NovelToon NovelToon
Love Story About Aminah Maher

Love Story About Aminah Maher

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Gondrong Begaol

Aminah hancur berantakan tak berdaya, ketika suaminya yang bernama Galah menceraikannya mendadak. Alasannya, ketidakpuasan Galah terhadap Aminah saat adegan di atas ranjang yang tak pernah memuaskannya.

Galah lelaki Hiperseks, ia selalu berekspektasi berlebihan dalam adegan Hotnya. Belum lagi, Galah kecanduan alkohol yang sering memicu Emosinya meluap-luap.

Dunia mulai berputar dalam beberapa tahun setelah Aminah menjanda dan memiliki anak satu. Ia bertemu dengan lelaki yang lebih muda darinya yang bernama Aulian Maherdika Rahman. Maher keturunan orang kaya dengan lingkungan keluarga yang selalu mencemooh kemiskinan, baik kerabat sekaligus keluarga barunya

Apa yang akan terjadi dengan Aminah dan Maher dalam menghadapi Perasaannya yang sudah tumbuh dan saling mencintai. Hubungan mereka jelas bertolak belakang dengan keluarga Maher yang sombong, Angkuh dan selalu mencemooh Aminah berstatus janda anak satu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gondrong Begaol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokter Risa

Mobil milik Maher memasuki Rs PCI yang saat itu tak cukup banyak pengunjung. Ia lekas memarkirkan mobil pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak Rs PCI. Ia segera turun dan melihat sekeliling parkiran untuk mencari keberadaan Arumi.

"Dimana lagi dia?" kata Maher.

Tak lama, Arumi melambaikan tangannya yang berada di depan parkiran dekat lobi Rs PCI. Robi pun melihat keberadaan Arumi.

"Nohhh .., Arumi di parkiran dekat lobi" kata Robi kepada Maher.

Maher pun melihat Arumi atas petunjuk Robi, dan ia segera menemuinya dengan terburu- buru. Kata Maher setiba di parkiran dekat lobi. "Dimana Aminah sekarang? Di ruangan apa dia?" menyinyir Arumi tak henti.

Arumi menahannya, "Tenang dulu, gue mau bicara dulu sama lo"

"Nanti saja, gue mau lihat keadaan Aminah" jawabnya dan memaksa melangkah cepat untuk masuk ke Rs PCI.

Arumi mengejarnya, "Sabar dulu ngapah, gue kan belum ngomong"

"Rum ..., Aminah lagi sakit, bukan waktunya kita membicarakan sesuatu yang tidak penting" Tegas Maher melototinya.

"Lu mau gue tampol?" Bentak Arumi menjambak baju Maher bagian dadanya.

Skak mat .., Maher.

Seketika Maher diam dan menatap sinis Arumi yang hendak memukul wajahnya dalam keadaan sudah menjambak baju miliknya. Namun, Robi melerai pertikaian mereka yang baru saja di mulai. Tapi, Arumi hampir mendaratkan tamparannya di wajah Maher.

"Lo denger gak sih apa kata gue?" bentak kembali Arumi.

"Rum, sabar-sabar" kata Robi berusaha meredakan Arumi.

Maher menjawab, "Tampol aja gue sampe lo puas!"

"Sakit lo ya ..." jawab Arumi kesal, "Gue mau ngomong soal Aminah, bukan ngomongin yang gak penting" sambung kembali Arumi dengan jelas dan padat.

Robi memecah perkataan Arumi, "Dengerin Arumi bicara dulu, Bos! Lagi, pula soal Aminah kok bukan yang lain"

"Ya ..." singkat Maher bercampur aduk dengan pikirannya.

"Lo tau gak, Aminah sakit apaan?"

"Gak ..."

"Makanya dengerin gue dulu bicara, jangan asal nyelonong aja lo" tegas Arumi dan melepaskan jambakannya terhadap baju Maher.

"Ya ya ..., gue dengerin sekarang!" Jawab Maher untuk mempersingkat waktu.

"Tapi, Lo harus janji dulu ma gue"

"Ya gue janji ..."

"Serius lo?"

"Ya ..., sumpah gue" Janji Maher kepada Arumi dengan menunjukkan wajah seriusnya.

Arumi tak henti memandangi wajah serius Maher, berusaha mempercayai perkataannya Maher soal Janji.

"Lo suka gak sama Aminah?" Tanya Arumi serius tanpa mengatupkan kedua matanya.

"Ya, gue suka"

"Lo cinta sama Aminah?"

"Ya ..., gue cinta sama Aminah" jawabnya padat. "Terus apalagi?" sambung kembali Maher.

"Tapi, lo mau terima dia apa adanya kan?" Cecar kembali Arumi.

"ya ..., gue terima dia apa adanya, mau buruk, mau jelek, mau cantik, mau miskin, mau kaya. Pokonya gue terima semuanya kekurangan dia, dan kalo dia tidak sesuai yang gue harapkan! Gue bakal rubah dia pelan-pelan dengan cara gue sendiri, itu pun kalo dia mau mendengar apa perkataan gue!" Jawab Maher teramat panjang namun padat.

"Bagus ..." jawab Arumi senang dan mulai kembali menunjukkan senyumnya.

"Apalagi yang mau lo ngomongin?"

Arumi mulai menjelaskan, bahwa Aminah sakit karena Trauma yang di alaminya di masa lalu. Sampai, mental Aminah terganggu cukup parah.

Kaget Maher. "Jadi, Aminah Mentalnya terganggu?" Seraya menampakkan wajah seriusnya.

"Sebaiknya, lo liat dulu Aminah" katanya dan mengajak Maher serta Robi ke ruangan Aminah di rawat.

Langkah ke tiganya terdengar dengan suara terburu-buru di lorong menuju ruang inap Aminah. Lalu, Arumi menunjukan kamarnya. Namun, Arumi melarangnya masuk dan menyuruh Maher untuk melihatnya di balik kaca pintu kamar pasien yang berbetuk persegi panjang berukuran kecil.

"Sebaiknya, lo jangan dulu masuk, soalnya gue takut lo memicu amarah Aminah" jelas Arumi bernada teramat rendah. Lalu, Maher pun mengiyakannya dan mulai melihat dengan mengendap-endap di balik kaca pintu pasien.

Setelah apa yang di lihatnya di dalam kamar pasien, Maher merasa bingung. Karena Aminah tengah asik bermain Robot Ultraman bersama seorang anak lelaki di atas ranjang pasien. Saat itu, Bahagia yang cukup sederhana terlihat sekali dari keduanya. Tawa, senyum dan sikap keduanya saling melindungi Robot Ultraman, seolah sedang di serang oleh beberapa Monster. seketika membuat Maher terdiam tanpa kata.

Maher tak henti memijit keningnya yang terasa runyam dengan kejadian-kejadian di luar nalarnya. Lalu, sesekali ia membuang pandangannya kepada Arumi dan Robi, sekedar untuk memastikan, bahwa ini bukan mimpi.

Arumi pun menatap serius wajah Maher yang setengah kebingungan yang tak mampu mengatupkan kedua matanya dengan cepat.

Batin Arumi berkata, "Apa yang akan lo lakuin, setelah melihat Aminah yang sebenarnya?"

Tanya Maher, "Itu anak siapa yang bersama Aminah?" menoleh kepada Arumi.

"Anaknya Aminah!" jelas Arumi tak mengurangi tatapannya terhadap Maher.

"Lalu, suaminya mana?"

"Dia janda"

"Hmm ...," gumam Maher sambil menelan air liurnya dengan terasa berat.

Disela-sela pikirannya yang tengah beradu soal perasaannya serta status identitas Aminah yang berstatus janda anak satu. Maher teringat sikap keluarganya, yang tak mungkin bisa menerima kehadiran Aminah begitu saja. Apalagi sampai menjalin asmara dengan dirinya. Sudah pasti, cacian, makian serta kebencian terhadap sesuatu hal yang bersifat menjatuhkan harga diri keluarganya, akan menjadi sumber masalah bagi Aminah dan Maher.

Maher mulai menyandarkan tubuhnya di dinding dan perlahan menurunkan tubuhnya untuk duduk di lorong beralaskan lantai, sambil memijit kedua alisnya kembali, seolah sedang mencari jalan keluar dari permasalahan nya saat ini.

Robi menduga-duga, "Pasti masalah keluarga mu, Bos?" dalam batinnya.

Robi adalah teman dekat Maher sekaligus orang kepercayaan Papi nya Maher. Namun, status kepercayaannya tak di ketahui oleh Maher dengan alasan, Papi nya ingin memantau dari kejauhan soal Maher melalui Robi.

Arumi berusaha masuk ke dalam pikiran Maher, melalui perkataannya soal janji akan menerima Aminah apa adanya. "Gue harap, lo bisa menepati janji Lo!" kata Arumi dengan nada pelan.

Maher menatap sekaligus Arumi dengan mata berbinar dan memerah pada wajahnya yang terlihat kusut. Diam dan hanya diam, Maher tak mampu berkutik. Sekujur tubuhnya seketika kaku setelah mendengar janji yang dikatakan Arumi.

Lirih Maher, "Gue gak tau, Rum! Apa yang akan terjadi setelah ini" jelas dengan alasan yang sebenarnya.

"Kalo lo laki-laki, seharusnya bisa menerima Aminah berstatus janda, apalagi lo udah jatuh cinta sama Aminah dengan cukup perkenalan yang singkat"

Jawab kesal Maher, "Lo ngerti gue gak sih"

"Maksud lo?"

"Ahh ..., sudah diam, Rum! Lo hanya menambah beban pikiran gue" jelas Maher menunduk merintih.

"Hhmm ..., payah lo jadi, laki-laki!" Sindir Arumi dengan serius.

Maher terdiam, terpojok, oleh kata-kata Arumi yang begitu menyelak di dadanya dan sekaligus merendahkannya sebagai lelaki payah, seolah tak memiliki harga diri lagi.

Ancam Arumi. " Sebaiknya lo pergi dari sini sekarang dan jauhi Aminah, anggap saja lo tak pernah mengenal Aminah untuk selama-lamanya"

"Ok ..., ok ..., gue akan tepati janji gue, bukan karena harga diri gue. Tapi, karena gue benar-benar mencintai Aminah dari sejak pandangan pertama kali di Rs Gatsu. Dan lo, harus bantu gue keluar dari masalah ini!" kata Maher.

"Memang apa masalah mu?" Tanya Arumi setengah bingung atas ucapan Maher.

"Robi, lu jelasin semua yang lo tau tentang gue sama Arumi" kata Maher menyuruh Robi untuk menjelaskan semuanya kepada Arumi.

Robi mengiyakannya, "Maher pemilik Bengkel mobil sekaligus bos gue, dan Maher anak dari keluarga orang kaya yang tak bisa menerima kekurangan orang lain! Apapun alasannya, keluarga Maher akan mencemooh, mencaci, memaki tanpa belas kasihan! Terkecuali, Papinya yang memiliki sikap Dermawan dan bijaksana." Jelas Robi.

Arumi mengelakkan nafasnya setelah mendengar penjelasan dari Robi soal identitas siapa Maher.

"Tugas lo, memperjuangkan kebahagian lo sendiri, meski kebahagian itu berasal dari kekurangan orang lain! Jadi, ngapain lo sibuk mikirin Keluarga lo yang bersifat Arogan, sombong atau apalah itu! Dan lo, harus bisa mengatasi itu semua dengan mudah." Jelas Arumi menunjukkan sikap dewasanya.

Maher terdiam kembali mendengar kata-kata Arumi yang mulai masuk kedalam isi kepalanya. Kata Arumi yang terdengar dewasa, di cerna baik-baik oleh Maher. Lalu, Maher bangkit kembali dan melihat Aminah di balik kaca pintu pasien.

"Gue akan perjuangkan kebahagian gue bersama Aminah" jelas Maher di balik kaca pintu pasien sambil menatap kebahagiannya yang berada di dalam kamar pasien.

"Nah ..., itu baru laki" kata Arumi tersenyum.

"Tapi, ada syaratnya!" Pinta Maher dan menoleh ke wajah Arumi.

"Apa itu?"

"Lo harus rahasiakan apa yang dikatakan Robi soal gue. Karena, gue gak suka yang nama nya perempuan Materialistis!" Jelas Maher. "Ok ..., " jawab Arumi dengan padat.

"Gue masuk sekarang ya!" kata Maher.

"Eitzzz ...., sabar dulu, Bung" jawab Arumi menahan tuas pintu untuk mencegah Maher masuk.

"Apalagi sih, Rum!" keluh Maher dengan lesu.

"Lo harus temui Dokter Risa yang menangani Aminah, biar dia yang menjelaskannya"

"Hhmm ..."keluh kembali Maher.

"Udah jangan ngeluh mulu, ikut gue sekarang lo" ajak Arumi memaksa Maher dan diikuti Robi dari belakang.

Mereka bertiga menuju Ruang Dokter Risa untuk membicarakan soal Aminah dan Maher. Setiba di ruang Dokter Risa. Arumi pun memperkenalkan Maher kepada Dokter Risa.

Kata Arumi di hadapan Dokter Risa. "Lelaki ini yang sudah menjadi bagian hidupnya Aminah, Dok!"

"Oh ya ..." kata Dokter Risa dengan ramah dan tersenyum.

Kata Maher memecah pembicaraan Arumi dengan Dokter. "Apa yang harus saya lakukan, Dok?"

Dokter Risa mulai mengatur nafasnya dengan lebih rileks, tujuannya untuk memasukan kata-katanya dengan mudah ke dalam isi kepala Maher.

"Kamu sudah sampai mana mengenal, Aminah?" Tanya lembut Dokter Risa.

"Kami baru berjumpa dua kali, dan perjumpaan itu mengacaukan perasaan saya terhadap Aminah!" Jawab Maher serius dengan adanya.

Arumi turut senyum apa yang di katakan Maher soal perasaanya terhadap Aminah. Dan Robi bersikap biasa saja, karena ia tak begitu tahu persis soal Aminah.

"Wow ..., kamu bisa semudah itu jatuh cinta terhadap Aminah?"

"Ya ..."

"Aku jadi iri sama Aminah, di cintai oleh lelaki setampan kamu" Ujar Dokter Risa dengan pujian.

Maher memerah pada pipinya atas pujian Dokter Risa dengan wajah yang begitu tenang saat berbicara dengannya.

Kata Maher, "Tapi, aku tidak tahu Aminah memiliki perasaan yang sama atau tidak!"

"Aku pikir sih sama dengan, mu!"

"Dari mana Dokter bisa tahu soal isi hati Aminah? Bisa tolong jelaskan lebih jelas lagi" Cecar Maher.

Dokter Risa tertawa tipis, "Ya jelas tahu, Aminah kan pasien ku!"

"Hhmm ..." gumamnya bercampur bahagia.

"Jadi begini, Aminah mengalami Trauma berat terhadap tindakan kekerasan oleh suaminya yang dulu"

"Lalu ...?" balas Maher memperhatikan setiap perkataan Dokter.

"Namun, Traumanya menghilang ketika dekat dengan Anaknya dan ia selalu bilang, Ibu akan melindungi kamu dari Ayah mu, Nak! Nah jadi maksud saya, Kau harus mendekati Aminah melalui Anaknya yang bernama Umar, kau peluk Umar, kau sayangi Umar. Semua itu untuk menunjukkan sikap sayang mu sebagai Ayah Umar, dan kau lakukan itu harus di depan Aminah." Jelas Dokter.

"Apa aku bisa Dok?" keluh Maher.

"Kamu pasti bisa, kau lakukan itu harus mencintai Umar terlebih dahulu. Setelah itu, biarkan perasaan Aminah mengalir melalui Umar hingga sampai pada diri mu tanpa kau mengatakan perasaan mu secara langsung."

"Jadi, aku tak perlu repot-repot mengungkapkan perasaan ku terhadap Aminah?"

"Ya ...., " balasnya padat. "Tapi ingat, jangan sesekali kali menanyakan asal usul Aminah dengan suaminya yang dulu! Pertanyaan itu akan spontan membangkitkan Trauma Aminah kembali secara mendadak!"

"Hhmm ..." keluh Maher.

"Jadi, biarkan saja Aminah yang membuka permasalahannya yang dulu dengan keinginannya sendiri. Kalau dia sudah menceritakan semuanya, itu tandanya dia sudah percaya dengan kamu sepenuhnya untuk menjadi pengganti Ayah Umar anak kesayangannya, bahkan masa krisis Trauma nya akan menghilang dari ingatannya sekaligus."

Maher pun mulai mengerti atas perkataan Dokter Risa.

"Jadi, selamat berjuang ya!"

"Baik, Dok" jelas Maher dan lekas bangkit dari tempat duduknya.

"Oia, kalau hari ini kamu bisa membuat Aminah tersenyum kembali seperti biasa, berarti Aminah boleh pulang, nanti ku siapkan surat kontrol untuk datang kembali kesini" sambung Dokter sebelum kepergian Maher bersama Arumi dan Robi.

"Dengan senang hati, Dok" jawab Maher dan lekas pergi menuju ruangan Aminah di rawat.

1
ErisGTR
mami sebel deh aku klo mami ngomong/Scowl//Scowl/
Gondrongbegaol: hihihi
total 1 replies
ErisGTR
bab ini gue suka, peran Arumi mencolok banget galak nya dan tegas
ErisGTR
galak bener arumi
Gondrongbegaol
hihihi tahan tawa ya
ErisGTR
kebanyak maka daon kaya embe donk Maher
ErisGTR
saking mumet nya perdana menteri jadi kuda ya/Sob//Sob//Sob/
Squad R
ampun ya sama emaknya si Maher,riweh
Gondrongbegaol: kebanyakan makan kolek ya
total 1 replies
Gondrongbegaol
trimaksih abang Inu
Muhammad Ibnu Abdul Aziz
makin seruuuu!!!
Muhammad Ibnu Abdul Aziz
makin seru bacanya!!
Squad R
wkwkwkwkwkwk bener" si Arumi ya bikin ngakak
Squad R
wkwkwkwk dasar arumi/Joyful/
Gondrongbegaol: nyebelin ya
total 1 replies
ErisGTR
cekek aja mbak nir wkwkkw
Gondrongbegaol: mati donk kak/Frown/
total 1 replies
Gondrongbegaol
apes kan di siang bolong wwkw
ErisGTR
robi kena batu nya soi bos wkwkwk
ErisGTR
haha
ErisGTR
kolusi hati, kata dan judul yang jenius Thor, aku suka/Drool/
Gondrongbegaol: hihihi, persengkokolan hati yang berbunga-bunga ya
total 1 replies
Gondrongbegaol
gemes ky author nya ya/Smile//Smile/
ErisGTR
Cerita sehari-hari gue ini wkwkkw
Gondrongbegaol: thanks @erisgtr
total 1 replies
ErisGTR
lucunya Umar seperti anak tetangga/Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!