NovelToon NovelToon
Sayap-Sayap Bisu

Sayap-Sayap Bisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Novel romantis yang bercerita tentang seorang mahasiswi bernama Fly. Suatu hari ia diminta oleh dosennya untuk membawakan beberapa lembar kertas berisi data perkuliahan. Fly membawa lembaran itu dari lantai atas. Namun, tiba-tiba angin kencang menerpa dan membuat kerudung Fly tersingkap sehingga membuatnya reflek melepaskan kertas-kertas itu untuk menghalangi angin yang mengganggu kerudungnya. Alhasil, beberapa kertas terbang dan terjatuh ke tanah.

Fly segera turun dan dengan panik mencari lembaran kertas. Tiba-tiba seorang mahasiswa yang termasuk terkenal di kampus lantaran wibawa ditambah kakaknya yang seorang artis muncul dan menyodorkan lembaran kertas pada Fly. Namanya Gentala.

Dari sanalah kisah ini bermulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15

Tiga minggu berada di taman bunga bermekaran, sisanya di bebatuan cadas berdebu. Seperti itulah masa-masa KKN yang dirasakan oleh Fly. Sejak kejadian terbongkarnya isi buku harian Fly, ia benar-benar tak pernah berdiskusi dengan Gen. Bahkan ketika berkumpul dengan seluruh anggota. Mereka tak pernah saling sahut menyahuti. Sehingga Fly dingin terhadap dua orang, yakni Gen dan Cua.

Semua telah kembali ke kampus setelah melakukan rangkain kegiatan pada warga, serta sekolah-sekolah tempat mereka mengajar. Begitupun para anggota yang merupakan mahasiswa dengan kelas yang berbeda-beda. Langsung kembali ke kelas masing-masing pada keesokan harinya. Walaupun begitu, mereka masih aktif di grup online untuk membahas laporan KKN.

“Kupikir KKN akan mengajarkan kita bagaimana rasanya menjalankan kehidupan primitif,” ujar Yui.

Setelah dua bulan berpisah, akhirnya dua sahabat itu dapat berjumpa kembali.

Dengan tatapan malas, Fly memalingkan pandangan dari buku yang dibacanya, “Bukannya emang seperti itu?”

Yui menggeleng, “Desa tempatku KKN rame banget. Ada pasar malemnya. Berasa lagi di kota. Jalanannya juga luas dan padat. Ah, iya. Satu lagi, ada banyak kedai eskrim di sana. Aku sampai ragu, kenapa desa itu bisa terpillih menjadi lokasi KKN. Benar-benar di luar prediksi. Aku kecewa. Kalau seperti itu, sama saja KKN di dekat kampus. Jalan-jalan, nyari jajanan, duduk di bangku taman. Aku kecewa. Tidak selayaknya tempat itu dijadikan lokasi KKN. Ah, coba aja bisa milih. Aku mau KKN di tempat kamu aja, Fly. Pasti seru, setiap malam cerita sama kamu. Tanpa takut kak Vio yang nggak bisa bergadang itu kebangun,” tutur Yui, dengan kata-kata sepanjang kereta api.

“Ngapain kecewa dengan fasilitas desa yang lengkap seperti itu. Lagipula, kamu nggak akan betah di tempatku. Nyamuk kayak lagi tawuran. Terus di awal malem aja langsung gela gulita kayak nggak ada kehidupan.”

Fly tampak menggigit bibir, teringat bahwa ia yang memilih kelompok-kelompok KKN itu.

Setelah KKN, mereka hanya free day di kampus. Kegiatan bebas tanpa ada mata kuliah. Sebab sebelum KKN, mereka telah melaksanan ujian akhir semester enam. Satu minggu lagi, mereka akan libur semester genap, atau libur panjang.

Banyak dari mahasiswa di sana yang tidak hadir. Sehingga keadaan kampus jauh lebih sepi. Suasana yang disukai Fly. Ia tidak sabar untuk menunggu mahasiswa-mahasiswa pulang. Walaupun sesaat ia tersadar, jika melakukan itu. kemungkin Gen juga melakukannya. Lantas mereka bertemu lagi dalam keadaan kampus yang telah kosong. Kecuali jika Fly mengambil jalan lain. Setidaknya mengurangi kemungkinan bagi mereka untuk bertemu.

“Tapi kayaknya kamu jadi pemurung, deh habis selesai dari KKN. Itu ‘kan jadi bukti, kalau KKN di tempat kamu itu memang menyenangkan. Pasti kamu masih nggak bisa lupain momen-momen menyenangkan di sana. Pasti semua orang ramah-ramah. Pada ngasih kalian makanan, terus diundang di acara kondangan. Atau kalian diajarin budaya yang masih dilestarikan di sana,” terka Yui, yang tentu saja salah besar.

“Mana ada orang murung karena senang, Yui.”

“Bukannya aku bilang, murung karena merindukan tempat itu.”

“Terserah saja. Yang jelas aku senang melihatmu baik-baik saja sekarang.”

“FLY!” seru Yui yang dilanjutkan dengan memeluk erat Fly hingga Fly terbatuk-batuk.

“Lepasin, nggak!”

___ ___ ___

Menjelang siang hari, Fly dan Yui berada di perpustakaan. Fly menyadari ada seseorang yang tengah fokus membaca pada kursi yang terletak di belakangnya. Mereka saling membelakangi, namun Fly sempat melihatnya ketika hendak masuk. Isa.

Beberapa kali, Fly selalu mencuri pandang pada primadona kampus itu. tak terbersit sedikitpun ia melihat fokus Isa teralihkan. Ia seperti berada di dunianya sendiri. Dunia di mana hanya ada ia dan bacaannya. Bahkan sepertinya ia tidak menyadari ketika orang-orang masuk dan keluar di perpustakaan itu.

Fly mengembuskan napas panjang. Ia malah tidak fokus membaca. Sebuah buku dengan tebal tiga ratus halaman itu seharusnya sudah mencapai seperempatnya sekarang. Tapi tanpa diketahui Yui, ia sejak awal hanya melihat-lihat tulisan dengan pikiran melayang tanpa benar-benar membacanya. Kehadiran Isa memang begitu mengganggunya.

“Isa, maaf. Apakah aku mengganggu?”

Sebuah suara yang terdengar, lantas menghantarkan kedua telapak tangan Fly yang memegang buku itu mencengkram keras. Ingin rasanya ia menghilang saat ini juga.

“Nggak ganggu kok, Gen. Ada apa, ya?” balas Isa.

Napas Fly naik-turun. Sanubarinya seperti diperas wajah Gen dan Isa yang saling berbahagia, sedangkan ia merangkak tak berdaya di tengah padang pasir penolakan, beserta gerah hatinya. Ia menutup matanya. Menenangkan diri. Sembari mengkhayalkan sesuatu yang indah tanpa adanya Gen.

Tanpa sadar, ia menggeleng-gelengkan kepala. Mencoba agar telinganya tidak mendengar percakapan dua orang yang sedang saling membelakangi dengannya.

Sang malaikat penolong datang, kurang lebih begitulah yang dirasakan Fly. Yui beranjak dari kursinya dan menarik lengan Fly setelah lebih dahulu menarik buku yang dibaca Fly untuk diletakkan saja di meja. Lantas bergegas keluar dari tempat menyedihkan itu.

“Lihatlah, Fly. Langitnya cerah banget. Dedaunan di pepohonan kampus kita yang banyak dan menjulang ini indah sekali, bukan?” seru Yui sambil terus berlari bersama Fly.

Fly tidak merespon. Tapi ia turut melihat langit dan dedaunan yang ditunjuk Yui. Setidaknya, itu sedikit menenangkan. Sekalipun bayang wajah dan suara Gen dan Isa masih melekat pada pikirannya.

“Hei, ada burung-burung juga. Berasa udah lama nggak lihat langit cerah karena musim hujan.”

Tiba-tiba Fly melepaskan genggaman Yui. Secara otomatis, Yui langsung berhenti berlari dan memastikan ekspresi apa yang sedang Fly curahkan.

“Kamu tahu, ‘kan? Vio?” terka Fly, dengan ekspresi penuh interogasi pada Yui.

Yui menarik napas, lalu menggigit bibir.

“Tolong jangan marahin kak Vio. Dia nggak ada niat buruk dengan membongkarnya padaku, Fly.”

Sejenak. Fly kembali memandang langit beserta pepohonan yang menjatuhkan dedaunan keringnya.

“Nggak, kok. Vio melakukannya karena ia percaya padamu. Aku juga percaya padamu. Terima kasih sudah mengerti perasaanku,” jawab Fly sambil tersenyum.

“Kamu akan mendapatkan seseorang yang terbaik,” ucap Yui.

“Kesampingkan saja soal itu. Karena sekarang aku mau fokus dulu dengan apa yang aku miliki.”

Mereka berdiri di tengah lapangan, membiarkan sang surya menerpa. Sebab masih ada angin yang menyejukkan. Siapapun akan suka berada di kota itu. kota yang memiliki banyak bagian hijau dan asri. Juga bersih dan sangat menyejukkan. Bahkan ketika cuaca sedang terik-teriknya. Selalu ada terselip rasa sejuk di dalamnya.

Fly dan Yui kembali bergandengan. Lalu berjingkrak riang seperti anak kecil yang menikmati persahabatan, di tengah beberapa perbedaan di antara mereka.

Sambil tertawa riang, angin membuat kerudung Fly menari-nari anggun, juga rambut pendek Yui yang poninya tersingkap. Wajah mereka sempurna ditatap alam. Hidup bahagia tidak harus dengan romansa. Terlebih ketika jatuh cinta dengan seseorang yang sudah jelas menunjukkan penolakannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!