NovelToon NovelToon
Buah Hati Sang Pewaris

Buah Hati Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: EPI

Demi biaya operasi ibunya,kiran menjual sel telurnya.Matthew salah paham dan menidurinya,padahal ia yakin mandul hendak mengalihkan hartanya pada yoris ponakan nya tapi tak di sangka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EPI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14:Kebohongan terungkap dan cinta sejati yang membela

Ketika nama Kiran disebut, Ibu Matthew tersenyum menanti kemunculannya, namun Kiran tak kunjung keluar. Tina yang baru menyadari sesuatu bergumam, "Omg, Kiran di mana dia?" Semua orang tampak menunggu, namun Kiran tak juga menampakkan diri.

Di meja juri, salah satu juri bertanya, "Ada apa dengan peserta nomor sepuluh?"

Tina tersenyum sinis dan menjawab, "Kayaknya Kiran ketakutan."

Di kursinya, Ibu Matthew merasa gelisah karena Kiran tak kunjung keluar. "Ada yang nggak beres," gumamnya, lalu ia menghubungi seseorang.

Sementara itu, di ruangannya, Kiran baru saja selesai menjahit. Ia tersenyum puas dan berkata, "Selesai!"

Kembali ke meja juri, mereka tampak kebingungan. Salah satu dari mereka bertanya lagi, "Apa yang terjadi?"

Tina menimpali, "Kiran bilang kalau dia kalah, dia akan mundur dari lomba. Kurasa dia terlalu takut sama bakat Rosa."

Juri itu berkata, "Kenapa Aurora Aria sampai mempekerjakan orang kayak gitu?"

Tina menjawab dengan nada merendahkan, "Dia cuma jalang matre lugu. Dia lebih baik merancang pakaian dalam saja, jauh dari bakatmu," sambil tertawa dan duduk di samping Rosa dan suaminya.

Dalam hati, Rosa berkata, Nikmati saja momen terakhirmu, Kiran. Hadiah ini milikku.

Tak lama kemudian, Kiran yang ternyata mendengar perkataan Tina tadi keluar dengan mengenakan hasil desainnya yang begitu indah. "Siapa bilang aku kabur?" ucapnya, berjalan dengan anggun, membuat para juri terpaku akan keindahan gaun yang ia desain.

Rosa berbisik kepada Tina dengan nada tak percaya, "Nggak mungkin! Gimana bisa?"

Tina menjawab dengan bingung dan kesal, "Aku nggak tahu! Aku sudah merusak gaunnya!"

Kiran saat ini berdiri di panggung dan tersenyum manis. "Selamat sore, semuanya. Aku peserta nomor sepuluh, Kiran, dan ini desainku," katanya.

Di meja juri, mereka kagum dan berkata, "Ini salah satu desain paling berani yang pernah aku lihat," lalu ia langsung memberi nilai sepuluh, diikuti oleh juri lainnya. Semua memberi nilai 10, membuat Rosa melongo melihat nilai itu.

Juri itu berkata, "Selamat, Kiran! Juara satu jadi milikmu!"

Tiba-tiba, Rosa berdiri dan berkata, "Tunggu! Dia nggak pantas! Peraturannya bilang desainernya harus jalan sama pasangannya. Ya, dia cuma ibu tunggal yang hamil di luar nikah. Tahu apa dia soal cinta sejati?"

Jauh dari sana, di sebuah ruangan penuh bau obat, Matthew masih terbaring. Asisten setianya menunggu dengan cemas. Tiba-tiba, Matthew membuka mata, seolah tidak sakit, dan langsung mengambil ponsel di samping meja. Ia melihat jam, dan tak lama kemudian ponselnya bergetar. Ibunya menelepon. Ia segera mengangkatnya dan berkata, "Halo, apa? Kiran dalam masalah? Aku segera ke sana!" Lalu ia mencabut selang infus di hidungnya dan berkata kepada asistennya, "Siapkan mobil, kosongkan jalan! Aku mau sampai di aula lomba itu dalam lima menit!"

Di aula lomba, Rosa terus menyerang Kiran dengan kata-kata pedas, "Perusak rumah tangga hamil sepertimu tidak ada urusan di sini! Panggung ini bukan untuk sampah!" katanya sinis, merendahkan Kiran.

Tina menimpali, "Benar! Berhenti merusak reputasi Aurora Aria!"

Tiba-tiba, suami Rosa yang berpura-pura menjadi CEO berteriak, "Satpam! Bawa jalang ini dari pandanganku! Aurora Aria tidak terima jalang yang mau rias-riasan jalan-jalan pakai gaun 'cinta sejati' sambil bawa anak haram seseorang! Kau pasti cari mati!"

Satpam segera menarik tangan Kiran dengan kasar, membuat Kiran terkejut. "Tidak! Lepaskan aku! Aku bukan selingkuhan! Kau tidak berhak!" teriak Kiran, berusaha melepaskan diri.

Sementara itu, mobil Matthew baru saja tiba di depan gedung. Dengan langkah gagah, ia keluar dari mobil, mengenakan jasnya.

Seorang penjaga menghampirinya dan berkata, "Permisi, Pak, undangannya? Aurora Aria mengadakan acara pribadi..."

Namun, Matthew tidak mempedulikannya. Ia mendorong penjaga itu, lalu asistennya maju dan berkata, "Permisi!" dan segera menyusul Matthew.

Para penjaga di luar saling berpandangan. Salah satu dari mereka berkata, "Lihat mobilnya!"

Penjaga yang lain menimpali, "Astaga, itu lambang keluarga Andres! Dia... katanya orang terkaya di kota?"

Salah satu dari mereka berkata, "Yaa... Matthew Andres?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!