NovelToon NovelToon
PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Roh Supernatural / Putri asli/palsu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.

Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.

Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.

Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15. MEMBANTU

Leona kini berada di dalam mobil dengan orang yang malas ia hadapi. Tapi mau tidak mau harus ia lakukan karena Louis menjemputnya pagi-pagi tepat ketika Leona sedang sarapan bersama yang lain.

"Berhenti memasang wajah cemberut seperti itu. Aku sudah mendapatkan izin dari Noah, bahkan William," kata Louis, menahan diri untuk tidak tersenyum ketika ia berhasil membawa gadis keras kepala ini untuk ikut dengannya.

"Aku sudah bilang aku tidak mau ikut, kenapa memaksa sekali," gerutu Leona, menolak melihat ke arah Louis dan hanya menatap ke luar jendela di sampingnya.

"Sudah kukatakan kalau aku butuh dirimu untuk melihat keadaan orang-orang di kantorku, terlebih ada wawancara untuk orang yang akan menjadi asistenku menggantikan Gerry. Kau harus membantuku memilihkan mana yang baik dan tidak," kata Louis santai.

"Kau pikir aku radar pribadimu, huh?"

"Benar," jawab Louis langsung.

"Menyebalkan," gerutu Leona lagi ketika mendengar ucapan pria terebut.

"Aku akan memberikanmu uang sesuai janjiku dan juga makan enak setelah selesai. Kau sendiri setuju kemarin," Louis mengingatkan.

"Aku pasti gila karena menerima tawaran itu," ucap Leona.

"Bukankah kau memang gila," celetuk Louis, sengaja ingin memprovokasi gadis tersebut.

"Rasanya ingin kuhajar wajahmu itu," geram Leona.

"Kau yakin bisa melakukannya dengan tangan kurusmu itu," tantang Louis, senang karena mudah sekali menyulut emosi gadis yang duduk di sampingnya itu.

Leona mengepalkan tangannya sekarang.

"Ingat, jika kau memukulku kau tidak akan mendapatkan bayaranmu hari ini," kata Louis.

Gadis itu menghela napas panjang, berusaha untuk tidak naik pitam atas setiap provokasi yang pria itu lakukan.

"Sebenarnya akan lebih baik jika kau melepaskan penyamaranmu itu dan berpenampilan seperti wanita pada umumnya. Tapi aku tidak ingin diam-diam kau diculik dan diambil ketika bersama denganku. Noah benar-benar akan membunuhku jika itu sampai terjadi," ujar Louis yang tergoda ingin melihat reaksi orang-orang di kantornya jika tiba-tiba Louis membawa seorang gadis yang dekat dengannya.

"Aku tahu apa tujuanmu, jadi tidak akan kulakukan. Berhenti memikirkan hal aneh," kata Leona.

"Kutarik ucapanku yang mengatakan kau bodoh. Ternyata kau tidak sebodoh itu," ucap Louis sarkas.

"Terima kasih atas pujian yang tidak terdengar seperti pujian sama sekali," tukas Leona.

Yah, mereka terus bertengkar dan cekcok seperti itu sepanjang perjalanan menuju ke kantor.

Ketika tiba di sana, Leona benar-benar merasa malas karena harus bertemu dengan banyak orang yang pasti akan melelahkan dirinya. Terutama dengan permintaan Louis tentang menganalisis orang-orang di kantornya. Entah kenapa tiba-tiba pria itu melakukan hal tersebut.

"Berikan saja tanda kalau orang yang kau lihat tidak baik," beritahu Louis bagaimana Leona menjalankan perannya.

Gadis itu hanya mengangguk.

Louis mengajak Leona memasuki ruangannya, ia memberitahu satu demi satu orang karyawan yang ia tahu dan juga dari divisi apa. Serta perusahaan apa yang Louis jalankan ini.

Tidak ada hal yang buruk yang mengancam dari orang-orang yang Leona lihat. Hanya orang-orang biasanya yang sibuk dengan pekerjaan mereka dan segala pikiran serta keresahan pribadi masing-masing. Ia jadi penasaran kenapa Louis menginvestigasi karyawan-karyawannya sendiri.

"Oh, Mr. Anderson. Tidak bisanya Anda berkeliling, apakah ada sesuatu?" tanya pria paruh baya dengan wajah ramah luar biasa, bahkan orang-orang yang lewat pun menyapa ramah pria itu dibandingkan Louis sendiri sebagai pemilik perusahaan.

"Mr. Benedict, tidak ada salahnya aku melihat-lihat isi perusahaanku sendiri. Bagaimana dengan orang-orang yang wawancara hari ini?" tanya Louis dengan nada dingin tanpa senyum sama sekali.

"Wawancara akan siap satu jam lagi, ada enam orang kandidat yang sudah siap bertemu denganmu," jawab pria bernama Benedict tersebut.

Louis terkejut ketika mendapati Leona menarik pelan ujung jas belakang pria tersebut, membuatnya melirik ke arah Leona dan melihat ekspresi tidak nyaman dari gadis itu walau tipis.

"Ngomong-ngomong dia siapa?" tanya Benedict ketika melihat Leona yang berdiri di samping Louis.

"Dia adik temanku. Dia hanya menemaniku sebelum bertemu kakakknya nanti," dusta Louis.

"Begitu, ya. Aku terkejut ketika kau tiba-tiba bersama dengannya. Dia sekolah dimana? Dilihat dari penampilannya sepertinya berusia empat belas atau lima belas tahu, ya," nilai Benedict.

Louis berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa ketika mendengar ucapan dari Benedict barusan. Karena ia tahu pastilah gadis di sampingnya ini merasa tersinggung karena secara tidak langsung dipanggil anak-anak.

"Mr. Benedict? Anda dicari oleh bagian keuangan untuk meminta laporan kemarin katanya." Salah satu karyawan memanggil pria tersebut.

"Kalau begitu saya permisi," ucap Benedict pada Louis, berjalan menuju ke ruangannya untuk meneruskan pekerjaannya.

Louis menatap Benedict yang telah menghilang di tikungan, lalu melihat Leona. "Seberapa buruk dia?" tanyanya.

"Cukup buruk. Tidak hanya melihat asap hitam, tapi ada dua arwah yang mengikutinya dengan tatapan penuh kebencian," jawab Leona dengan nada pelan agar tidak terdengar oleh yang lain.

"Good job, kita lanjutkan lagi," ucap Louis menepuk pucuk kepala Leona dan kembali berjalan.

Mereka berdua berkeliling dan mendatangi setiap orang untuk dinilai. Betapa terkejutnya Louis kalau pihak-pihak yang memegang posisi tinggi dan yang memimpin setiap divisi rata-rata mendapatkan penilaian buruk dari Leona. Menandakan apa yang Louis cari memang ada di sini.

Louis dan Leona kini berdiri di depan ruangan divisi penjualan. Mereka dapat melihat ada seseorang yang berteriak ke dua karyawan seraya melemparkan kertas-kertas ke wajah mereka.

"Mr. Angelo selalu seperti itu. Aku berpikir untuk menggantikan pimpinan divisi ini kepada yang lain. Aku selalu mendapati dia marah-marah, dan juga mendapatkan laporan kalau dia berlaku curang, tapi belum sepenuhnya aku tindak serius," kata Louis yang menyaksikan bagaimana pria bernama Angelo itu selalu membuat suasana memanas antar karyawan.

"Kurasa kau tidak perlu melakukannya," kata Leona.

"Kenapa?" Louis melihat gadis tersebut heran.

"Dia bukan orang jahat. Dia mudah marah, tapi dia melakukan pekerjaannya dengan baik. Aku bahkan tidak melihat asap hitam sama sekali di sekitarnya, tapi justru asap hitam itu dari dua orang yang dimarahi itu," jawab Leona menatap orang-orang di depan sana.

"Kau yakin?" konfirmasi Louis, karena rasanya aneh ketika orang yang terlihat buruk dan suka marah-marah seperti itu di mata Leona tidak ada keburukan sama sekali.

"Terkadang apa yang kau lihat tidak menunjukan yang sebenarnya. Pria bernama Benedict tadi, yang terlihat begitu ramah dan seperti pekerja keras, justru memiliki keburukan yang cukup besar. Saranku kau lebih baik urus orang-orang yang kutandai tadi, aku bisa merasakan ancaman dari mereka. Dan pastikan kau menggali tentang mereka khususnya di pekerjaan mereka," kata Leona serius.

"Sebenarnya berapa usiamu? Kau terlihat seperti sepuluh tahun lebih tua dari usiamu sekarang. Pengalaman apa yang sudah kau lalui sampai membuatmu dewasa dari seharusnya," ujar Louis, menatap Leona penuh penilaian, terkejut dengan sikap gadis itu hari ini. Tidak menyangka kalau gadis bar-bar keras kepala yang ia tahu memiliki sisi seperti ini.

"Anggap saja karena aku sudah melihat banyak orang. Dan sekali lagi kau mengungkit usiaku, aku benar-benar akan memukulmu," tukas Leona.

Louis hanya tertawa kecil mendengar ucapan dari Leona. Seolah gadis itu hanya bisa memertahankan keseriusannya selama beberapa menit saja, selebihnya kembali menggila seperti biasa.

Setelah itu Louis mengajak Leona untuk masuk ke dalam ruang wawancara dimana ada tiga bawahan Louis yang juga bertanggung jawab dengan masalah perekrutan asisten baru untuk louis ini.

Louis juga meminta agar para kandidat yang akan diwawancarai masuk secara bersamaan. Namun Louis sedikit penasaran ketika melihat perubahan wajah Leona yang tidak menyenangkan. Seolah gadis itu baru saja melihat 'hantu' yang menyeramkan. Louis memberikan minum untuk Leona, tahu kalau gadis itu membutuhkannya. Setelah wawancara ini selesai, Louis akan mendapatkan jawaban kenapa gadis itu bersikap tidak tenang.

"Fokus saja di kandidat nomor empat. Yang lain jangan kau terima. Aku keluar dulu, karena aku ingin muntah sekarang," bisik Leona kepada Louis.

"Baik, langsung saja ke ruanganku setelah kau selesai," Louis balas berbisik, tahu kalau ada yang tidak beres dengan para kandidat jika dilihat dari gelagat Leona.

Namun mungkin seharusnya Louis tidak membiarkan Leona pergi sendirian, karena hal itu menjadi penyesalan terbesarnya. Dimana ketika ia mendapati Leona justru terbaring bersimbah darah di tangga darurat, setelah mendengar teriakan dari salah satu karyawan yang menemukan Leona.

1
Aldiza azahra
lanjut dn semangat
Aldiza azahra
jngn2 cuma liona dn sang kakek/ nenek yg punya kemampuan itu...lanjut...
Yhunie Arthi: ditunggu ya /Joyful/
total 1 replies
Aldiza azahra
knp ibu rowan mrah...ap dia juga salh satu orang hilngy leona
Yhunie Arthi: Kenapa hayo /Chuckle/
total 1 replies
Aldiza azahra
lanjut.....
Aldiza azahra
jngn lam2 up thor takuty ad yg ngiri trus bilanh plagiat sebelah padahl itu karyamu.... kan sayang..ayo semangat
endah retno adi: iya up-nya yang rutin ya thor, ini keren lho ceritanya..
Anonymous: Authoorrrr double up pkoknyaaaaa
total 3 replies
☘️💮Jasmine 🌸🍀
menarik
endah retno adi
ceritanya bagus banget ini, tapi sayang masih sepi,semangat author nya...☺️
Yhunie Arthi: Terimakasih kak, semangat selalu /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!