Nama panggilannya Surya. Pemuda biasa yang bekerja sebagai tukang dekorasi pengantin itu akan mengalami banyak keanehan.
Anak muda yang sudah lama tidak menjalin hubungan asmara, tiba-tiba didekati beberapa perempuan dengan status yang berbeda-beda.
Awalnya Surya merasa senang dan menganggap itu adalah hal normal. Namun, ketika dia pengetahui ada rahasia dibalik botol parfum yang dia temukan, seketika Surya menjadi dilema.
Akankah Surya akan membuang botol parfum itu? Atau anak muda itu akan menyimpan dan menggunakannya demi kesenangan dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obrolan Kaum Pria
Sekumpulan pria berbagai usia itu masih asyik dengan obrolan santai mereka. Meski diantara mereka ada yang sudah menikah dan ada yang usianya lebih muda, obrolan yang terjadi diantara mereka terdengar semakin seru dan menyatu disemua kalangan.
Apa lagi ketika membahas tentang wanita dan hubungan ranjang, mereka nampak sangat antusias dan semakin kompak.
"Aku ngasih saran nih buat kamu," ucap pria berkaos biru pada pria yang lebih muda. "Jika ada cewek yang suka banget sama bau badan kamu, itu tuh kode besar, yang harus kamu manfaatkan."
"Jangan ngajarin ilmu sesat, Bro," celetuk sosok pria yang sudah menikah. "Kamu aja yang sesat, jangan ngajak yang lain."
Pria berkaos biru sontak cengengesan. "Lah itu kan kesempatan bagus," ujarnya. "Lagian dia juga udah dewasa. Wanita itu, kalau udah gatal, justru lebih bahaya dari laki-laki. Kalian ingat kasusnya anak yang kemarin gagal dari desa sebelah?"
"Oh, itu yang kedapatan sedang sekamar dengan teman dari pengantin cowok?" ujar pria pemegang kendali sound sistem.
"Iya," balas pria berkaos biru. "Itu contoh, wanita kalau udah gatal, nggak pandang bulu. Lebih nekat dari cowok."
Semua nampak mengangguk paham. Kejadian itu sempat viral dan menghebohkan sampai pada akhirnya, si wanita dinikahkan sama teman calon pengantin pria."
"Emang ngeri sih, cewek jaman sekarang," ujar sosok pria yang sudah menikah. "Mereka kalau udah pengin dengan seseroang, kaya nggak mandang keadaan. Apa lagi cewek tuh pakai hati."
"Pakai hati?" kali ini Surya yang mengeluarkan suaranya. "Pakai hati gimana maksudnya, Mas?"
Sosok pria yang mengenakan kemeja batik lantas tersenyum. "Cewek kalau udah mau ditidurin cowok secara suka rela, berarti dia tuh ada rasa suka sama cowok itu."
"Iya juga yah," sahut pria berkaos biru. "Jadi jika ada cewek mendekati kamu dan dia menunjukan sikap yang aneh, sebenarnya dia tertarik sama kamu, dan mungkin saja dia juga ingin tidur kamu kamu, gitu."
Surya nampak mengangguk paham. Dari kalimat itu dia bisa menyimpulkan kalau dua wanita yang katanya suka dengan ketiaknya, berarti mereka juga sebenarnya sebuah sinyal yang menunjukan kalau mereka ingin melakukan hubungan ranjang dengan Surya.
"Kamu sudah pernah melakukan hubungan ranjang sama cewek belum, Sur?" tiba-tiba salah satu pria melempar pertanyaan yang membuat Surya cukup kaget.
"Belum lah, Mas, belum berani," jawab Surya sambil cengengesan.
"Astaga, masa belum berani?" ucap pria yang sama. "Belum berani atau emang belum ada yang mau sama kamu?"
Sekeika Surya langsung cengengesan.
"Beh, sayang banget, Sur," ucap pria itu lagi. "Padahal dengan wajah gantengmu itu, wajahmu bisa dijadikan modal buat naklukin cewek loh."
"Jangan ngajarin yang nggak benar," protes pria yang mengenakan pakaian batik.
"Ya elah aku kan cuma ngomong," balas sosok pria yang sama, yang menggunakan kaos tanpa lengan. "Sekarang tuh anak SMP aja, udah pada berani sewa kamar hotel. Beda jauh dengan jamannya kita."
"Iya juga sih," sahut pria berbaju batik. "Mirisnya, ceweknya pada bangga. Seakan hubungan ranjang menjadi suatu prestasi dalam berpacaran. Tapi anehnya, banyak juga yang menjadi janda di usia muda. Kadang aku nggak habis pikir, apa sebenarnya yang ada dalam otak mereka sampai mereka dulu kebelat nikah?"
"Yang pasti dalam pikiran meraka agar bisa bebas main di ranjang."
"Pasti itu!"
"Hahaha..." beberapa pria malah sampai terbahak.
"Oh iya, ngomong-ngomong soal janda, tadi kamu dicarian oleh janda yang kemarin loh, Sur," ujar rekan kerja Surya tiba-tiba.
"Janda yang kemarin?" tanya Surya dengan kening berkerut. "Janda yang mana, Mas?"
"Itu, yang kemarin ngobrol sama kamu waktu kita makan duluan," ujar pria yang sama. "Wanita yang mendekati kamu itu loh, masa kamu lupa?"
Seketika itu juga otak Surya langsung bekerja, mengingat kembali kejadian kemarin di gedung pernikahan tempat dia berada saat ini.
"Oh, itu, iya aku ingat," ujar Surya. "Emang ada apa ya?"
"Nggak tahu. Dia suka kali sama kamu," balas pria yang sama.
Surya pun langsung cengengesan dan memilih tidak untuk bertanya lagi. Namun tak lama kemudian dia teringat kalau dia sudah bertukar nomer telefon ketika dia hendak pulang semalam. Surya pun segera mengecek ponselnya. Sayangnya tidak ada pesan yang dia terima dari nomer wanita itu.
Hingga beberapa jam berlalu, acara pernikahan yang cukup meriah itu harus berakhir ketika hari menjelang petang. Tidak ada kendala yang menggangu jalannya acara, membuat Surya dan rekan kerjanya cukup lega.
Karena tenda pernikahan dan pelaminan hendak di bongkar esok hari, Surya dan teman-temannya pun memilih bersiap untuk pulang. Namun ketika Surya sedang melangkah menuju tempat parkir motor, telinganya seperti mendengar seseorang menggail dirinya.
Surya seketika menoleh dan dia terkejut kala matanya menangkap sosok wanita yang semalam menyapanya dan bertukar nomer ponsel, saat ini tersenyum dan melangkah ke arahnya.
"Kok baru kelihatan, Mas?" tanya wanita itu tanpa basa-basi, begitu langkah kakinya sudah dekat dengan keberadaan Surya.
"Iya, Mbak, tadi aku ke sininya kesiangan," ujar Surya.
"Oh gitu," balas Si wanita. "Sekarang Masnya mau kemana?"
"Mau pulang, Mbak, udah nggak ada urusan di sini," balas Surya.
"Loh, kok pulang," wanita itu malah nampak keberatan. "Padahal aku sudah pengin ngobrol sama kamu loh. Darti tadi aku tungguin."
"Kamu nungguin aku, Mbak?" Surya nampak kaget mendengarnya. Apa lagi ketika wanita itu mengangguk dengan wajah sumringah, semakin membuat Surya heran. "Ngapain nungguin segalanya, Mbak? Ya ampun."
"Ya pengin aja," jawab si wanita sambil senyum-senyum. "Mampir bentar yuk ke rumahku," ajaknya.
"Aduh, tapi, Mbak," Surya mendadak bingung sendiri.
"Udah sih, jangan nolak," wanita itu semakin mendekat membuat Surya jadi salah tingkah. "Ayok mampir, atau aku tarik nih," wanita itu malah sedikit membri ancaman.
"Baiklah, baik," Surya pun terpaksa mengabulkan ajakan wanita itu dan benaknya seketika diliputi tanda tanya besar.
Sedangkan wanita itu nampak kegirangan dan dia kembali mengajak Surya untuk mengikutinya. Wanita itu juga meminta Surya untuk memindahkan motornya agar parkir di depan rumahnya saja dengan alasan jika pulang nanti, Surya tinggal naik motor, tidak perlu kembali ke tempat itu.
Surya masuk ke dalam rumah wanita itu dan dia cukup terkejut ketika memperhatikan rumah yang nampak sepi. Keduanya lantas terlibat obrolan ringan meski awalnya Surya sangat bingung karena dia tidak tahu, harus ngomong apa
Awalnya obrolan yang terjadi diantara mereka hanya obrolan ringan yang terdengar biasa saja, namun semakin waktu terus berjalan, obrolan itu malah membahas sesuatu yang membuat Surya menyimpulkan kalau wanita itu adalah wanita ketiga yang mendekatinya karena tertarik dengan ketiak Surya.