Matahari terbenam, memeluk kegelapan. Tepian laut berbisik dengan kencang. Angin malam yang hangat sangat menusuk hingga ke tulang.
Zoya dan Arga dijebak seseorang sehingga mereka harus dinikahkan paksa oleh warga desa. Karena pernikahan itu, Zoya dibenci keluarganya. Suaminya yang masih berstatus pelajar pun sangat membencinya.
Bagaimana kisah Zoya di masa remajanya yang harus nikah muda?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Kembali Ke Sekolah
Arya dimakamkan di pemakaman keluarga Alan. Orang tua Alan kaget saat mengetahui Arga mempunyai saudara kembar. Mereka marah karena Talia membawanya pergi untuk tinggal bersamanya.
Talia kali ini tidak tinggal diam. Cukup sudah baginya selalu ditekan. Talia sudah mengorbankan kebahagiaannya, meninggalkan suaminya dan Arga selama 18 tahun.
Di hadapan keluarga besar Alan, Talia cerita semuanya. Di malam Talia melahirkan, mama mertuanya membayar perawat untuk menyembunyikan Arga. Beliau juga mengancam akan membunuh Arga jika Talia tidak menandatangani surat perceraian.
Mama mertua Talia membela diri. Dia bersikeras semua itu hanyalah karangan Talia. Talia meninggalkan Alan karena ketahuan selingkuh dengan Dani sahabat Alan.
Semua keluarga besar Alan dan juga Alan sendiri menatap ke arah Talia. Alan meminta penjelasan kepada Talia. Talia membantah semua tuduhan itu. Mama mertua Talia tertawa karena Talia tidak bisa membuktikan semua tuduhannya.
Dan di saat itu, Dani sahabat Alan tiba di pemakaman. Dani tidak sendiri. Dani datang bersama perawat dan juga kepala perawat yang saat itu menjaga kamar bayi di rumah sakit Arya dan Arga dilahirkan.
Kepala perawat membawa rekaman CCTV kamar bayi di mana saat itu mama mertua Talia membagikan sejumlah uang kepada kepala perawat dan perawat-perawat yang lain. Dia ingin Arga disembunyikan jangan sampai Talia menemuinya.
Dan untung di saat itu, teman Dani yang bekerja sebagai perawat di sana memberitahu dengan cepat sehingga Arya bisa dikeluarkan dari ruangan bayi. Tanpa Arya, entah bagaimana keadaan Talia. Talia pasti kehilangan semangat hidup.
Dani juga bersumpah, Dani dan Talia tidak pernah ada hubungan spesial selain sahabat. Dani juga tidak pernah lagi bertemu dengan Talia. Talia memutuskan kontak dan pergi meninggalkan kota Dora Jaya.
Papa mertua dan keluarga besar Dani sekali lagi minta kejujuran dari mama mertua Talia. Apakah benar yang dikatakan Talia dan Dani. Dia mengambil Arga dan memaksa Talia berpisah dengan Alan. Mama Alan terjepit, dia terus didesak. Akhirnya dia mengakui semua perbuatannya.
Seluruh keluarga besar Alan tidak pernah menyangka mama Alan begitu tega terhadap cucu dan menantunya. Papa Alan meminta maaf kepada Talia. Mama Alan dengan perasaan dongkol meninggalkan pemakaman tanpa meminta maaf kepada Talia, Alan, suami dan keluarga besarnya.
🌑 Beberapa bulan kemudian.
Setelah menjalani operasi, Arga dan Zoya berangsur-angsur pulih. Arga dan Zoya sama-sama mengalami amnesia. Arga dan Zoya tidak saling mengenal. Mereka seperti orang asing yang ingin selalu menjauh.
Arga mengalami kelumpuhan. Arga dibawa Alan dan Talia ke luar negeri untuk berobat.
Sedangkan Zoya, tinggal bersama keluarganya. Okan dan Zeki ingin Zoya tinggal bersama mereka.
Ilma dan Elika sangat keberatan jika Zoya tinggal bersama mereka. Terlebih lagi Elika, dia tidak ingin semua kasih sayang yang selama ini dia dapatkan dibagi dengan Zoya. Papa dan kakaknya mulai memberikan perhatian lebih kepada Zoya.
Zoya menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Dan hari ini hari pertama Zoya sekolah setelah terjadinya kecelakaan. Zoya merasa asing. Zoya diantar Zeki ke sekolah.
Zeki mengantar Zoya ke kelas. Zeki memberitahu kondisi Zoya yang saat ini mengalami amnesia. Zeki minta bantuan teman-temannya untuk membantu ingatan Zoya.
"Maaf Kak mau nanya. Bukannya Kakak ini Kakaknya Elika ya?" tanya Dinar.
"Sebenarnya, Zoya adalah adik kandung Kak Zeki tapi Zoya lama tinggal di desa. Maklumlah, namanya juga lama gak ketemu, Zoya masih asing sama keluarganya," jawab Zeki.
Elika menghempas tasnya ke atas meja. Semua pandangan tertuju padanya. Elika dengan malasnya duduk di kursi sambil memainkan ponselnya.
Zeki memaklumi perubahan sikap dari Elika. Zeki menitipkan Zoya kepada teman-temannya.
"Eli, Zoya udah sembuh ya?" tanya Irma.
"Halah, dia gak sakit. Cuman cari perhatian aja!" Elika sinis menatap Zoya.
Daniyal, Raisa, Dinar dan beberapa teman memperkenalkan diri. Mereka akan membantu Zoya untuk mengembalikan ingatannya. Zoya merasa terharu. Daniyal memberikan fotocopyan beberapa pelajaran yang sudah dia salin sebelumnya untuk membantu Zoya mengejar ketinggalannya.
Elika semakin membenci Zoya. Jangankan teman satu kelasnya, guru-guru pengajar juga datang ke kelas mereka hanya untuk melihat keadaan Zoya.
Apa sih bagusnya Zoya, apa karena dia peringkat pertama di kelas jadi mendapatkan perhatian lebih, lihat aja. Lu gak akan betah sekolah di sini! Maki Elika dalam hati.
Bel sekolah berbunyi. Semua siswa dan siswi berbaris di halaman sekolah karena akan diadakan apel bendera setiap hari senin. Zoya memilih tinggal di dalam kelas karena Zoya masih belum kuat berdiri dan kaki kanannya masih terpasang gips.
Zoya mengambil satu fotocopyan mata pelajaran matematika. Zoya membaca dan mempelajarinya. Semua dicatat Daniyal dengan rapi. Zoya mencoba mengerjakan soal latihan.
Ponsel Zoya berbunyi. Zoya mendapatkan pesan dari Zeki. Tadi pagi Zeki membeli roti untuk Zoya dan dia titipkan kepada Elika. Roti itu terakhir kali Zeki lihat ada di atas meja Elika. Dalam plastik warna putih.
Zoya melihat ke sebelah kanannya. Meja Zoya dan Elika lumayan jauh. Zoya ada di sebelah kiri ujung sedangkan meja Elika ada di paling depan sebelah kanan dekat pintu kelas.
Zoya perlahan berdiri. Zoya mengambil kedua tongkatnya dan ketika Zoya berdiri tiba-tiba saja kakinya kram. Zoya menjerit menahan rasa sakit. Zoya duduk kembali ke kursinya.
"Haduh kakiku sakit. Seseorang tolong aku," lirih Zoya.
Dan di depan pintu kelas terdengar suara ketukan. Zoya melihat ke arah pintu tapi tidak ada seorangpun. Zoya menyalahkan pendengarannya. Zoya berniat menaruh tongkatnya ke dinding dan tiba-tiba saja seseorang duduk di depannya.
"AAAAAAAAAA!" Zoya berteriak kaget.
"Maaf, bikin kamu kaget ya. Ini tadi aku ambil di meja Elika. Kamu belum sarapan kan?"
"Hmmm, apa kita pernah bertemu?" Zoya terasa familiar dengan cowok yang duduk di depannya. Tapi Zoya sama sekali tidak bisa mengingatnya.
"Sudahlah, waktuku tidak banyak. Aku harus kembali. Kamu sarapan dulu," Cowok itu mengeluarkan roti dan juga susu dari dalam plastik.
Tongkat Zoya terjatuh. Zoya perlahan menunduk dan mengambil tongkatnya. Zoya kemudian menaruhnya di samping kursinya. Zoya menoleh ke arah depan. Cowok itu sudah pergi dan langkahnya sama sekali tidak terdengar Zoya.
"Siapapun kamu, terima kasih ya. Kamu datang di saat yang tepat," ucap Zoya.
Upacara telah selesai. Satu persatu teman-teman sekelas Zoya memasuki kelas. Dinar, Raisa dan Daniyal menghampiri Zoya. Mereka sempat ke kantin sekolah dan membeli beberapa cemilan dan kue untuk Zoya.
Elika melirik ke arah Zoya. Elika melihat di atas meja Zoya ada bungkus roti dan susu yang dititipkan Zeki kepadanya. Elika ingin membuat masalah dengan Zoya. Elika pura-pura memeriksa tas ranselnya, kolong mejanya dan semua itu menarik perhatian teman satu kelasnya.
"Eli, ngapain lu?" tanya Rian.
"Roti ama susu gue hilang. Barusan ada di atas meja," Elika masih sibuk mencari.
"Nah itu dia! Zoya lu ngambil roti gue!" Teriak Elika.
"Gak. Ini roti dibeliin Kak Zeki yang dititipin ke lu," jawab Zoya.
"Jangan asal fitnah lu!" Daniyal membela Zoya.
"Itu roti dan susu gue. Zoya, kenapa sih lu, semua punya gue, lu ambil!" Elika menghampiri meja Zoya.
Zoya memberikan ponselnya kepada Daniyal. Daniyal membaca chat pribadi Zoya dengan Zeki. Daniyal screen shot bukti chat itu dan mengirimnya ke grup chat kelas. Semua yang ada di dalam kelas memeriksa grup.
Raisa yang terpancing emosi, melangkah ke meja Elika. Raisa membuka tas ransel Elika dan ternyata di dalamnya ada roti dan susu.
"Ini apa!" Raisa mengeluarkan roti dan susu Elika ke atas mejanya.
Suasana kelas riuh karena kelakuan Elika. Daniyal sebagai ketua kelas menenangkan teman-temannya.
"Semua sudah tahu kan, Zoya bukan pencuri. Dia mengambil punyanya. Mungkin Elika tidak sengaja salah paham atau mungkin juga Elika sengaja ingin menjatuhkan Zoya di mata kalian," kata Daniyal.
"Zoya! Gue benci lu!" Elika dengan kesalnya keluar dari kelas.
Pak Imam guru matematika, memanggil Elika untuk kembali ke kelas. Pelajaran pun akan segera dimulai. Zoya dan teman-temannya bersiap mengikuti pelajaran.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...