Bayi Taruhan Sang Mafia Playboy

"Ada apa datang kemari Amanda, Monica sedang di rumah kamu bisa datang menemuinya di sana." Ucap Dario melihat istri sahabatnya datang ke kantor dengan berpakaian ketat dan terbuka. Padahal usia kandungannya sudah 8 bulan sama seperti kandungan Monica istri Dario.

"Aku tidak mencari Monica, tapi aku datang sengaja menemui dirimu."

"Ada apa, sepertinya tidak etis jika kamu datang ke kantorku tanpa ada orang lain yang tahu. Kita sudah sama-sama berkeluarga Amanda." Ucap Dario mengingatkan.

"Tapi aku tidak bahagia dengan pernikahanku Dario." Ucap Amanda terisak.

"Kenapa? Bukankah Alfonso begitu mencintai dirimu? Bahkan dia sangat memanjakan kamu dengan menuruti semua keinginanmu?"

"Keinginanku dari dulu hanya satu Dario, aku menginginkanmu, aku mencintaimu, Monica sialan itu telah merebut kamu dari tanganku. Dan kamu dengan tega melemparkan aku kepada sahabatmu itu. Aku tidak rela."

"Apa katamu Amanda? Kamu mencintaiku? Tapi saat kuliah sejak awal kamu tahu aku hanya mencintai Monica. Dan kami saling mencintai."

"Ya, dan kalian sudah sangat menyakiti hatiku. Sekarang sedikit saja, kamu coba sentuh aku. Kita lakukan mumpung tidak ada yang tahu. Rasanya punyaku gatal ingin kamu masuki Dario, bahkan setiap aku ber cinta dengan Alfonso hanya kamu yang aku bayangkan. Ya, fantasi liarku membayangkan percintaan dengan suami sahabatku sendiri. Hahaha...."

"Dasar gila, aku gak sangka kamu terobsesi denganku dan menyakiti hati sahabatku. Sekarang keluarlah sebelum semua menjadi salah paham karenamu."

"Aku hanya akan pergi setelah menikmati tubuh kekarmu Dario. Ayolah, lihat tubuhku ini masih sangat sexy meskipun perutku sudah besar. Aku masih rutin berolah raga, hingga tubuhku tidak banyak berubah."

"Berbeda dengan tubuh Monica yang sekarang mirip dengan gajah. Hanya hamil, tapi lemak sudah di mana-mana tidak bisa menjaga bentuk tubuh." Ucap Amanda sambil membuka seluruh pakaian yang menutupi tubuhnya. Benar, meskipun hamil bentuk tubuh Amanda masih sangat bagus, hanya perut yang besar yang lainnya terlihat sexy dan menggoda.

"Apa yang kamu lakukan, astaga kamu benar-benar sudah gila."

"AKU GILA KARENAMU!" Teriak Amanda.

Tidak peduli dengan perut besarnya, Amanda melakukan hal diluar dugaan Dario. Naik ke pangkuan Dario yang masih duduk di kursinya, membuat pria itu seketika murka.

"APA YANG KAMU LAKUKAN AMANDA." Bentak Dario dengan penuh amarah.

Bruk...

Dengan sekuat tenaga Dario mendorong keras tubuh Amanda hingga terjengkang. Sehingga musibah itu datang, darah mengalir dari selang kangan Amanda. Bersamaan pintu dibuka dengan kasar oleh dua orang pria dan wanita. Pemandangan yang sangat tidak pantas terlihat oleh siapapun.

"Jika aku hancur, maka kalian semua juga harus ikut hancur."

Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Amanda sebelum dia menutup mata.

"Dasar bi adab kamu Dario, tidak aku sangka kamu ingin melecehkan istriku yang sedang hamil besar. Lihatlah di sana kamu juga punya istri yang hamil sama seperti Amanda." Ucap Alfonso.

"Ini hanya salah paham, Amanda yang datang sendiri dan berbuat..."

"Kamu pikir aku percaya, sebelum datang kesini Amanda sudah lebih dulu menghubungi aku. Katanya kamu meminta dia datang ke kantormu seorang diri, tanpa boleh siapapun tahu termasuk istrimu itu. Dan aku yang mengajak Monica ke sini, karena gelagat kalian mencurigakan. Kamu serakah Dario, sudah punya Monica tapi masih menginginkan Amanda."

"Sayang, tolong percaya padaku. Ini tidak seperti yang kamu lihat. Amanda datang merayuku. Percayalah Monica, aku tidak mungkin menduakanmu apalagi berselingkuh dengan Amanda." Ucap Dario dengan bibir bergetar, dia sungguh takut jika Monica akan percaya dengan tipu muslihat dari Amanda.

"Aku percaya padamu, Dario." Ucap Monica bagai oase di gurun.

"Kamu wanita bodoh Monica, pria seperti Dario kamu percaya. Lihatlah buktinya, Amanda tergeletak tak berdaya tanpa sehelai pun pakaian. Darah ini membuktikan, jika Dario sudah melecehkan istriku hingga dia pendarahan."

"Sekarang bukan waktunya berdebat lebih lama lihat darahnya terus mengalir, ayo bawa istrimu ke Rumah Sakit." Ucap Dario mengingatkan Alfonso.

Tanpa menutupi tubuh Amanda, Alfonso membawa istrinya yang masih te lanjang disertai darah yang mengalir. Alfonso ingin semua orang tahu, jika ini adalah hasil perbuatan bejat Dario. Melecehkan wanita hamil.

"Kami tenang Dario, aku percaya penuh padamu. Bahkan tanpa kamu bisa membuktikan dengan rekaman cctv di ruangan ini." Ucap Monica.

"Kenapa kamu percaya?" Tanya Dario.

"Karena sudah lama aku menaruh curiga dengan Amanda. Dia sering mencari perhatian denganmu meskipun ada suaminya. Mungkin kamu dan Alfonso tidak peka, tapi sebagai sesama wanita aku tahu dari matanya. Amanda begitu berbinar ketika melihatmu. Berbeda saat dia memandang Alfonso sebagai seorang suami yang terpaksa."

"Terima kasih sudah percaya, kalau begitu ayo kita datang ke Rumah Sakit. Kita lihat kondisi Amanda, tadi aku reflek mendorongnya dengan sangat keras hingga dia terjatuh dan mengalami pendarahan hebat."

"Semoga saja Alfonso bisa membuka mata dan hatinya. Tidak dibutakan oleh cinta, Amanda pandai memutar balikkan fakta." Ucap Monica prihatin.

Dengan langkah tergesa-gesa Dario dan Monica akhirnya tiba di Rumah Sakit. Belum juga bertanya, Alfonso lebih dulu menghantamkan tinjunya pada rahang Dario tanpa ampun.

"Dasar sialan kamu Dario, puas kamu sekarang Amanda dan bayinya meninggal karena kamu." Teriak Alfonso.

"Astaga..." Monica membekap mulutnya, air mata sudah mengalir membasahi pipi.

"Aku tidak terima pengkhianatan ini Dario, kalian berdua harus membayar mahal atas kematian istri dan anakku. Aku bersumpah akan melenyapkan seluruh keturunanmu Dario." Ucap Alfonso.

Tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Dario atau mendengar bukti yang sebenarnya terjadi. Alfonso yang sudah gelap mata, meninggalkan Rumah Sakit dengan membawa luka dan amarah.

Alfonso mengendarai mobil cukup kencang untuk melampiaskan rasa sakit yang menghantam hati dan pikirannya. Dia tidak percaya jika istri yang dicintainya ternyata tidak pernah mencintai dirinya. Ya, Alfonso bukan orang yang bodoh. Dia sudah meretas cctv setelah dirinya sampai di Rumah Sakit. Kenyataan jika memang Amanda yang datang merayu Dario.

Alfonso memang marah pada Dario dan Monica, tapi rasa kecewa pada dirinya sendiri, lebih dalam. Karena selama menjadi suami Amanda, dia tidak peka dengan perasaan istrinya. Dia hanya tau jika dirinya mencintai Amanda dengan tulus. Memberikan semua yang wanita itu minta, sekalipun sulit dan mustahil tapi Alfonso akan tetap mengusahakannya.

Dan sekarang balasannya hanya pengkhianatan. Dokter yang memeriksa sudah memberi penjelasan jika tidak ada tindak kekerasan seksual yang ditemukan. Darah yang keluar bukan karena paksaan berhubungan intim seperti yang tadi dia tuduhkan pada sahabatnya. Melainkan darah dari kandungan yang pecah akibat benturan keras yang diterima Amanda karena didorong oleh Dario.

Alfonso tidak peduli, jika jalanan menjadi kacau karena dia mengendarai mobil secara ugal-ugalan. Tanpa tujuan, Alfonso terus melajukan mobilnya dengan kecepatan melebihi batas maksimal. Saat di persimpangan jalan dari arah berlawanan ada truk tangki pembawa bahan bakar, Alfonso yang terkejut kemudian kehilangan kendali atas mobilnya. Tabrakan pun tak terelekan.

Mobil pembawa bahan bakar meledak seketika, sedangkan Alfonso langsung tidak sadarkan diri dengan wajah penuh luka akibat pecahan kaca mobil.

Setelah kejadian itu, Alfonso koma untuk beberapa bulan. Dan terbangun dengan wajah dan pribadi yang berbeda. Wajah yang rusak dengan hati yang dipenuhi dendam. Membuat Alfonso bergabung dalam dunia gelap.