Yura yang terjerat masalah terpaksa meninggalkan Hanan suaminya dan putri yang baru dilahirkannya, agar mereka tetap hidup karena kritis dirumah sakit akibat kecelakaan. Hanya keluarga suaminya yang memiliki uang yang bisa membantunya dengan satu syarat menyakitkan!
Lima tahun kemudian, Yura dipertemukan dengan anak yang dilahirkan, dibawa sebagai pengasuh oleh istri baru Hanan. Dengan kebencian dari keluarga Maheswari serta pria yang di cintai, mampukan Yura bertahan demi anaknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Dibawa Kabur.
Hanan tidak pernah lupa lima tahun lalu apa yang terjadi dan apa yang dilakukan Yura padanya. Selalu dia ingat kecelakaan itu, dan saat Yura meninggalkan dirinya.
"Ini urusan Hanan. Mama jangan ikut campur! Keberadaan Yura disini, bukanlah untuk menjadi istriku apalagi menjadi ibunya Aura! Yura disini untuk menderita membayar perbuatannya!" Sahut Hanan dengan tegas.
Jantung Yura serasa hampir berhenti berdetak mendengar kata-kata yang seperti sumpah dari Hanan. Dia dibawa kerumahnya untuk dibuat menderita, menjalani hukuman yang tidak pantas dia dapatkan. Yura seperti ingin kabur, namun bayangan wajah imut Aura, kaki Yura terasa lemas dan tidak bertenaga untuk pergi meninggalkan putrinya.
Mau apapun alasan Hanan, Eva tetap tidak setuju kalau Yura ada dirumah itu, apalagi mengasuh Aura. Bagaimana kalau Yura menceritakan yang sebenarnya kepada Hanan bahwa dia yang menyuruh Aura meninggalkannya, dan semua ceritanya palsu.
Lalu bagaimana kalau Yura mengatakan pada Aura kalau dia ibu kandungnya, Aura pasti bingung, dan bisa saja membenci Eva ataupun Hanan karena membohonginya karena mengatakan ibu kandungnya telah meninggal.
Eva tidak mau semuanya hancur, rahasia yang dia tutup terbongkar Karena Yura. "Kamu akan menyesal, Hanan. Lebih baik buang jauh-jauh wanita itu, dia membawa pengaruh buruk apalagi untuk anak kamu!" Eva mengkompori anak tirinya itu supaya Hanan mengusir Yura.
"Ini urusan Hanan ma, mama jangan ikut campur. Yura akan tetap disini!" Jawaban Hanan membuat Eva menahan kekesalan. Hanan beralih menatap Yura dengan dingin, "Masuk, susul Aura!" Yura mengangguk singkat lalu masuk kedalam rumah.
Eva kali ini kalah tapi dia tidak akan tinggal diam melihat Yura ada dirumah Hanan begitu saja. "Baiklah, mama izinkan dia menjadi pengasuhnya Aura. Tapi awas saja kalau sampai kamu tergoda lagi oleh wanita itu, kamu akan kehilangan semuanya Hanan!"
Hanan hanya patuh. Meskipun Eva hanya ibu tiri, tapi dia yang merawat Hanan dari kecil saat usianya tiga tahun. Eva memberinya kasih sayang sebagai seorang ibu dan mencintainya dengan tulus, ibu kandungnya Hanan meninggal setelah melahirkan Hanan.
Karena takut Aura tidak mendapatkan kasih sayang seperti dirinya yang ditinggalkan ibu kandungnya, makanya Hanan setuju menikah dengan Gendhis supaya Aura memiliki sosok seorang ibu.
"Mama kenapa kesini tidak menghubungi ataupun Gendhis?" Tanya Hanan sembari masuk kedalam rumah mengikuti langkah Eva menuju ruang tamu.
"Sengaja saja! Mama mau bertemu Aura, mama sudah lama tidak kesini tapi kalian tidak mau bawa Aura kerumah mama!" Omel Eva.
"Aku dan Gendhis sibuk! Aura dititipkan dirumah orang tuanya Gendhis, karena rumahnya lebih dekat dengan boutiquenya!" Jawab Hanan.
Eva hanya mengangguk. "Oh ya. Untuk beberapa waktu mama dan papa akan menginap disini, rumah papa sedang direnovasi! Nanti kamu jemput papa dirumah!"
Ucapan Eva membuat Hanan tersentak kaget, bagaimana mungkin Eva tinggal serumah dengan Yura. Gendhis bisa tau kalau Yura ibu kandungnya Aura.
Eva sengaja mencari alasan untuk bisa tinggal dirumahnya Hanan, ia ingin memberi pelajaran kepada wanita miskin itu, supaya tau posisinya dan supaya Yura tidak betah ada dirumah itu.
"Papa masih punya rumah lain! Kenapa tidak tinggal disana saja sementara?" Tanya Hanan.
"Kamu nggak suka ya, mama dan papa tinggal disini. Rumah itu juga lama tidak dihuni, sedang dalam tahap pembersihan, kalau sudah selesai kami akan pindah kesana menunggu rumah utama direnovasi! Kalau kamu tidak setuju yasudah, mama akan sewa rumah lain. Padahal Papa kamu begitu ingin melihat cucunya setiap hari! Kalau begitu mama mau pulang!" Eva berakting pura-pura sedih dengan jawaban Hanan yang tidak menyukainya tinggal dirumahnya.
Eva berdiri mengambil kembali tasnya lalu hendak pergi, namun Hanan menahan tangannya. "Yasudah ma, aku akan jemput papa! Mama tetaplah disini!"
Eva tersenyum lalu kembali duduk, membiarkan Hanan pergi menjemput ayahnya. Selama Eva tinggal dirumahnya Hanan dan Gendhis, dia akan membuat Yura tidak nyaman dan membuat perhitungan pada wanita itu. "Lihat saja. Sebentar lagi kamu pasti menyingkir dari rumah ini dan kehidupan anakku!"
.....
Yura sebenarnya merasa gelisah, dia sangat berharap kalau bu Eva sudah pergi. "Bagaimana kalau bu Eva mengusirku lagi?" Gumam Yura.
"Bibi Yura!" Tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu dari luar, serta suara kecil dari gadis kecil.
Yura terkejut, sontak dia menoleh dan berjalan cepat membuka pintu kamar. Kegelisahannya langsung pudar begitu melihat sosok wajah cantik Aura yang tersenyum padanya. "Nona Aura. Ayo masuk sayang." Yura menggandeng tangan kecil itu dengan pelan untuk masuk kedalam kamar.
"Bibi baik-baik saja kan? Tadi oma, malah ya, sama bibi? Apa oma, menyakiti, bibi?" Tanya Aura dengan khawatir.
Yura tersenyum lembut dengan gelengan kepala pelan. "Tidak sayang. Oma tidak marah kok. Oma baik, tadi cuma ngasih tau, makanan apa yang disukai si cantik ini!" Jawab Aura berbohong. Mana mungkin dia menceritakan kepada Aura kalau Oma Eva mengusirnya.
Meskipun Bu Eva sangat membencinya, tapi Yura tidak ingin Aura membenci Oma nya. Yura tetap ingin Aura memiliki keluarga yang utuh dan menyayanginya dengan tulus.
"Benarkah? Bibi tidak bohong kan? Kata mama, berbohong itu tidak baik!"
"Tidak! Bibi tidak bohong! Aura coba lihat mata bibi. Apa bibi berbohong?" Yura mendekatkan wajahnya, Aura melihatnya dengan jelas.
Gadis kecil itu tersenyum dan menggeleng. "Baiklah Aura percaya!" Bagaimana bisa Yura meninggalkan lagi anak sebaik Yura, yang seperti bisa mengerti perasaannya.
Yura tidak ingin meninggalkan Aura lagi untuk kedua kalinya. Sekarang Aura adalah dunianya, akan dia lakukan apapun supaya Aura bahagia dan tetap bisa bersama Aura. Meskipun Yura harus mengorbankan harga dirinya, dan dihina caci maki oleh Hanan dan keluarganya.
Sementara diluar, Eva mencari-cari keberadaan cucunya ada dimana. Dikamar Aura kosong, ditaman belakang ataupun depan rumah juga tidak ada. Wanita itu berjalan menuju dapur.
"Kau melihat Aura?" Tanya Eva kepada salah satu pelayan rumah.
"Tidak Nyonya. Mungkin saja Nona kecil ada bersama mbak Yura."
Eva menahan marah mendengar kalau mungkin saja Aura bersama Yura. Ya, itu benar, Aura sedang bersama Yura. Wanita itu pasti memiliki niat buruk untuk Aura, jangan-jangan mau membawa Aura lari.
"Dimana kamar wanita itu?"
"Dibelakang, kamar nomer tiga!" Jawab pelayan dengan setengah takut.
Eva langsung berjalan cepat menuju deretan kamar khusus Art. Dia melihat kamar yang diyakini kamar milik Yura. Tanpa mengetuk atau meminta izin, Eva langsung nyelonong masuk.
"Aura!" Namun kamar itu kosong tidak ada siapapun. Ada barang-barang Yura, namun tidak ada siapapun didalam kamar. Eva keluar dan mengecek beberapa kamar, namun tidak ada sosok dua orang yang dicari.
Eva mencari kesana kemari, tapi tidak ketemu batang hidung Yura maupun Aura. Karena panik dan yakin Aura diculik oleh Yura. "Hallo, Hanan. Wanita licik itu membawa kabur Aura!" Eva menelpon putranya dengan setengah panik dan marah.
*****
Jangan lupa tinggalin jejak kalian dibawah. Dukung Author berupa like, komen, vote, rate bintang 5 dan kirim hadiah kalian.
Semakin banyak Like dan komen, insyaallah malam ini update lagi🥰🥰🥰
wah untung ajaa ada paman tampan 😌
kasihan tauuu 😥😥😥
buat yura sama nicko ajaaa lebih baik dari hanan yg oon 🙄