[Terdapat kekerasan dan kata kasar] Masukin rak buku agar enak bacanya. 🥰🥰
*
*
Freya Kanaya adalah korban KDRT, dirinya disiksa oleh sang suami karena sudah tak perawan lagi sebelum mereka menikah dan suaminya bernama Ozan tak tahu itu.
Mereka berdua adalah korban perjodohan bisnis, tidak ada cinta antara keduanya.
Freya seringkali meminta cerai, namun Ozan tak mau. Dia malah semakin menyiksa Freya lebih parah.
Sehingga suatu hari atasan Freya bernama Mark Lee – Duda Pebinor – julukan nya karena pernah merebut istri kakak kandungnya.
"Aku akan mengajarimu ilmu bela diri agar bisa membalas perbuatan suami jahanam mu?!" ujar Mark dengan penuh penekanan.
Akankah, benih cinta muncul antara Mark dan Freya?
***
Bugh.
Freya menendang perut suaminya yang saat itu ingin menampar dirinya.
"A-apa yang sedang kau lakukan j*lang?" Ozan bertanya dengan nada marah.
"Sedang menghajar suami jahanam ku," balas Freya tersenyum dingin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Capa = Calon Papa
"Anak ini punya trauma," batin Mark terkejut.
Mark tahu betul arti dari gerakan refleks Marcel yang jelas-jelas menunjukkan ketakutan pada kekerasan. Menjadi tanda tanya besar dalam benaknya.
Apa jangan-jangan suami Freya juga menyakiti Marcel?
Pria kejam itu juga memukul anaknya sendiri?
Sungguh bila benar, Mark sangat murka. Bagaimana bisa ada pria yang sangat jahat. Tega sekali menyakiti wanita yang berstatus istrinya dan anak laki-laki yang berstatus anaknya.
Gila namanya itu.
Ah … rasanya Mark ingin mengambil sekarang juga. Dia benar-benar marah. Andai saja ada Ozan di dekatnya saat ini, Mark pasti akan menghajar nya habis-habisan.
"Jangan takut, Boy. Paman tidak akan jahat padamu," ujar Mark lembut masih dengan suara khas nya.
Dia mengambil daun itu lalu memperlihatkan pada Marcel membuat bocah kecil itu lega.
Mark tidak menyakitinya, membuat hatinya tenang.
Marcel tidak membalas perkataan Mark. Dia hanya menundukkan wajahnya tak berani menatap Mark.
Hingga sepotong ayam mentega ditambahkan oleh Mark ke dalam piringnya.
"Makan yang banyak, setelah ini kita akan bermain di lantai atas. Ada banyak permainan yang menyenangkan di sana."
Mark memang berniat menghabiskan waktu hari ini bersama dengan Freya dan calon anaknya.
Ha ha … tentu saja calon anak, karena Freya adalah calon istri Mark. Diam-diam pria itu tertawa lepas dalam hati, menertawakan kebodohan Ozan yang menyia-nyiakan kehadiran Freya dan Marcel.
Marcel mengangkat wajahnya, dia menatap Mark dengan sorot mata berbinar. Sejenak dia melupakan rasa takutnya membuat Mark lega.
"Benar, Tuan? Kita akan bermain?" tanya Marcel sekali lagi berusaha memastikan pendengaran nya benar.
Mark menganggukkan kepalanya samar. Seraya membelai puncak kepala Marcel yang sudah tak lagi bergerak reflek untuk melindungi kepalanya.
"Benar. Kita akan bermain … Paman dengar di lantai 4, ada permainan baru … dan jangan panggil Tuan …panggil Paman, oke?"
Mark tidak mau dipanggil Tuan, mana bisa dia melakukan pendekatan yang sangat canggung bila Marcel masih memanggilnya Tuan.
Marcel tampak ragu, karena bagaimanapun Mark adalah atasan sang ibu. Dia tidak mau bertingkah tak sopan, karena takut sang ibu tertimpa masalah.
"Tapi … Tuan adalah atasan mama," cicit Marcel pelan.
"Yep, benar sekali. Paman adalah atasan mama kamu, tapi bukan berarti paman juga atasan kamu, 'kan?"
Mark berbicara dengan nada santai membuat Marcel membenarkan ucapan Mark.
Bocah tampan itu tersenyum kecil. Dia tersipu dengan senyuman manis Mark, karena selama ini Ozan selalu dingin padanya.
"Baik, Paman," gumam Marcel pelan membuat hati Mark berdegup kencang.
Pria itu ingin sekali tertawa lepas dan melakukan selebrasi.
"Haiss … harusnya aku suruh dia memanggilku Capa … calon papa. Yihaaa … sebentar lagi aku akan punya istri dan anak," pekik Mark dalam hati.
Mungkin bila Marcel atau Freya yang mendengarnya, mereka pasti akan terkejut, karena tak menyangka pria sekeren Mark bisa bertingkah memalukan seperti itu.
Keduanya mengobrol ringan, bak seorang ayah dan anak. Freya dari kejauhan tersenyum simpul, ada rasa hangat dalam hatinya melihat sang anak dekat dengan atasan nya.
"Andai saja malam itu Mama tidak langsung pergi, apa mungkin sekarang kita bisa tertawa bersama dengan ayah kandung kamu, Sayang," gumam Freya pelan. Teringat kejadian pada malam dia melakukan hal gila bersama pria asing di bar.
Keduanya sama-sama mabuk dan melakukan hal itu atas dasar sama-sama suka.
Wanita itu kembali melangkah mendekati meja Mark dan Marcel. Dia tidak sadar kalau sepasang mata menyorot tajam dirinya.
"Freya," gumam pria itu pelan dengan tangan terkepal.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️
mereka melaknat pelakor tapi memuja dan mendukung pebinor
baca novel ini rasanya deg2an terus..
gak bisa ngebayangin jadi Freya dan Ozan..
mereka benar2 korban dari obsesi orang tuanya..
bener2 gak bisa ngebayangin ada orang tua seperti itu di dunia nyata..
jika ada akibat, pasti ada sebabnya..
semoga kita bisa jadi pribadi yg baik dan terus memperbaiki diri..
cerita David gak di NT ya kak?
okelah gak masalah, kita lanjut baca kisah lainnya..
semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun kakak berada..
💪🏻🙏🏻😘🥰😍🤩💕
barokallah.. 🤲🏻
mu thoor