Manusia antarbintang : "Uhhh, dia sangat menggemaskan. Tuan! bolehkah aku mencubit pipi gembul nya?
Monster dan mutan : "SEMUANYA LARI! DIA AKAN MEMAKAN KITA ...."
Bonbon : "Mamam Cana, mamam cini, mamam mana-mana ...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WIZARD_WIND26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin menemui anak-anak Calamitas
Pipi tembem tergencet ke kaca jendela, semantara sepasang iris sebiru langit menatap penasaran, plus takjub pada pemandangan diluar.
Terlihat diudara beberapa kapal perang hilir mudik mengangkut berbagai barang serta manusia. Bonbon menyaksikan semuanya, dia juga ingin bermain disana! Tapi ....
"Napa Ndak panac manuca, ya? Bonbon lual bental, hampil jadi lumput bakal. Pada'al cana manak manteman manuca. LIAT! ADA KICIL JUGA ... WOAHHHH ...."
Baru kali ini Bonbon melihat manusia yang memiliki ukuran lebih kecil, berbeda dari orang-orang dimarkas ataupun Belian.
"Bica Ndak, ya! Bonbon main macama manuca kicil na. WOAHHHH ... ADA LAGI. Catu, lua, tiga ... WOAHHH MANAAAAAKKK ....'
'Prok prok prok'
Bertepuk tangan senang, sikecil bahkan melompat-lompat didepan jendela dan pipi bakpao itu makin ditekan pada kaca. Dia ingin keluar, tapi panas matahari tidak bersahabat dengannya.
"Itu namanya anak-anak. Seperti Bonbon," ucap Prizil dari belakang, sambil mengusap surai lembut si kecil.
"Nak-anak? Macam Bonbon? Ndak lah! Bonbon na lumput, bukan manuca. Tluc Bonbon tigi lagi dali mleka." Dengan dada membusung, si kecil berucap sebelum melihat keluar lagi.
Sementara Prizil dibelakang! menatap bayi yang hanya setinggi lututnya saja ... dia memang mempunyai rasa percaya diri, batin Prizil menggeleng pelan.
"Ya, Bonbon lebih besar dari mereka." Prizil tersenyum kemudian mencubit sedikit pipi gembul si kecil.
"Mnn! Bonbon Ndak nak-anak lagi. Bonbon dah becal cama cepelti Belian. Bental lagi, Bonbon bica bawa blum blum. Pijil! Becok kalau Bonbon dah puna blum blum na, Bonbon bawa pijil balkang (di belakang), ya! Cepelti Belian bawa Bonbon na. Tapi pijil Ndak depan, tapi balkang."
Butuh beberapa saat bagi Prizil memahami apa yang dikatakan Bonbon, hingga akhirnya dia paham ... dan sang mayor pun terkekeh.
"Ya. Aku akan menantikan dimana Bonbon membawa motor dan membonceng ku, dibelakang," ujar Prizil dan segera kepala dengan rambut biru mengagguk puas.
Kembali melihat kapal perang hitam, dengan tiga moncong besar meriam di bagian paling depan! Mata Bonbon kembali fokus pada benda yang tidak bisa dimakan itu, sampai sang kapal perang mendarat diatas pasir hingga membuat pasir beterbangan kesana kemari. Tatapan Bonbon tidak bergerak sedikitpun.
"Macam enak. Tapi Ndak enak ... slurppp," gumam sikecil dengan air liur menetes disudut bibir, sebelum diseka dengan tangan.
"Kapal perang luar angkasa tidak bisa dimakan. Kalau Bonbon lapar, kantin akan menyiapkan makanan untuk mu." Prizil masih mempertahankan senyumnya. Mata jingga wanita itu asik melihat Bonbon, tanpa ada niat untuk melihat keramaian diluar.
"Umm, Bonbon tau. Kalau Bonbon mamam telbang telbang na, Bonbon Ndak bica lagi jadi lumput. Itu Belian na kata." Bibir Bonbon mengerucut lucu dan dagunya tertekuk. Dia akan merasakan benda terbang itu suatu hari nanti.
"Bonbon kecil! Sedang melihat apa?" tanya sebuah suara langsung memeluk Bonbon dari belakang.
"Ughh ... kakak cantik ini sangat merindukan Bonbon. Ah! Isi daya dahulu ...." Membenamkan kepala di bahu Bonbon, Viola menghirup dalam aroma sikecil yang sangat menenangkan.
Jika kalian tau aroma setelah hujan, petrichor, itulah aroma tubuh yang dikeluarkan Bonbon ... yang membuat orang betah lama-lama memeluk bayi rumput ini.
"Viloa! Janan peluk lagi. panac Bonbon na!" si kecil protes tapi Viola seolah tuli dan terus mendekap bocah itu. Hingga ... Prizil yang tidak tahan melihat kelakuan Viola, akhirnya menarik pakaian belakangnya dan menjauhkan viola dari Bonbon.
"Ayolah, mayor. Jangan pisahkan aku dari separuh hidupku!" seru Viola dramatis, namun sesaat kemudian langsung terdiam dibawah tatapan datar Prizil.
"Aku tidak akan mengganggu Bonbon lagi, janji. Hanya dekat saja," ucap Viola sambil mengangkat sebelah tangan.
Pelan-pelan wanita itu berjalan jongkok mendekati Bonbon, dibawah pengawasan sang mayor. Dan setelah benar-benar berada dibelakang si bayi, barulah Viola menatap keluar ... melihat kerumunan orang-orang baik yang dewasa maupun anak-anak, keluar dari kabin kapal perang pengangkut.
"Hahhh ... akhirnya ada planet yang aman untuk penghuni bintang Calamitas," ujar Viola mendesah lega sambil mencolek pipi tembam Bonbon.
"Lihat disana, Bonbon! Dia seumuran denganmu," lanjutnya sambil menunjuk bayi yang digendong oleh seorang wanita berbadan kurus dan lusuh.
Berbalik, alis Bonbon mengerut menatap Viola.
"Itu nak-anak nama na viloa," ucapnya dan viola mengagguk.
"Ya, sama seperti Bonbon, kan?"
Kali ini Bonbon sudah menatap kasihan pada si wanita, "viloa. Bonbon na Ndak nak-anak. Bonbon dah becal. Cama cepelti Belian, dep, malko, pitinuc juga ...."
Mata Viola berkedip bingung, lalu tanpa sadar melihat setiap bagian tubuh si kecil. Kaki pendek, perut buncit, tangan gembul, pipi chubby, mata bulat polos, dan leher yang tidak kelihatan. Dimana letak dewasanya bayi ini!?
"Ya, kan, Pijil. Bonbon na dah becal, bental lagi bica bawa blum blum macama kita." Menatap Prizil meminta pembelaan dan saat wanita itu mengagguk, senyuman lebar tersaji dibibir Bonbon.
"Hahh ... mayor terlalu memanjakanmu. Kamu itu masih ...."
Saat Viola hendak mengatakan kalau Bonbon masih "bayi" bahunya telah ditepuk dari belakang oleh sang mayor.
"Jangan merusak suasana," ucap Prizil dalam, dan lagi, Viola hanya bisa bungkam sebelum kembali melihat pemandangan diluar.
Ada tangis dan air mata yang menyelimuti permukaan gurun Sahara saat ini. Menatap pasir yang membentang luas serta bebatuan hitam diatasnya! Semua orang bisa merasakan harapan untuk hidup, saat tidak merasakan bahaya yang mengancam lagi.
Dengan penampilan lusuh dan kurus, anak-anak saling berpegangan pada orang tua masing-masing, sambil menatap kiri-kanan tampak waspada.
Tubuh mereka yang seperti tulang dibalut daging, benar-benar tampak menyedihkan. Tidak ada gelombang bahagia di sepasang manik keruh itu, yang tersisa hanya rasa was-was tinggi ... takut kalau monster dan mutan tiba-tiba muncul dibalik pasir.
"Mereka sangat berbeda dengan Bonbon," gumam Viola kembali menghela nafas, melihat kesengsaraan di wajah anak-anak diluar sana. Tidak lucu dan menggemaskan seperti bayi kecil mereka. Padahal umur Bonbon diperkirakan sama seperti bayi-bayi itu!
"Hal yang wajar jika kamu terlahir dibintang berbahaya sperti Calamitas. Mereka setiap hari harus menghadapi Monster serta mutan, tidak ada hari untuk bersenang-senang." Prizil menjawab dari belakang, kemudian mengulurkan tangan kembali mengelus surai si kecil.
"Sekarang, berkat dia, harapan kembali muncul pada orang-orang tak berdaya ini."
Prizil berterimakasih pada Bonbon didalam hati. Berkat dia, orang-orang di planet bintang Calamitas lainnya memiliki tempat tinggal yang jauh lebih aman.
Ya, meskipun Bonbon melakukan itu secara tidak langsung.
"Mengapa tidak mengirim Bonbon ke planet lainnya, untuk membersihkan monster dan mutan ... ADUH!!"
Viola yang berbicara tanpa filter, mendapat pukulan hangat dari Prizil yang sedari tadi menahan amarah melihatnya.
"Katakan sekali lagi, dan aku pastikan kalau kamu lah yang berada di planet yang penuh dengan mutan serta monster. Bukan Bonbon."
Berucap penuh amarah, Viola segera bersujud memohon ampun pada Prizil.
"Tuh lah viloa na. Buat pijil malah lagi, kan kena mpuk pala na." Bonbon yang tidak mengerti mengapa Viola dimarahi, tetap memprovokasi sambil menggelengkan kepala. Lalu suara berdecak "ck ck ck ...." keluar dari mulut kecil yang mengerucut lucu.
Ingin rasanya Viola memakan mulut yang terlihat kenyal itu sekarang juga.
"Apakah Bonbon ingin keluar?" tanya Prizil memecah niat jahat Viola.
Menatap keluar jendela lalu pada sang mayor lagi, "pijil lual na panac. Nanti blubah Bonbon na jadi lumput bakal, Ndak tampan lagi Bonbon pac temu Mama."
Bonbon mengatakan ini dengan pipi yang menggembung. Dia ingin keluar dan berkenalan dengan manusia-manusia kecil diluar sana, tapi ... "matahali jaat! Bica Ndak Janan kacih panac badan Bonbon. Ndak kacian cama lumput kah?" dumel sang rumput, yang pernah hampir mati dibawah sinar matahari.
"Kalau menggunakan penghalang surya, kita tidak akan kepanasan," ucap Prizil mengacak-acak surai lembut Bonbon.
"Pe-pe-pe ... apa tadi nama na? Pelanan culya? Apa tuh!?" Dengan tangan masih memegang jendela, Bonbon mendongak menatap Prizil dibelakang.
'Mengapa bayi ini sangat menggemaskan?' Itulah batin Prizil, yang terus-menerus diuji agara tidak kelepasan seperti Viola.
"Penghalang surya. Intinya, Bonbon dipayungi agar terhindar dari sinar matahari."
Sekali lagi Bonbon mengenal kosakata baru, "apa tuh payun? bica mamam matahali atac Cana kah?" tanya nya, seketika membuat sang mayor memiliki senyum beku. Semantara Viola disamping, tertawa sambil memegang perut.
"Sudah jangan dipikirkan. Yang penting, Bonbon tidak akan kepanasan saat keluar nanti," lanjut Prizil langsung menggendong Bonbon, tidak ingin mendengar pertanyaan dari bayi itu lagi.
Sesaat kemudian ....
Bonbon menatap berbinar pada alat aneh yang selalu mengikutinya kemanapun. Berjalan dua langkah kekanan, alat tipis yang melayang diatas sana juga akan ikut. Begitupun kalau si kecil melangkah kekiri! Intinya, Bonbon tidak terkena langsung sengatan matahari ... kemanapun dia pergi.
"WOAHHH ... PELALAN CULYA NA EBAT! BICA TUTUP BONBON NA DALI MATAHALI KAT ATAC ...." Bonbon berlonjak senang sambil bertepuk tangan, dan orang-orang disekitar asik menyaksikan pipi tumpah berayun lucu.
Itu adalah inovasi terbaru peningkatan dari alat bumi kuno dahulu, payung.
Jika di bumi payung melengkung dan terdapat gagang untuk memegangnya! Maka sekarang, benda penangkal panas dan hujan ini sudah ditingkatkan ke kelas yang lebih tinggi.
Dimana, payung dibuat dari teknologi butiran nano yang bisa melayang diudara. Nano nano kecil yang tersusun rapat, menyerap cahaya dan tetesan air hujan sebagai sumber tenaga.
Dengan ditambahkan sistem AI pelacak dan pemindai! Maka payung versi canggih ini, akan mengenali orang dibawah dan terus mengikutinya kemanapun sebelum dinonaktifkan.
Dan, ya! Payung versi terbaru, memang cocok untuk rumput kecil yang tidak bisa terkena panas seperti Bonbon.
Tepat saat Bonbon telah keluar dari gerbang markas! Sikecil menatap kebelakang, pada tempat tinggalnya yang baru dibangun beberapa hari ini.
"Woahhh ... luma Belian cama manteman manuca na becal, ya! Tigiiii lagi," ujar Bonbon kagum pada gedung bertingkat berwarna hitam didepan.
Markas utama batalion lima sudah didirikan di planet Sahara hanya dalam waktu tiga hari saja.
Berkat robot-robot pembangunan! Konstruksi yang seharunya menghabiskan waktu bertahun-tahun, sekarang dipersingkat hanya dalam hitungan hari. Meskipun begitu, bangunan yang dibuat lebih kokoh, dengan keamanan super canggih yang bisa melindungi dari serangan mutan dan Monster tingkat sedang.
"Tapi Ndak ada ail na. Ndak ada kolam becal buat blenang! Jadi, Ndak baguc lumah na," komentar sang rumput biru, yang biasa hidup ditepi sungai dengan air jernih.
Meskipun besar dan tinggi, kalau tidak ada kolam maupun sungai, tempat itu tidak akan membuat si bayi rumput iri.
Prizil dan Viola yang menemani sikecil di kiri dan kanan, hanya terkekeh mendengar ucapan Bonbon.
"Ayo, kita ketempat penampungan sementara. Belian dan yang lain ada disana sekarang," ucap Prizil dengan sebelah tangan digenggam oleh jari-jari pendek dan berisi.
"Mnn ... kalau ada manuca baik cama Bonbon nanti, tluc Ndak mamam lumput! Bonbon bica manteman cama mleka." Bonbon mengagguk sambil melayangkan tatapan tajam kedepan. Berusaha tampak garang, agar manusia takut dan tidak memiliki niat memakan rumput.
"Jangan seperti itu Bonbon kecil! Nanti kamu benar-benar dimakan oleh semua orang." Viola memperingati Bonbon. Hey! Alis bertaut dengan pipi menggembung ... itu sangat lucu. Viola yakin! Bukannya takut, orang-orang malah ingin memasukkannya dalam karung nanti.
Berjalan bertiga dengan posisi Bonbon ditengah-tengah! Para prajurit yang hilir mudik berpatroli ataupun melakukan latihan, menyapa Bonbon dijalan sambil memberi sedikit cemilan pada bayi itu.
Hanya dalam waktu singkat, dua tangan Bonbon sudah terisi makanan begitupun ruang penyimpanan milik Viola.
Tapi ... karena Bonbon memutuskan untuk berjalan kaki dan menolak digendong oleh Prizil! Butuh 2 jam hanya untuk menempuh jarak 800 meter, ke tempat terdekat tenda pengungsian sementara dibangun.
"Bonbon haluc kuat. Bonbon dah becal cepelti Belian na," gumam si bayi keras kepala, yang sepanjang jalan sering berhenti, karena lelah berjalan dengan dua kali pendek.
"Apakah Bonbon yakin tidak ingin digendong?" tanya Prizil langsung dijawab gelengan cepat oleh Bonbon.
"Ndak. Bonbon macih kuat ...."
Menatap kedepan pada kejauhan, dimana para manusia berkumpul. Dari jendela lantai atas markas, tempat itu seperti sangat dekat. Tapi, setelah berjalan diatas pasir ... bukan saja dekat, Bonbon merasa kalau dia tidak akan sampai disana hingga malam menjelma.
Namun sesaat kemudian, suara 'pofff' samar terdengar, seiring dengan sleepsuit jerapah yang jatuh keatas pasir.
Cepat-cepat Prizil memungut sleepsuit itu bersamaan dengan rumput kecil yang menyembul dari balik kain, sebelum ada yang melihat.
"Kita pulang sekarang. Besok saja Bonbon bertemu anak-anak Calamitas." Prizil berucap dengan nada lembut, sambil mengusap permukaan daun yang tampak layu dan berwarna biru pucat.
Sementara Bonbon, yang masih tidak percaya kalau dia telah berubah menjadi rumput lagi! menatap daun-daun kecilnya yang layu, sebelum menggulung didalam jubah Prizil.
"Tuh lah. Puna kaki pendek Ndak enak. Pulang Belian nanti, Bonbon minta lah kaki na. Tukal bental kita," gumam si rumput menyalahkan kakinya, karena tidak bisa berjalan cepat seperti Belian dan yang lain.
Prizil hanya menggeleng pelan. Bayi ini terlalu nakal dan keras kepala. Bukannya menerima bantuan! Dia bersikeras ingin berjalan diatas pasir, dengan dua kaki yang belum tumbuh. Dan sekarang, Bonbon punya rencana menukar kakinya sendiri dengan sang komandan? Pemecahan masalah macam apa itu!?
to be Continue
Maaf kemaren nggk up. Author lembur beberapa hari ini di salon, lagi rame-rame nya.
tapi, terus ikuti cerita author ya 🥹🙏
Jangan lupa tinggalkan ulasan dan komentar. bantu like, subscribe dan tekan bintangnya 🫶
Babay.
Free pict :
Bon to the bon (Bonbon)
.
Jejak-kaki 👣👣👣
minta upnya double dong Thor
kangen setelah mao-mao, bon-bon adalah penyemangat ku buka noveltoon ini khusus buat bon bon
😄😄😄