aku akan kesana membawa Rafa tidak apa kan?? ".
Fatan mengangguk senang kemudian memeluk sang istri, dalam hal ini istri nya jauh lebih baik darinya.
"Kalau begitu aku pergi yah, kamu baik-baik disana nanti, setelah dari supplier aku akan kekantor polisi, mungkin mereka akan menyuruhku kesana".
Rossa mengangguk kemudian mencium tangan sang suami dengan pelan, Fatan mengelus kepala istrinya kemudian pergi dari sana.
Farah yang sudah berada dikantor polisi segera menelpon sang ibu agar datang kekantor polisi untuk membelanya, minimal ibunya harus bicara dengan Fatan, agar dia bisa keluar dia
dari sini.
" Hallo, kenapa nak??". Tanya Kasih dari seberang telpon.
Dia cukup khawatir karena anak perempuannya itu menelpon lebih dari 5 kali, tadi dia tidak membawa handphonenya saat pergi berbelanja kedepan jadi tidak tahu anaknya menghubungi dirinya.
"Bu, aku ada dikantor polisi, Fatan serius melaporkan aku ke polisi". Rengeknya manja kepada sang ibu.
Dia yakin ibunya akan membuatnya bebas dari sini tanpa banyak drama nanti apalagi adiknya itu begitu patuh kepada ibunya.
"Apa??, kok bisa, ibu kesana sekarang, kurang ajar anak itu, kenapa bisa melakukan hal itu pada kakaknya, akan ibu beri pelajaran dia".
"Iya bu, aku tunggu yah".
Kasih yang selesai memutuskan telponnya itu menggenggamnya erat, dia tidak menyangka anak lelaki satu-satunya itu malah memasukkan kakaknya ke penjara karena uang.
" Aku yakin, istrinya itu yang telah menghasut anakku untuk berbuat seperti itu kepada kakaknya, akan kuberi perempuan sialan itu pelajaran jika sampai terbukti dia yang menghasut Fatan ".
Farah menyeringai, ibunya terdengar sangat marah dan juga panik, dia yakin ibunya akan membuat perhitungan pada adiknya setelah ini
"Bagaimana apa kata ibu??". Tanya Pras dengan khawatir.
Dia sudah menyiapkan semua tabungan mereka didalam rekeningnya, jika Fatan ingin mengganti uang itu, dia akan memberinya sekarang, dia tidak mungkin membiarkan istrinya berada dalam penjara seperti ini.
"Ibu akan datang mas, tunggu saja".
Setelah Fatan dari supplier, dia akhirnya datang ke kantor polisi untuk memenuhi panggilan terkait laporannya, dia melangkah dengan tegap, bisa dia lihat ibu dan kakaknya menatapnya dengan penuh amarah.
Plak.. Tamparan keras diterimanya begitu mendekati ibunya.
"Dasar anak kurang ajar, apa yang kau lakukan pada kakakmu, kenapa kau memasukkannya ke penjara". Kasih langsung murka begitu melihat anak lelakinya itu.
Fatan hany menatap datar sang ibu, hatinya sakit karena ibunya malah mempermalukan dirinya dihadapan banyak orang seperti ini.
"Bagimana pak, apa mereka sudah bisa mengembalikan uang saya?, saya sudah memberikan rincian selisih dan semua yang telah diambil oleh ibu Farah".
Ucapnya meninggalkan sang ibu yang mematung karena dilewati begitu saja oleh sang anak tanpa kata.
"Belum pak, katanya mereka menunggu anda, mereka tidak mau mengeluarkan uang itu sesuai keinginan anda".
"Baiklah kalau seperti itu tolong proses saja secara pidana yah pak, tadinya saya berharap mereka mengembalikan semuanya tapi ternyata tidak, yah silahkan saja proses".
Mata ketiga orang itu melotot mendengar perkataan Fatan, mereka tidak menyangka Fatan serius dengan semua ini.
"Fatan hentikan ibu bilang, apa kamu tidak punya otak dan empati, dia kakakmu, kenapa kau lakukan ini padanya??". Teriak Sang ibu kembali ingin melayangkan tamparan.
"Ganti uangku atau masuk penjara". Ucap Fatan dengan dingin.
sekarang sudah tau kan tindak tanduk kakak & ibumu... kasih ketegasan dong fatan. jangan menyudutkan rossa apalagi rani sering sekali di bully oleh keponakanmu... jangan buat mereka makin tertindas harusnya kamu bisa melindunginya...