Mafia adalah dunia nya, separuh hidupnya ia habiskan dalam kegelapan dan separuh lainnya dalam bayang-bayang kematian yang selalu mengintai nya. Hingga seorang wanita cantik yang membawa cahaya muncul dan mengubah arah hidup nya, membuatnya mempertanyakan hal-hal apa yang berharga dalam hidupnya.
Mampukah dia mengubah dirinya sendiri, ataukah bayang-bayang masa lalunya akan terus menghantuinya dan membuat wanita cantik itu memilih untuk menjauh darinya?
~ Klan Keluarga Morrigan S2~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 15
Sepeninggalan Dokter Malik dan Han, Rakhes kembali mendudukkan dirinya ditepian ranjang. Ditatapnya dalam-dalam wajah cantik dokter Sephira yang masih memejamkan mata nya. Tangannya terangkat meraih tangan perempuan itu, menangkup dan menggenggam nya dengan erat. Sesekali ia juga kecupi punggung tangan yang mulus itu.
"Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu, aku janji !" ucapnya pada dirinya sendiri untuk selalu menjaga dokter Sephira.
Entah apa yang ada didalam benak Rakhes. Pria 35 tahun itu sangat terobsesi dengan dokter Sephira. Mungkin, karena parasnya yang cantik jelita sama seperti nama nya. Ia juga berkepribadian baik.
Rakhes menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.
"Aku tidak tau apa yang ada dalam dirimu. Tapi, kau seperti magnet. Menarik ku terus menerus untuk selalu berada disamping mu".
Terlalu mengkhawatirkan dokter pribadi nya itu, Rakhes sampai melupakan luka di kakinya dan kini rasa ngilu dan sakit baru terasa.
"Oh shit! Kaki ku sakit sekali". Umpat nya pelan
Rakhes langsung merogoh kantong saku celananya mengambil ponsel lalu ia mendial nomor Han.
"Ya tuan ?" sapa Han dari seberang telepon
"Han, dimana dokter Malik ? Apa dia sudah pergi ?" tanya Rakhes
"Belum tuan, anda butuh bantuan ?" Han balik bertanya
"Hmm.." Rakhes berdehem. "Minta dia kembali kesini, kakinya sakit sekali".
"Baik tuan".
Setelah itu, panggilan telepon terputus dan Rakhes langsung meletakkan ponselnya diatas nakas samping ranjang. Kepalanya menunduk menatap gips yang membalut betis kirinya itu sedikit retak.
"Sialan! Ini sangat menyakitkan".
Bertahun-tahun dia menjadi seorang mafia, bukan hanya sekali dua kali dia mengalami luka. Bahkan bekas luka disebelah mata kanannya juga akibat saat dia menyelamatkan kakaknya dari bahaya. Bahkan beberapa bagian tubuhnya juga ada bekas sayatan dan tusukan namun semua itu tidak pernah sesakit ini ia rasakan. Ini kali pertama Rakhes mengalami patah tulang, tapi juga salah dia sendiri.
Dia mengendarai motor dengan kecepatan kencang lalu mengalami kecelakaan tunggal sendiri yang mengakibatkan tulang Tibia nya patah dan berakhir harus dipasangkan gips untuk memperbaiki tulang nya yang patah.
Tak berselang lama, terdengar pintu kamar nya kembali diketuk dari arah luar.
Tok..
Tok..
Tok..
Ceklek!
Han masuk dan dibelakang nya disusul dokter Malik. Rakhes mendongak menatap kedatangan keduanya.
"Tuan, anda memanggil saya ?" tanya dokter Malik
"Hmm... Tulang ku rasanya sakit sekali". Kata Rakhes
Dokter Malik mengalihkan atensinya menatap kaki Rakhes, sejenak ia mendesahkan nafasnya pelan lalu beralih tatapannya menatap ke arah Han.
"Tuan Han, tolong bantu tuan Rakhes berpindah duduk disofa disana". Pinta dokter Malik seraya menunjuk sofa panjang yang ada dibawah ranjang.
Han berdehem, ia lalu berjalan mendekati Rakhes kemudian membantu tuannya itu berpindah duduk di sofa panjang.
"Aarrgghhh..." Rakhes menggeram kesakitan sambil mengeratkan rahangnya menahan rasa sakit yang menjalar disekitar kakinya. Rasa ngilu yang amat sangat menyiksa nya. Kaki nya seperti dihantam batu besar sampai tulang nya terasa remuk tak bersisa.
"Maaf tuan, hati-hati".
Han membantu Rakhes duduk dengan pelan-pelan dikursi sofa panjang tersebut. Dan, dokter Malik segera memeriksa nya.
"Tuan, seperti nya anda harus ke rumah sakit untuk melakukan CT scan kembali. Saya tidak bisa memastikan jika tulang dikaki betis anda ini baik-baik saja, apalagi tadi anda menggendong dokter Sephira dan berlari". Ucap Dokter Malik menjelaskan
"CK! Bawa saja alat CT scan itu kemari". Kata Rakhes
Han dan dokter Malik yang mendengar itu mendelikkan matanya menatap kearah Rakhes dengan tatapan tak percaya.
"Apa anda serius tuan Rakhes ?" tanya dokter Malik dengan nada yang sedikit terkejut. "Alat CT Scan itu tidak bisa dipindahkan sembarangan, apalagi kedalam kamar ini".
"Apa tidak sekalian saja anda memindahkan rumah sakitnya ke mansion ini tuan?" ucap Han dalam hatinya
Rakhes menoleh menatap tajam pada Han.
"Bicara saja dengan lantang Han, jangan hanya berbicara dalam hati mu". Tukas Rakhes seolah tau apa yang Han katakan dalam hatinya.
"Maaf tuan". Sahut Han menunduk
"Baiklah, Han yang akan atur semuanya", kata Rakhes dengan malas pada dokter Malik
"Baik tuan, saya akan-"
"Uughh.." Belum sempat Dokter Malik menyelesaikan ucapannya terdengar suara lenguhan dokter Sephira. Sontak saja semua nya langsung mengalihkan atensinya menatap perempuan itu.
Rakhes hendak berdiri menghampiri dokter Sephira, namun luka dikakinya justru semakin bertambah terasa ngilu.
Dokter Malik dengan sigap langsung mendekati dokter Sephira dan memeriksa nya.
"Dokter Sephira, bagaimana yang anda rasakan ? Apa ada yang sakit?" cecar dokter Malik bertanya
Dokter Sephira membuka matanya perlahan menyesuaikan silau cahaya lampu yang ada didalam kamar tersebut. Hal pertama yang dia lihat ketika sadar adalah dokter Malik yang berdiri disamping ranjang.
"Dokter Malik". Lirih dokter Sephira berucap dengan suara yang terdengar serak.
Kemudian, dokter Sephira mencoba berusaha untuk bangun dari posisi berbaring nya, namun terdengar suara seruan Rakhes yang meminta nya untuk tetap pada posisinya.
"Tetaplah berbaring dan jangan banyak bergerak". Tukas Rakhes dengan tegas
Mendengar itu, dokter Sephira menoleh menatap kearah Rakhes.
"Tuan". Ucap dokter Sephira pelan
Rakhes mencoba untuk beranjak dari duduknya, dan Han dengan sigap langsung membantu nya. Rakhes berjalan tertatih-tatih mendekati dokter Sephira lalu duduk ditepian ranjang.
Dokter Sephira yang melihat itu refleks langsung bangun dari posisi berbaring nya. Ia baru ingat jika Rakhes sedang sakit, dan lelaki tadi menggendongnya masuk kedalam mansion.
"Tuan kaki anda ?" kata dokter Sephira
Rakhes tak segera menyahutnya, ia melempar senyum tipis.
"Tidak apa, hanya luka kecil". Jawabnya
"Maaf tuan, karena menyelamatkan saya anda jadi-"
Ssttt!!!
Rakhes mengangkat tangannya memberikan isyarat pada Han dan dokter Malik untuk keluar meninggalkannya berdua dengan dokter Sephira.
"Dokter Sephira saya pamit undur diri". Pamit Dokter Malik
"Baik dokter Malik, terimakasih sudah membantu saya". Ucap Dokter Sephira tulus
"Sama-sama dokter Sephira". Sahut Dokter Malik, kemudian ia berbalik badan melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar tersebut. Namun, suara Rakhes terdengar memanggil nama nya.
"Dokter Malik".
"Ya tuan ?" sang pemilik nama berbalik badan menatap kearah Rakhes
"Saya ingatkan pada anda, mulai hari ini jangan lagi memanggilnya dengan sebutan dokter Sephira. Tapi, panggil dia nyonya Jelita". Dengan lugas Rakhes mengucapkannya.
Mendengar itu, dokter Malik melirik kearah dokter Sephira yang juga menatap Rakhes dengan bola mata yang membulat.
"Tuan tapi nama saya-"
" Aku tidak menerima bantahan apapun Jelita. Sejak kau menyetujui menjadi dokter pribadiku, kau sudah ku anggap sebagai bagian dalam keluarga ku". Kata Rakhes dengan tegas dan penuh penekanan
Dokter Malik mengangguk-anggukkan kepalanya paham dan tak banyak membantah. "Baik tuan".
Setelah itu, ia dan Han bergegas melangkahkan kakinya keluar kamar.
.
.
.
Haii, jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen. Jangan lupa subscribe agar gak ketinggalan update.an nya, makasih 🙏🏻🥰
ini pasti ada kaitanya dgn jerry
dobel up
bagaimana nantinya tentang Rainer semua dia tau
keluarga adalah kelemahanya
Kan harus di jadikan saksi
yg dgn sengaja membuat rem blong tersebut