NovelToon NovelToon
System Awakens: From Junk To King

System Awakens: From Junk To King

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / TimeTravel / Sci-Fi / Sistem / Harem / Kultivasi Modern
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: F R E E Z E

Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.

Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.

Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.

Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18: Void Light: Senjata dari Cahaya Kosong

Debu tebal menyelimuti udara saat ledakan kecil terdengar dari dalam tanah. Tiga sosok berlari tergesa keluar dari lubang tua yang kini mulai runtuh reruntuhan fasilitas rahasia yang baru saja mereka temukan dan bongkar: Ark-02.

Di belakang mereka, dinding-dinding logam yang berkarat ambruk satu per satu. Suara gemuruh dari bawah tanah seperti raungan bumi yang murka. Seolah-olah tempat itu tidak rela rahasianya dibuka kembali.

“Cepat!” Asha berteriak sambil melompat melewati pecahan logam yang berjatuhan. Di tangannya, sebuah tablet tua berisi chip data penuh dengan informasi penting dari sistem Ark.

Iluthar membantu menopang Shinn yang terlihat sedikit lemas. Namun, ada sesuatu yang berubah dari tubuh Shinn.

Tubuhnya kini bersinar dengan aura aneh. Bukan hanya warna gelap yang biasa muncul saat dia mengaktifkan sistemnya. Kali ini, ada cahaya biru keunguan yang bersinar dari sela-sela pakaiannya, menyatu dengan aura gelapnya seperti cahaya dan kegelapan yang berdansa dalam harmoni.

“Shinn… kau… bersinar,” gumam Iluthar setengah kaget.

Shinn hanya mengangguk pelan. Nafasnya masih berat, tapi matanya penuh dengan kesadaran baru.

“Ini… kekuatan baru. Sistemku berevolusi. Namanya… Void Light,” katanya.

Asha menoleh cepat. “Void Light?”

Shinn mengangguk lagi, kali ini dengan lebih tegas. “Ini gabungan dari kegelapan dan cahaya. Kekosongan dan kekuatan. Sistem menamakannya ‘Void Light’, senjata dari kehampaan yang menyerap terang dan gelap.”

Iluthar tampak khawatir. “Kedengarannya kuat, tapi juga… berbahaya.”

“Benar,” Shinn menjawab sambil berdiri lebih tegak. “Tapi kalau aku nggak pakai ini sekarang, kita nggak akan bertahan dari Unit-X.”

Ketiganya berlari ke titik evakuasi yang sudah disiapkan sebelumnya. Di sana, kendaraan tempur semi-otomatis tipe *Crawler-Tek* menunggu, dengan roda rantai besar dan senjata otomatis di bagian samping. Tapi mereka belum sempat naik ke kendaraan itu, ketika suara berat dan familiar menggema dari arah atas.

“Pewaris baru… kau seharusnya tidak membuka pintu itu.”

Mereka menoleh ke atas reruntuhan. Sosok tinggi besar berdiri di ujung tebing: Unit-X. Tubuhnya dilapisi armor hitam dengan garis-garis merah yang menyala lembut. Di belakangnya, puluhan drone humanoid mengambang, bersenjata plasma, diam namun mengancam.

“Dia datang lebih cepat dari dugaan,” bisik Iluthar.

Shinn melangkah maju. “Kau mengawasi kami sejak awal, ya?”

Unit-X mengangguk ringan. “Tentu saja. Setiap jejak sistem Ark akan memicu pengawasan. Dan sekarang, kau membawa kekuatan yang seharusnya tak pernah ada.”

“Kau bicara seolah kau lebih baik,” sahut Asha dengan nada kesal. “Padahal kau juga bagian dari sistem itu bagian yang gagal.”

Unit-X menoleh sedikit ke arah Asha. “Gagal? Aku hanya realistis. Dunia ini sudah hancur. Satu-satunya cara bertahan adalah membentuk tatanan baru dari puing-puing. Dan untuk itu… hanya yang kuat yang layak hidup.”

Shinn mengepalkan tangan. Aura Void Light berkedip-kedip di sekeliling tubuhnya. “Kau bukan dewa, Unit-X. Dan aku nggak akan biarkan kau pakai dunia ini sebagai ladang eksperimen.”

“Kita lihat saja, pewaris.”

Tanpa aba-aba, pertarungan pun pecah.

Shinn melompat tinggi ke udara. Gravitasi di sekitarnya seperti berantakan karena gelombang Void Light yang dia lepaskan. Tanah di bawahnya merekah, dan angin di sekeliling mereka berputar liar.

Dua drone terbang cepat menyerangnya dari sisi kanan dan kiri. Tapi Shinn hanya mengayunkan tangannya ke depan. Sebuah garis sinar keunguan membelah udara, memotong kedua drone itu dalam sekejap.

“Cepat banget…” gumam Asha yang tak bisa menahan rasa takjub.

Iluthar sudah menyiapkan perisai plasma untuk menahan serangan drone lain yang mulai menghujani mereka dari segala arah.

Shinn melayang di udara. Gerakannya tak beraturan, kadang secepat kilat, kadang seperti melayang bebas tanpa arah. Tapi itu semua adalah bagian dari teknik barunya. Ia memainkan Void Light seperti bagian dari tubuhnya mengatur gaya tolak, memperkuat hantaman, bahkan memanipulasi gravitasi lokal.

Unit-X melangkah pelan ke depan.

“Menarik,” katanya sambil mengangkat satu tangan. Armor-nya bergeser, terbuka, lalu menyusun ulang dengan suara mekanik seperti derak tulang logam.

Tubuhnya berubah. Bentuknya makin ramping dan aerodinamis, tapi aura merah yang terpancar makin kuat dan mengancam.

“Sistemku adalah Red Genesis,” katanya. “Aku adalah kutub sebaliknya dari Void Light. Aku adalah kehancuran mutlak.”

Kedua energi itu pun bertabrakan.

Void Light melawan Red Genesis. Cahaya kosong melawan kegelapan absolut. Ledakan demi ledakan menggetarkan langit. Tanah di sekeliling mereka hancur. Sinar dan bayangan bertabrakan, menciptakan gelombang kejut yang merobek udara.

Pertarungan itu bukan sekadar duel. Itu seperti dua kekuatan kosmik yang saling menguji siapa yang lebih layak mengendalikan masa depan dunia.

Di tengah pertempuran, Shinn merasa pikirannya mulai kabur. Tubuhnya kelelahan. Tapi saat itu juga, wajah-wajah orang yang dia lindungi muncul di benaknya. Ibunya… adik kecilnya… Iluthar… Asha… Kota Terakhir…

"Aku bukan bertarung demi sistem," gumam Shinn. "Aku bertarung demi mereka."

Tangannya membentuk senjata baru. Void Light mengalir dan menyatu di antara jemarinya, membentuk tombak kristal panjang yang berdenyut dengan energi. Seperti bintang yang dibentuk dari cahaya yang tak sempurna.

[Resonansi Void Light 100% – Mode Final Diaktifkan]

Cahaya Void Light makin terang, hingga membuat malam terasa seperti siang sebentar. Shinn berdiri tegak, tombaknya diarahkan ke depan.

“Unit-X!” serunya. “Ini akhir dari pengaruh mu!”

Ia melompat ke udara, melewati drone yang mencoba menghalanginya. Dengan satu serangan terakhir yang membelah langit, dia menebaskan tombaknya tepat ke arah Unit-X.

Dentuman besar meledak. Tanah terangkat. Gelombang energi menghantam seluruh area dalam radius ratusan meter. Drone hancur berantakan. Reruntuhan meleleh oleh panas dan tekanan.

Saat debu mereda, Unit-X tampak berlutut. Armor-nya retak parah. Energi merah yang sebelumnya menyala kini tinggal bara kecil.

Namun, dia masih hidup.

“Belum… selesai…” katanya dengan suara serak dan berat.

Ia menekan sesuatu di lengan armor nya. Sisa drone yang masih bisa terbang segera bergerak cepat ke arahnya dan membawanya mundur, menghilang ke balik kabut yang kini turun menutupi area.

Shinn jatuh terduduk. Nafasnya memburu. Void Light mulai memudar dari tubuhnya, meninggalkan bekas-bekas luka yang samar di kulitnya.

Iluthar segera datang dan menopangnya.

“Kau menang,” katanya.

Shinn menggeleng pelan. “Belum. Dia tahu lokasi Ark - 03…”

Asha mendekat, wajahnya serius.

“Koordinatnya sudah kudapat. Tempat itu ada di bawah tanah. Lebih dalam dari fasilitas manapun yang kita temui. Zona isolasi nuklir… mereka menyebutnya *Depth Zero*.”

Shinn menarik napas panjang. Dadanya naik turun perlahan.

“Kalau begitu, kita siapin semuanya. Karena ‘Depth Zero’… sepertinya bukan cuma tempat rahasia terakhir. Mungkin itu… neraka sesungguhnya.”

Ketiganya saling pandang. Tanpa berkata banyak, mereka tahu pertarungan hari ini cuma pembuka dari peperangan yang lebih besar. Dan Void Light… baru saja memperlihatkan potensi sejatinya.

1
Filanina
lagi? pernah kehilangan sebelumnya?
Filanina
robot apa zombie?
anomali kali ya
Teteh Lia
Bikin novel genre seperti ini. bener2 harus detail banget, ya... Yang awam kaya Aq , mah .. kaya na udah meleyot duluan.
Teteh Lia
Shinn sang pewaris.
Teteh Lia
Keren nih, selalu mendukung. di dunia nyata, belum tentu ada yang seperti ini.
Teteh Lia
Weh, ujian yang ini mah ngeri2 sedep.
Filanina
tunggu dulu. kenapa tiba-tiba masa lalu ibunya?

perasaan sebelumnya Shin ga ada mempertanyakan ttg masa lalu ibunya. yang ada hanya ibunya sakit itu aja. apa ini buku ke-2 apa gimana?
F R E E Z E: Ini masih cerita yang sama kok, bukan buku ke-2.

Soal masa lalu ibunya Shinn yang tiba-tiba muncul itu memang belum dibahas dari awal karena waktu itu Shinn lagi fokus nyelametin diri dan ngerawat ibunya yang sakit. Jadi wajar kalau masa lalu ibunya belum jadi perhatian utama.

Tapi sebenarnya dari awal udah ada petunjuk kecil kalau ibunya itu nggak biasa. Nah, makin lama ceritanya jalan, makin kelihatan kalau masa lalu ibunya penting banget buat alur besar cerita ini.

Jadi bukan tiba-tiba dibahas, tapi memang baru sekarang waktunya terungkap. Ibarat puzzle, potongan masa lalu ibunya baru bisa dipasang di bagian pertengahan sampai akhir Season 1.

Terima kasih udah baca
total 1 replies
Teteh Lia
Mau diserang model gimana juga, kalau energi musuh terus disuplai, ya nda bakal bisa menang. 😫
F R E E Z E: Bener banget! Kalau cuma ngandelin tenaga, ya bakal cepet capek. Strategi tuh kunci! Musuh nggak bisa dikalahin cuma pake otot, harus pinter cari celahnya juga! 😅
Teteh Lia: Nah ini, ngalahin musuh mesti pake strategi. kalo cuma ngandelin tenaga mah... nda pasti bakal berhasil.
total 3 replies
Teteh Lia
Menyimpan luka dari masa lalu? benarkah bisa terlihat dari sorotan mata?
F R E E Z E: siap^^
Teteh Lia: Ok, aku bakal lanjut baca.
total 5 replies
Filanina
bukannya sebelumnya hanya menebak doang? jadi yang bisa lihat hanya shinn.
Ini nggak konsisten apa gimana?
F R E E Z E: tetap konsisten kok sesuai alur nya coba liat komen kamu sebelumnya aku udah jawab penjelasan-nya
total 1 replies
Filanina
dia bisa lihat layar sistem shin?
F R E E Z E: hahahaha siap terimakasih atas sarannya
Filanina: Soalnya kalau di komik ketahuan kan, itu misal tiap orang punya layar sistem atau nggak, bisa diperlihatkan ke orang nggak, kalau setiap orang punya layar mungkin bisa share tapi kalau hanya shinn yang punya mungkin hanya diperlihatkan saja.
total 4 replies
Filanina
gadis ke-2
Teteh Lia
Cara penulisan na rapih. 👍
F R E E Z E: siap terimakacih ya^^ /Smirk/
total 1 replies
Filanina
kenapa tiba-tiba jadi 'lo'? /Shame/
F R E E Z E: tenang aja dah di perbaiki soalnya novel ku sebelah tuh pakai bahasa yang tidak baku jadi kek ada kata gue Lo dll.
F R E E Z E: waktu ngetik ku buru buru jadi kepencet Lo bukan kamu
total 2 replies
Filanina
ya ampun
yang kubayangkan zombie dalam game plant vs zombie, yang pakai helm ember
Filanina
perang sama apa?
F R E E Z E: Perangnya sama zombie, tapi bukan cuma zombie biasa itu awalnya wabah biasa, terus berevolusi jadi mutasi aneh, dan di balik semua itu ternyata ada sesuatu yang lebih besar, kayak pihak misterius yang nge-eksperimen dunia. Nah, waktu manusia sadar ini bukan cuma sekadar wabah, udah telat. Mereka sempat ngelawan balik pakai teknologi tinggi, tapi kalah. Jadi sisa-sisa reruntuhan yang Shinn lihat itu adalah bekas “perang terakhir” manusia sebelum dunia benar-benar jatuh.
total 1 replies
Filanina
karena memang begitu kayaknya lebih pas
F R E E Z E: wkwkwk typingnya buru-buru🙏🏻 sedang di fix kan
total 1 replies
Filanina
dipikir lagi ini mirip mode survival ya. kok nggak diceritakan bagaimana mereka dapat makanan?
F R E E Z E: Betul banget! Memang ini mirip mode survival karena emang pada dasarnya dunia zombie ini keras banget. Nah soal makanan, di awal-awal, Shinn ngandelin fitur sistem kayak starter pack dari sistem, terus dia juga manfaatin reruntuhan buat cari bahan-bahan yang masih bisa diolah. Cuma karena waktu di Bab 5 fokus ke pertemuan sama Iluthar, detail soal makanan belum dimunculin tapi tenang, nanti makin ke depan, urusan logistik kayak makanan, air, bahkan bercocok tanam bakal dijelasin lebih lengkap. Jadi, tetap ikutin terus ya! author Freeze ❤️
total 1 replies
Filanina
dia tahu shinn punya sistem dari mana? apa sudah umum orang-orang di sana punya sistem.

kadang informasinya kurang.
F R E E Z E: Nah ini menarik, ya! Iluthar sebenarnya enggak tahu pasti Shinn punya sistem, tapi dia punya insting dan pengalaman sebagai penyintas lama. Di dunia itu, sistem bukan hal umum cuma orang-orang terpilih aja yang punya. Tapi dari cara Shinn bertindak, selamat dari jebakan, dan bisa ngelawan zombie di luar nalar... Iluthar langsung curiga. Dia tipe orang yang peka banget, jadi meskipun Shinn nggak ngomong, gestur dan keputusan Shinn udah cukup buat bikin Iluthar sadar: "Anak ini beda."
author Freeze ❤️
total 1 replies
Filanina
waduh udah bayangin banyak wanita aja. Emang ga rekrut cowok juga nih?
F R E E Z E: Hehe, sabar dong~ Awalnya emang fokus ke karakter cewek karena Shinn itu tipikal pelindung, jadi chemistry-nya kuat di situ. Tapi ke depan, bakal ada juga karakter cowok kok baik itu rekan, rival, atau bahkan musuh yang jadi sekutu. Dunia ini luas, ga mungkin dia jalan sendiri terus, kan? Tunggu aja kejutan di bab-bab selanjutnya!

author Freeze ❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!