Karena sudah sangat lelah membuat seorang gadis dengan begitu penuh luka pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Dengan keputusasaan gadis tersebut mulai menaiki pembatas jembatan yang begitu tinggi.
"Semuanya sudah berakhir maaf aku tidak bisa bertahan sampai akhir, ayah ibu tunggu aku di sana ya." lirih wanita tersebut sambil menutup matanya dan bersiap untuk lompat.
Namun siapa sangka dia dipertemukan dengan seseorang yang pernah mengisi hati nya dulu dalam keadaan dirinya sudah ingin menyerahkan.
Bagiamana kelanjutannya????
Yukkk ikuti ceritanyaaaa
FOLLOW IG @Lala_Syalala13
FOLLOW FB @Lala Syalala
FOLLOW FN @Lala_Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15_Cemburu
"Abil?" seru Hana terkejut dengan siapa yang memanggilnya tadi.
"Kamu di sini sekarang?" tanya Abil senang bisa bertemu dengan Hana.
"Iya bil aku kerja di sini? Kamu gimana udah jadi dokter dong?" tanya Hana.
Abil adalah salah satu teman Hana waktu dia pindah di pinggiran kota, termasuk teman yang begitu akrab karena Abil selalu menemani diri nya.
Saat sedang asik ngobrol tiba-tiba Gavin datang dengan raut wajah yang sulit di artikan, dia langsung mengajak Hana pulang karena belanjaan nya sudah dia bayar.
"Ayo pulang." ucap nya singkat dengan nada marah dan Hana bisa tahu itu.
"Iya ayo." jawab Hana dengan perasaan sedikit takut karena Gavin tidak pernah berbicara dingin seperti sekarang ini.
"Abil aku pulang dulu ya, kapan-kapan kita ketemu lagi." pamit Hana kemudian pergi dari sana.
"Siapa itu Hana? Apakah aku tidak bisa lebih dari teman seperti yang kamu anggap selama ini." gumam nya pelan dengan melihat Hana yang mulai hilang dari pandangan nya.
Sedangkan saat sampai mobil Gavin tak bicara sama sekali membuat Hana merasa ada yang tidak beres, padahal tadi mereka baik baik saja.
"Ada apa?" tanya Hana saat tak sengaja dia melihat Gavin sedang melihat nya dengan wajah cemberutnya.
"Masih tanya ada apa? Aku tuh lagi marah sama kamu." tutur Gavin membuat Hana meras bingung.
"Marah kenapa? Aku gak ngelakuin apa-apa kok." seru Hana tidak terima jika tiba-tiba Gavin marah kepada nya.
"Tadi siapa?" tanya Gavin sambil menyetir.
Pertanyaan Gavin langsung membuat Hana sadar kenapa Gavin marah kepadanya, tapi dalam hati nya dia meragukan Gavin marah akan hal tersebut.
"Tadi Abil temen aku, dia yang selalu datang saat-saat aku sedih terpuruk, dia udah aku anggap sebagai saudara aku sendiri." ucap Hana tiba-tiba mengatakan tentang Abil.
"Mulai sekarang ada apa Hana, jangn pernah sembunyi kan apapun lagi ya." seru Gavin membuat Hana melihat ke arah Gavin dengan tatapan sayu.
Dari dulu dia ingin sekali ucapan itu yang terdengar dari Gavin tapi dia harus sadar posisi karena Gavin sudah memiliki kekasih, Hana tidak boleh menghancurkan hubungan mereka, biar lah sekarang Hana mengalah untuk kedua kali nya.
"Gavin udah sampai ku turun dulu, lebih baik kamu pulang saja." usir Hana masuk ke apartemen dengan membawa bahan-bahan yang sudah di beli tadi.
Lagi-lagi Gavin hanya bisa menghela nafas nya panjang, begitu susah untuk menaklukkan hati mantan kekasih nya ini, ingin menyerah tapi bagi Gavin laki-laki harus pada pendirian nya tidak boleh menyerah begitu saja.
Sampai di apartemen Hana segera membereskan bahan-bahan tersebut, dia masukkan kedalam kulkas yang awal nya kosong langsung penuh dengan bahan-bahan tersebut.
TES TES
Tanpa permisi air mata jatuh membasahi pipi nya, dia ingin terlihat tegar namun dia juga manusia uang pasti punya rasa lelah dan kesal dalam hati nya.
"Apakah aku harus egois ya tuhan, aku tidak bisa jika harus terus menghindar dari Gavin jika harus bertemu setiap hari seperti ini." gumam Hana di sela-sela tangisan nya.
Di sisi lain Gavin pulang ke mansion utama karena mama Rani tadi menelepon nya dan menyuruhnya untuk pulang ke mansion utama dan menginap di sana.
"Akhirnya pulang juga, kamu tuh ya kenapa kemarin pergi gitu aja padahal Misya udah menyempatkan waktu untuk datang di jadwal nya yang begitu sibuk." seru mama Rani memarahi Gavin setiba nya sang anak di sana.
"Ma bisa gak sih aku memilih calon ku sendiri?" seru Gavin sudah mulai merasa kesal, di sisi lain dia ingin memperjuangkan Hana tapi sang mama seperti terus mendekatkan nya ke Misya ung jelas-jelas tidak Gavin sukai itu.
"Mama tidak akan menyuruh kamu sama Misya kalau kamu bisa bawa calon kamu, mama kasih waktu dua minggu dan kamu harus bawa calon mantu mama datang ke sini." seru mama Rani yang kasihan juga melihat sang anak, tapi ini semua demi kebaikan anak nya sendiri.
"Ok Gavin terima, tapi mama harus janji mama harus terima calon Gavin nanti nya, tidak boleh memandang dari harta atau pekerjaan nya." ucap Gavin entah mengapa dia sedikit ragu jika membawa Hana yang pasti mama nya sudah tahu siapa wanita itu.
"Selama gadis itu benar dan tidak melenceng maka mama akan terima dia." ucap mama Rani.
"Deal." seru Gavin menyetujui kesepakatan tersebut.
"Deal." balas mama Rani.
Ya begitu lah akhirnya kesepakatan anak dan mama nya itu terjadi dan di saksikan oleh papa Galuh dan Giselle di sana yang hanya diam menyaksikan debat tersebut.
.
Senin pun tiba, hari dimana semua orang malas untuk beranjak karen harus kembali ke rutinitas kembali begitu pun dengan Hana, apa lagi dia harus bertemu dengan Gavin.
Kemarin Gavin sama sekali tidak mengganggunya bahkan tak mengirim kabar apapun dan membuat hana merasa kesepian, hati nya begitu kosong tidak ada Gavin dan kemarin di buat Hana tidur saja karena tiba-tiba tubuh nya demam tinggi untung sekarang sudah lebih baik.
"Hana aku kangen banget." seru Fita saat melihat Hana datang.
"Apa sih baru dua hari udah kangen aja." seru Hana dan di balas tawa ringan oleh Fita.
"Iya dong kan kamu ngangenin." seru Fita.
Mereka pun tertawa bersama dengan candaan Fita yang selalu menghidupkan suasana.
"Pak gain sama pak Benny belum datang?" tanya Hana sambil melihat pintu ruangan presdir nya.
"Belum mungkin sebentar lagi." jawab Fita.
Dan benar saja tak lama pintu lift terbuka dan melihat Gavin dan Benny datang, namun ada yang menarik perhatian yaitu di belakang Mereka berdua ada Giselle di sana berjalan mengikuti Gavin.
Saat Giselle keluar dari lift dan berjalan menuju ke ruangan sang kakak tak sengaja dia melihat seseorang yang begitu familiar.
Dia membulat kan mata nya terkejut dengan apa yang dia lihat, Giselle melirik sekilas ke arah Gavin dan Hana secara bergantian.
Sampai di ruangan kakak nya Giselle langsung menggebrak meja dan melihat tajam ke arah sang kakak.
BRAK
"Ada apa sih?" tanya Gavin santai duduk di kursi kebanggaan nya.
"Jelaskan sekarang sama aku kak kenapa kak Hana di sini?" tanya Giselle butuh penjelasan.
"Sama seperti yang kamu tebak, dia sekertaris kakak di sini." jawab Gavin singkat.
"Kak jangan lupa dengan apa yang dia perbuat sama kakak dulu!" tegas Giselle tidak terima atas Hana yang menjadi sekertaris kakak nya.
"Ini kantor ku dan kamu tidak ada kewenangan untuk berkomentar apapun." tegas Gavin tidak ingin agar sang adik membahas lagi soal masa lalu, karena bagi Gavin masa lalu biar lah berlalu yang ada sekarang masa kini dan masa depan nya nanti dengan Hana.
.
.
Cerita Belum Selesai.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW FB AUTHOR :
@LALA SYALALA
FOLLOW IG AUTHOR :
@LALA_SYALALA13