NovelToon NovelToon
Dekapan Hangat Mantan Mafia

Dekapan Hangat Mantan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Daripada ukhti dijadikan istri kedua, lebih baik ukhti menjadi istriku saja. Aku akan memberimu kebebasan."

"Tapi aku cacat. Aku tidak bisa mendengar tanpa alat bantu."

"Tenang saja, aku juga akan membuamu mendengar seluruh isi dunia ini lagi, tanpa bantuan alat itu."

Syifa tak menyangka dia bertemu dengan Sadewa saat berusaha kabur dari pernikahannya dengan Ustaz Rayyan, yang menjadikannya istri kedua. Hatinya tergerak menerima lamaran Sadewa yang tiba-tiba itu. Tanpa tahu bagaimana hidup Sadewa dan siapa dia. Apakah dia akan bahagia setelah menikah dengan Sadewa atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

Sadewa masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia menutup pintu dan menekan tombol agar kaca besar yang mengelilingi ruangan itu tidak tembus pandang.

Nayara duduk santai di kursi milik Sadewa. "Ternyata kamu tidak main-main menikahinya. Apa dia tahu yang sebenarnya tentang kamu?"

Sadewa menggelengkan kepalanya. "Aku pasti akan memberitahunya. Jangan ikut campur dengan masalah pribadiku."

Nayara berdiri dan meletakkan beberapa dokumen di atas meja kerja Sadewa. "Aku memegang beberapa mantan anak buah kamu, tapi beberapa anak buah kamu memilih berkhianat. Mereka bergabung dengan Max, dan sedang mengawasi kamu."

Sadewa tersenyum miring, dia mendekat dan melihat dokumen yang baru saja diletakkan Nayara. "Aku sudah tahu. Mereka sudah lama bekerjasama, bahkan kematian Ayah juga rencana mereka. Mereka kira, aku memegang surat wasiat itu lalu menyingkirkanku. Kalau semua dipegang Kak Naya, mereka tidak akan berani menyentuhnya."

"Ya sudah, terserah kamu. Ingat, kalau terjadi apa-apa sama istri kamu, jangan sampai menyesal."

"Tentu. Prioritasku sekarang adalah istriku."

Nayara menghela napas panjang. Kemudian dia berdiri dan berjalan keluar dari ruang kerja Sadewa.

Sadewa mengambil ponselnya dan menghubungi Hendri. "Hendri, kamu sudah menyiapkan posisi yang tepat untuk Syifa. Dia akan mulai bekerja hari ini. Pastikan ada orang yang menjaganya. Selalu laporkan padaku jika ada yang mengganggu atau yang membuat masalah dengannya."

...***...

Syifa memandangi rak-rak dan juga lemari yang telah penuh di walk in closed kamarnya. Pakaian, tas, sepatu, hijab, dan juga aksesoris lainnya sangat lengkap.

"Apa ini tidak terlalu berlebihan." Syifa memilih pakaian yang cocok untuk dia pakai ke kantor. Setelan kemeja panjang dan rok panjang yang longgar serta hijab panjang dengan warna senada kini dia pakai. Dia duduk di depan meja rias. Perlengkapan make up nya juga lengkap dan dari merk ternama. Dengan satu sentuhan sudah membuatnya wajahnya semakin cantik.

Syifa mengambil tasnya dan memasukkan dompet serta ponselnya.

Beberapa saat kemudian terdengar ketukan pintu. Syifa menoleh dan berjalan untuk membuka pintu itu.

"Syifa ..." Sadewa menghentikan perkataannya. Dia menatap Syifa yang sudah rapi dan terlihat sangat cantik. "Kamu cantik sekali."

Syifa tersenyum malu. Dia sedikit menundukkan pandangannya menyembunyikan rona merah di pipinya. "Mas Dewa, apa barang-barangku tidak berlebihan?"

"Tidak. Aku belum membelikan keperluan pribadi kamu. Kalau kamu mau belanja, nanti aku bisa antar kamu."

Syifa hanya menganggukkan kepalanya.

Kemudian Sadewa mengeluarkan dua kartu berwarna hitam dan dia berikan pada Syifa. "Kalau butuh apa-apa, kamu pakai kartu ini saja ya."

"Tapi ...."

"Aku sudah jadi suami kamu. Uang belanja dan semuanya, langsung aku kirim ke rekening kamu."

Syifa menatap dua kartu yang kini ada di tangannya. "Pasti akan aku manfaatkan dengan sebaik-baiknya."

Sadewa menganggukkan kepalanya. Dia menggenggam satu tangan Syifa dan mengajaknya berangkat.

Syifa menatap tangan yang menggenggamnya erat. Terasa hangat dan nyaman. Mereka menuruni tangga lalu berjalan keluar dari rumah mewah itu. Mobil sudah disiapkan oleh sopir pribadi Sadewa.

Setelah mereka berdua masuk dan duduk di kursi penumpang, mobil itu melaju menuju perusahaan.

Di dalam mobil, Sadewa terus menatap Syifa dari samping. Tidak pernah dia merasakan sebahagia ini setelah sekian lama. Biasanya dia terus menatap layar laptopnya sepanjang perjalanan menuju kantor, tapi mulai pagi itu, dia bisa terus menatap wanita cantik yang sudah halal baginya.

"Mas Dewa, jangan terus melihatku seperti itu."

"Kenapa? Kita sudah halal untuk saling menatap."

"Aku jadi salah tingkah."

Sadewa semakin tersenyum. "Syifa, apa kamu pernah konsultasi ke dokter tentang telinga kamu. Maaf, bukannya aku membuka luka hati kamu tapi, aku ingin memastikan."

Syifa menggelengkan kepalanya. "Setelah kecelakaan, aku sempat beberapa kali ke dokter tapi paman dan bibi memarahiku jadi aku tidak melakukannya lagi."

"Baiklah, aku akan mencari dokter spesialis untuk memeriksa kamu."

Mendengar hal itu, Syifa semakin menatap Sadewa dengan mata yang berkaca-kaca. "Apa aku bisa mendengar tanpa bantuan alat ini? Aku tidak pernah berharap tentang hal itu."

"Kita berusaha dulu, untuk hasilnya, kita serahkan pada yang di atas."

"Terima kasih."

Sadewa perlahan mengangkat satu tangannya. Dia memberanikan diri untuk mendekap Syifa.

Rasanya lebih menegangkan daripada berhadapan dengan musuh.

Saat tangan Sadewa berhasil menyentuh lengan Syifa, tiba-tiba sopir pribadinya memanggilnya. "Tuan Dewa, apa Anda hari ini jadi menghadiri acara pembukaan supermarket jaya?"

Sadewa urung memeluk Syifa. "Tidak, biar Hendri dan Lina saja yang menghadirinya. Kamu tetap stand by saja di perusahaan."

"Baik, Tuan."

Beberapa saat kemudian, mobil itu berhenti di tempat parkir khusus. Sadewa keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Syifa.

Syifa terdiam, dia melihat sekita untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Setelah memastikannya, barulah dia keluar dari mobil. "Mas Dewa, masih ingat perkataanku?"

"Tentu saja." Sadewa melambaikan tangannya pada Hendri yang sudah menunggunya di depan pintu masuk.

Hendri segera berjalan cepat menghampirinya.

"Hendri, kamu antar Syifa ke ruang kerjanya."

"Baik, Tuan. Mari Nyonya Syifa."

Syifa tersenyum mendengar panggilan itu. "Tidak perlu memanggil Nyonya saat di kantor."

"Baik." Hendri berjalan mendahului Syifa, sedangkan Syifa kini berjalan di belakangnya.

Sadewa terus memperhatikannya, hingga mereka bertiga masuk ke dalam lift yang sama.

Beberapa mata tertuju pada Syifa karena karyawan di perusahaan itu sangat jarang sekali wanita yang berpakaian tertutup seperti Syifa.

Saat pintu lift akan tertutup, ada kaki bersepatu hak tinggi yang menghentikannya. Dia masuk sambil membawa beberapa dokumen di tangannya. Dia sangat cantik dan tubuh yang proposional bak model. Rok span pendeknya menampilkan pahanya yang mulus. Dia berdiri di samping Sadewa.

"Pagi, Pak Dewa. Saya sudah selesai menyelesaikan laporan yang Anda minta."

"Iya, bagus." Hanya itu yang dikatakan Sadewa. Dia melirik Syifa tang berdiri tak jauh darinya.

Lina, selaku sekretaris Sadewa, kini juga menatap Syifa. "Maaf, kamu siapa? Apa tidak salah masuk lift?"

"Dia staf baru di bagian accounting," jawab Hendri.

"Oo, kenapa berpakaian seperti itu ke kantor?" Lina memandang ketus pada Syifa.

Sadewa tak bisa tinggal diam. "Lina, tidak ada aturan berpakaian di perusahaan ini. Justru pakaian kamu yang kurang sopan."

Lina mengerutkan alisnya. Sejak kapan seorang Sadewa membela stafnya?

1
Suren
Lina mau cari mati ni. istri mantan mafia direcokin. habis lh kau Lina🤭😂😄
Maulana ya_Rohman
wah... wah... wah....
harus di ajak ngopi² cantik dulu si Lina nih😳😳😳
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
waduh 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Good job Dewa 👍
Maulana ya_Rohman
jebakan lagi...🤦🏻‍♀️...
musuh nya blm selesai semua..
tambah runyam...🧐
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Bukan apa" hanya akal"an saingan bisnis yg iri 🤫
Suren
tenang Syifa dgr kan dulu penjelasan Sadewa. biar tdk slah paham. Lina biarkan dia menerima akibat nya dr Sadewa. mau cari mati lho ya🤭😄
Shee
nah kan, entah akal akalan si lina atau memang orang yang pengin menghancurkan dewa sama syifa.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Bagus 👍
Suren
licik kamu Lina. blm tau siapa Sadewa mantan Mapia. gimana LBH licik nya ya. jgn harap kamu Lina. lihat aja nanti.
Maulana ya_Rohman
ada celah untuk menghancurkan Dewa...
mungkin kah korban itu sebuah jebakan🤔🤔🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Sadewa keren gercep menangani masalah 👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
waduh gawat 😣
Suren
siapakah itu yg pakai topi. apa kah pihak keluarga Fira ata......masih penasaran
Suren
gitu dong. aku suka laki2 yg selalu memandang istri itu penting di hidupnya jadi perioritas. mantap👍👌
Yenova Kudus
selalu dtggu up nya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Semoga kalian selalu berbahagia 🤲
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Asyik 💃🏻💃🏻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Itu jawaban do'a mu Syifa🤗
Shee
semoga cepet up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!