Farid tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan jodohnya yang tidak pernah ia sangka. 32 tahun membujang bukan tanpa alasan. Ia pernah sangat mencintai seseorang namun ia ia dikhianati hingga dirinya terluka dan sulit untuk percaya lagi kepada seorang perempuan. Namun pada suatu saat ada seseorang yang dapat mengetuk hatinya. Siapakah dia? Tentu saja dia yang akan menjadi jodohnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akad
Tiga hari kemudian
dokumen serta foto Siena baru saja sampai di rumah Abi. Semua itu diperlukan untuk didaftarkan ke kantor Urusan Agama. Siena dan Farid akan melakukan akad dia kali. Secara agama di Singapore. Namun merek akan menikah secara hukum di Indonesia karena nantinya Siena akan ikut suaminya di Indonesia.
Saat abi dan ummi memeriksa dokumen tersebut, Farid baru saja datang dari restoran.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Farid mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Apa itu, bi?"
"Ini surat-surat yang dikirim Om Kenzo. Coba kamu lihat! Mana tau ada yang kurang."
"Ah iya."
Farid pun duduk di samping umminya memeriksa dokumen tersebut. Saat melihat foto Siena dengan senyum terpaksanya, Farid hanya bisa mengulum senyum.
"Sudah lengkap ini, bi."
"Ya sudah, besok tinggal ke KUA."
"Iya, bi."
Farid pun pamit kepada orang tuanya dan membawa dokumen tersebut ke kamarnya.
Sampai di kamarnya, ia memandangi foto Siena. Bukan hanya itu, ia mengajak foto tersebut bicara.
"Aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu, Siena. Aku juga tidak tahu apa yang membuatku penasaran sama kamu. Kamu bocil yang membuat hari-hariku berubah. Tapi aku berjanji kamu akan menjadi wanita pertama dan terakhirku. Meski aku pernah menautkan hati kepada seseorang. Namun itu hanyalah sesaat. Aku mungkin pernah sakit hati, tapi itu tidak lama. Yang membuatku sendiri sampai saat ini bukan karena aku tidak bisa move on dari masa lalu. Tapi karena aku trauma untuk mencintai kembali. Tapi kepadamu, akan aku lakukan sekali lagi dan semoga untuk selamanya."
Keesokan harinya
Abi dan ummi sudah menyiapkan hantaran yang akan dibawa oleh mereka ke Singapore untuk meminang Siena sekaligus menikahkan putra mereka. Mereka tidak melakukannya sendiri. Saudara-saudara Farid ikut membantu dalam mempersiapkannya. Terutama saudara perempuannya. Mereka sangat antusias menjelang pernikahan abangnya. Karena hal tersebut sudah mereka tunggu-tunggu sejak lama. Mereka berharap saudara tertuanya itu segera menemukan pendamping hidup agar kedua orang tua mereka tidak resah.
Romi yang baru datang dari bulan madu pun terkejut mendengar Farid akan menikah. Karena sebagai sahabat Farid, yang tahu tentang keseharian Farid, ia tidak pernah melihat Farid memiliki hubungan dengan siapa pun. Romi langsung mendatangi Farid ke hotel. Ia penasaran dengan apa yang telah menimpa sahabatnya itu setelah satu minggu ia tinggal ke luar negeri.
Kedatangan Romi tentu menjadi sebuah perbincangan para karyawan hotel. Karena Romi yang diduga sebagai pasangan Farid. Selama ini mereka telah salah paham terhadap kedekatan Romi dan Farid.
Romi langsung saja menyelinap ke ruangan Farid.
Baru saja masuk ke ruangan Farid, ia sudah menodong pertanyaan yang menohok.
"Bro, kamu tidak sedang menghamili anak orang, kan?"
"Memangnya aku sudah tidak punya akal, Rom? Kamu itu kalau ngomong suka asal!"
"Haha... ya, siapa tahu kamu digrebek gitu."
"Huh... digrebek sih iya. Tapi nggak gitu juga ceritanya."
Farid pun menceritakan kronologi pertemuannya dengan Siena hingga sampai akhirnya mereka bisa dijodohkan.
"Haha... menarik juga. Tapi kalau aku perhatikan, kamu sepertinya ada ketertarikan dengan calonmu ini. Kalau tidak, mana mungkin kamu langsung mengiyakan. Secara... seorang Farid biasanya selalu menolak meski perempuan berwujud bidadari dan wanita sholeha."
Farid hanya mengulum senyum.
"Bagaimana bulan madumu?"
"Oh tentu indah sekali.... Di tempat yang berbeda rasanya ingin nambah terus.sebentar lagi kamu juga akan merasakan.Haha...."
"Huh dasar otak mesum!"
"Ah aku yakin nanti kamu akan lebih mesum dariku. Belum tahu aja sekarang."
Farid hanya bisa geleng-geleng kepala.
Empat hari kemudian.
Mereka telah bersiap-siap berangkat ke bandara. Opa Tristan sudah menyiapkan pesawat pribadi untuk keluarganya menuju Singapore. Farid sudah siap dengan pakaian resminya. Begitu pun dengan keluarganya. Mereka memakai gaun dan kemeja seragam dengan warna lilac.
Saat ini mereka sudah berada di dalam pesawat. Nampak Farid sangat tegang. Entah apa yang ada di pikirannya.
"Santai, bang. Kamu cuma akan menikah. Bukan sidang malaikat." Ujar Furqon sambil menepuk bahu abangnya.
"Iya bang. Jangan tegang gitu! Nanti yang ada grogi, bisa-bisa salah sebut nama." Sahut Ficky.
"Kalian itu, kayak nggak pernah ngalamin saja. Dulu kalian saat mau menikah juga seperti bang Farid." Sahut Fikri.
Setelah menempuh penerbangan selama satu jam lebih, akhirnya pesawat mereka mendarat di bandara internasional Singapore.
Mereka turun satu persatu dari dalam pesawat. Beberapa mobil sudah menjemput mereka ke bandara. Dan mereka akan langsung dibawa ke salah satu Masjid di sana, karena pernikahan Siena dan Farid akan digelar di Masjid yang tidak jauh dari apartemen Om Kenzo.
Satu jam kemudian, mereka sampai di Masjid. Di sana mereka sudah disambut oleh keluarga Om Kenzo dan tante Sisi. Opa Salman dan istrinya pun ikut menghadiri acara tersebut. Acara hari ini bukan hanya sebuah pernikahan tetapi juga menjadi ajang silaturahim keluarga. Di mana keluarga mereka memang masih bertautan. Bahkan Opa Salman langsung memeluk Oma Salwa yang saat ini duduk di kursi roda.
"Sehat-sehat ya Mbak."
"Kamu juga, dek."
"Sudahlah, jangan dipeluk terus!" Ujar Opa Tristan.
"Huh sudah tua bangka masih saja cemburu kamu, bang."
"Haha...."
Anak dan cucu mereka hanya bisa tertawa.
Farid mencium punggung tangan Opa Salman.
"Farid, masyaallah.... Opa nggak nyangka kamu akan berjodoh dengan Siena. Anak itu memang agak badung. Tapi sebenarnya baik kok. Opa titip Siena sama kamu ya." Bisik Opa Salman.
Farid mengangguk seraya tersenyum.
Mereka duduk di tempat yang telah disediakan. Antara laki-laki dan perempuan duduk dihalangi penyekat tirai. Siena pun duduk di antara tamu perempuan. Ia nampak anggun dengan gaun putih dan jilbab menutup dada. Ia terpaksa memakai jilbab karena Maminya yang memohon.
Acara pun segera dimulai. Acara yang pertama adalah lamaran dilanjut langsung dengan acara akad nikah. Farid maju ke depan duduk berhadapan degan penghulu, Om Kenzo dan kedua saksi dari kedua belah pihak. Dari pihak perempuan ada Opa Salman sedangkan dari pihak laki-laki ada Om Zaki suami dari tante Fatin.
"Baiklah, sudah siap?"
"Insyaallah, siap." Jawab Farid dengan mantap.
Setelah membaca khutbah nikah, penghulu menyerahkan mic kepada Om Kenzo. Farid pun menjabat tangan Om Kenzo.
"Saudara Farid Eka Abdillah bin Fatan Eka Abdillah saya nikahan engkau dengan anak kandung saya yang bernama Siena Nur Amira binti Kenzo ahmad. Dengan mas kawin 100 gram emas dan satu unit hotel dibayar tunai."
Siena sendiri terkejut mendengar mahar yang disebutkan. Karena ia benar-benar sama sekali tidak ada komunikasi dengan Farid. Dan ia pun tidak mau tahu dengan hal itu. Ia tidak menyangka jika Farid akan memberinya mahal sebanyak itu.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
semangaatt teruuss