Supaya tidak bingung, alangkah baiknya membaca The Mafia Bride 1.
Siena gadis berusia 20 tahun harus merelakan suaminya untuk wanita lain dan takdir mempertemukannya dengan Kenzi. Seorang pria dingin dan kejam membawa Siena ke dalam hidupnya. Perjalanan panjang, lika liku kehidupan dan bayang bayang kematian mengiringi perjalanan hidupnya. Hingga takdir memisahkannya dari Kenzi dan kedua putranya.
Dapatkah mereka bersatu kembali menjadi keluarga yang utuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reborn
Bukan hanya sekali Siena di khianati orang yang di cintai. Tapi apa yang Kenzi berikan lebih sakit apa yang sudah Reegan lakukan dulu. Wanita itu tidak mau terpuruk lebih dalam dalam kedukaan. Ia masih bisa bertahan demi anak anaknya.
Setelah Jiro berangkat bekerja, sementara Angela pergi ke sekolah. Siena pun meninggalkan rumah menuju rumah Adelfo yang masih tersisa puing puingnya saja. Ia masih ingat ruang bawah tanah tempat persenjataan yang Adelfo simpan.
Tak lama ia sampai di depan puing puing rumah Adelfo. Hanya dengan menggunakan alat seadanya, Siena menyingkirkan puing puing yang menghalangi jalan menuju ruang bawah tanah. lebih satu jam, usaha Siena membuahkan hasil. Ia menemukan jalan menuju tanah bawah. Wanita itu segera masuk ke dalam bawah tanah, menyusuri lorong bawah tanah.
"Aku masih ingat, Adelfo pernah menunjukkan tempa ia sembunyikan berbagai senjata di ruangan ini," gumam Siena.
"Ini dia.." Siena jongkok lalu membersihkan debu di atas kotak yang berukuran sangat besar. Siena tersenyum mengingat wajah Adelfo. "Kau pria baik, rela mengorbankan nyawamu demi aku dan Angela."
Terkadang seseorang yang hadir dalam hidup, meski sepintas lalu bisa memberikan kesan mendalam dari pada dia yang hadir menemani setiap hari.
Perlahan Siena membuka kotak itu, lalu mengeluarkan semua senjata api di dalam kotak. Ia mengambil salah satu dari sekian senjata api yang ada.
Senjata api laras pendek Sig P229 (sidearms). Dengan amunisi kalibet 9x19mm dan.357 SIG.
Kemudian Siena memilih senjata lainnya yang lebih besar ukurannya dan memuat banyak peluru. Jenis senjata Beretta 92(m9)
"Aku jadikan tempat ini sebagai markasku, supaya anak anakku tidak tahu apa yang aku kerjakan," gumam Siena menatap senjata api di tangannya. Kemudian ia kembali menyimpan semua senjatanya di dalam kotak.
"Mereka telah menghancurkan hidupku, memporak porandakan keluarga kecilku, Ibu, Ayah, Yeng Chen, Akira, Adelfo." Siena berdiri lalu duduk di kursi.
Yang lebih menyakitkan, mereka telah mengambil masa depan putranya, Ryu telah kehilangan kakinya. Siena memutuskan untuk membalaskan dendamnya pada mereka, tapi dengan caranya sendiri. Cara halus dan mematikan.
"Kali ini, kalian tidak bisa merenggut apapun dari hidupku dan keluargaku. Dan kau Kenzi, mulai saat ini. Aku telah menganggap kau telah mati. Mungkin aku bisa memaafkanmu, tapi tidak untuk kembali padamu."
Siena menghela napas dalam dalam melepaskan beban dalam pikirannya. Ia bangkit dari duduknya, lalu menyelipkan senjata api di balik bajunya.
"Tua bukan ukuran, biar sudah tua aku sanggup melenyapkan kalian semua. Itu janjiku."
Siena tertawa menyeringai, dulu ia gadis polos, baik dan penakut. Berubah menjadi wanita pemberani setelah mengenal Kenzi. Namun ia lemah karena cintanya terhadap Kenzi dan Keluarga kecil yang berusaha ia lindungi. Kini tidak lagi. Siena yang dulu bukan lah wanita yang sekarang tengah berdiri dengan wajah menakutkan.
"Tunggu pembalasanku." Siena melangkahkan kakinya keluar dari ruangan bawah tanah. Namun, betapa terkejutnya ia, saat melihat seorang wanita tengah duduk menundukkan kepala sembari menangis.
"Zoya? itukah kau Nak?" ucap Siena pelan, perlahan ia berjalan mendekati wanita itu.
"Zoya.."
Merasa namanya di panggil, Zoya tengadahkan wajahnya menatap Siena. Awalnya ia terkejut, namun setelah ia menelisik wajah Siena cukup lama. Perlahan ia berdiri, tangannya terulur, dengan air mata yang terus mengalir saling memburu.
"Ta, taa, tante?" ucapnya Kelu.
Siena menganggukkan kepala, kedua tangan ia rentangkan menyambut tubuh Zoya yang berlari menubruknya
"Tante!" pekik Zoya langsung menangis di dada Siena.
"Sayang, akhirnya Tuhan mempertemukan kita di sini." Siena memejamkan mata, air matanya merembes mengelus rambut Zoya dengan sayang.
"Aku pikir Tante sudah tidak ada lagi, aku pikir semua meninggalkan aku dengan Ryu."
"Ryu?" Siena melepaskan pelukannya, menatap wajah Zoya.
Zoya menganggukkan kepalanya, lalu menceritakan semuanya, kini Ryu sudah menjadi Dokter dan memiliki rumah sakit sendiri. Tapi meski begitu, Ryu tetap menjalankan tugasnya sebagai Dokter membantu Dokter lainnya.
"Ibu bahagia mendengarnya, kalian memang anak anak Ibu yang hebat," puji Siena bangga menatap kedua mata Zoya.
"Bagaimana dengan yang lain Bu?" tanya Zoya.
Siena tersenyum, ia mengatakan pada Zoya kalau Jiro sudah di temukan dan ada bersamanga, hanya saja Miko tidak selamat. Gadis itu meninggalkan semuanya dalam ke adaan sakit.
"Bagaimana dengan Om?" tanya Zoya lagi.
Siena menundukkan kepalanya, lalu tersenyum getir. "Dia tidak selamat, Kenzi sudah mati."
"Ya Tuhan.." Zoya menggelengkan kepanya, lalu kembali memeluk Siena.
"Sudahlah, mereka yang mati. Biarkan saja, kita tetap harus melanjutkan hidup." Siena melepaskan pelukannya.
"Kita temui Ryu, Bu. Dia pasti bahagia."
Siena menganggukkan kepalanya. "Ayo sayang."
Kemudian mereka berdua meninggalkan tempat itu menuju rumah sakit tempat Ryu berada.
aq slah dtu reders yg hoby membca novel tentang mafia tpi kli ini aq bru menemuka kisah mafia yg tak pernah membosankan untuk di bca krna alur dan crtanya sngat bgus dan ke'ren.. smgantt dan trus brkarya author ku syank ummaccc😘