Casanova Of Devil

"Itu rahasia... Aku akan memberitahu kalau kau juga memberitahu rahasiamu padaku..." bisik Yofan yang sedang dalam keadaan setengah mabuk. Meski mabuk, dia kembali menenggak segelas bir.

Marvel menarik sudut bibirnya ke atas. Dia lalu ikut terus meminum bir. Hingga akhirnya Marvel ikut mabuk juga.

Entah apa yang terjadi malam itu. Namun saat pagi tiba, Yofan terbangun dan menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Tempat itu agak kumuh dengan dinding kayu lapuk. Sedangkan di sampingnya ada Marvel yang tidur sambil mendengkur.

"Astaga... Ini dimana?" gumam Yofan seraya memeriksa dirinya. Dia takut sekali hal gila terjadi pada dirinya dan Marvel.

Yofan sebenarnya ingin langsung pergi. Tetapi tidak tega meninggalkan Marvel. Jadi dia membangunkan lelaki itu terlebih dahulu.

"Marvel! Vel!" panggil Yofan sembari mengguncang badan Marvel.

"Hmh... Kenapa?" Marvel akhirnya bangun. Dia mengucek-ucek mata terlebih dahulu dan merubah posisi menjadi duduk.

"Kau tahu kita ada dimana?" tanya Yofan.

Marvel terdiam dan mengamati keadaan di sekeliling. Selanjutnya wajahnya memucat. "Ini kostanku..." ungkapnya.

"Apa?!" Yofan kaget. Karena tempat itu tidak sesuai dengan reputasi dan gaya yang diperlihatkan Marvel selama ini. Apalagi cowok itu hampir setiap hari datang ke klub.

"Aku tahu kau pernah mengaku bukan orang kaya. Tapi aku nggak nyangka kau semiskin ini," gumam Yofan.

"Begitulah faktanya. Semua ini gara-gara obrolan kita tadi malam. Mungkin itulah alasan aku membawamu ke sini," sahut Marvel.

"Obrolan tadi malam?" Yofan lantas mengingat apa yang dibicarakannya dan Marvel tadi malam. Untungnya dia mampu mengingat dengan baik. Dimana tadi malam dirinya dan Marvel saling berbagi rahasia satu sama lain, dan Yofan menceritakan pesugihan yang dia lakukan saat ini.

"Tapi sepertinya bukan aku saja yang miskin," imbuh Marvel. Ia tersenyum miring. Seolah menyiratkan sesuatu tentang Yofan.

"Jadi kau tahu kalau aku..." Yofan tak mengakhiri ucapannya. Namun Marvel sigap mengangguk.

"Kau menceritakan semuanya," ujar Marvel.

Yofan mengusap kasar wajahnya. Dia merasa frustasi dan kesal pada dirinya sendiri.

Melihat itu, Marvel terkekeh. "Kau tidak usah cemas. Aku akan jaga rahasiamu. Lagian kau juga sudah tahu rahasiaku," ungkapnya.

Yofan kembali mengulik ingatannya tentang rahasia Marvel yang diungkap tadi malam. Ia ingat kalau nama Marvel aslinya adalah Samsudin.

"Samsudin, itu nama aslimu kan?" tukas Yofan.

"Iya." Marvel mengangguk sambil tersenyum. Dia dan Yofan kemudian tertawa.

Yofan perlahan berhenti tertawa. Dia menatap Marvel dengan serius. "Aku akan mempercayaimu. Aku mohon rahasiakan yang sedang aku lakukan sekarang," ucapnya.

"Kau tenang saja. Justru aku semakin antusias untuk membantumu mencari gadis perawan," tanggap Marvel.

"Sasaran utamaku bukan perawan random sekarang, Vel. Tapi perawan dari keluarga orang-orang yang pernah jahat padaku," ungkap Yofan. Ia memegangi kepalanya karena merasa pusing. Jelas itu adalah efek dari mabuk tadi malam.

"Mau mie rebus dan teh hangat? Itu bisa membuat pengar kita cepat pulih," tawar Marvel.

"Boleh," sahut Yofan.

"Tunggulah di sini. Aku masak ke dapur dulu." Marvel segera beranjak dari kamar. Ia tak lupa membawa dua bungkus mie instan dan teh.

Kini Yofan sendirian. Dia memilih kembali telentang karena merasa pusing. Tapi tiba-tiba terdengar suara keributan dari kamar sebelah. Sampai akhirnya terdengar suara desahan wanita yang di iringi bunyi decitan ranjang.

Yofan menenggak salivanya sendiri. Keringat panas dingin mengucur deras. "Gila... Apa Marvel sering mendengar hal begini? Pantesan dia mesum," gumamnya.

Yofan terlonjak kaget saat dinding kamar mendadak bergetar. Suara desahan wanita di sebelah itu jadi terdengar semakin jelas.

"Anjir! Bisa-bisanya mereka nempel ke dinding reot begitu?" komentar Yofan. Meskipun begitu, kejantanannya tergoda saat mendengar semua itu.