Tuan Tiada Tanding 2

"Benar! Dia akan linglung seperti orang gila!"

"Padahal Tuan Harsono sudah memperingatkan untuk tidak masuk ke dalam taman ghaib itu, namun mengapa bajingan itu menantang maut?"

Semuanya jelas mencibir Arjuna yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam taman ghaib itu.

Pandangan Tuan Harsono menuju je arah meja lagi, dia menghela nafas panjang, Tuan Harsono sudah mengetahui ending dari Arjuna ini, palingan Arjuna akan berdiri dengan linglung ketika sudah berada di pager ghaib buatan Tuan Harsono.

Oleh karena itu Tuan Harsono berucap, "Gumilar, ketika Arjuna sudah berdiri mematung, segera angkat dia dan tendang dari tempat ini!" Ucap Tuan Harsono, "tinggalkan dia di pinggir jalan dan jangan antar pulang dia, masa bodo dengan orang sebodoh dia!" Imbuhnya.

"Um.. guru, sepertinya ada sedikit masalah pada saat ini." Ucap Gumilar dengan gugup.

Tuan Harsono kembali menghela nafas panjang, "apakah kamu kasihan dengan Arjuna ketika aku menyuruhmu meninggalkan di pinggir jalan?" Tanya Tuan Harsono.

"Em, bukan itu guru. Coba anda lihat, Arjuna sudah melewati pageran ghaib buatan anda dan sudah berada di taman ghaib itu." Jawab Gumilar.

"Tidak apa, nanti dia juga ling--- apa!" Tuan Harsono kaget dan langsung menoleh kemudian berucap, "Arjuna melewati pageran ghaib itu dan tiba di taman ghaib itu?" Tanyanya dengan mata melotot kaget.

Tidak hanya Tuan Harsono yang tercengang pada saat ini, namun Gumilar dan para pelayan juga tercengang.

"Bagaimana bisa?" Tanya Tuan Harsono ketika melihat Arjuna pada saat ini sudah berada di dalam Taman dan mulai terlihat kabur. Seolah dunia lain itu hendak menghilang.

"Apakah mantra pageran ghaibku rusak?" Tanya Tuan Harsono dengan bingung, tanpa basa basi lagi Tuan Harsono langsung melesat menuju pinggiran taman miliknya, mencoba memeriksa apakah pageran miliknya rusak

Namun setelah tiba di tempat itu Tuan Harsono kebingungan karena pageran miliknya tidak rusak dan masih bergungsi dengan baik, "bagaimana mungkin si lemah itu bisa melewati pageran ini?" Tanyanya dengan ekspresi bingung, "apakah si lemah itu hanya beruntung karena secara tidak sengaja melewati celah pageran ghaib ini?"

Sebagai seseorang yang membuat pageran ini Tuan Harsono mengetahui betul di pageran ini ada celahnya, di mana apabila seseorang melewati celah ini mereka tidak terpengaruh dengan pageran ini dan bisa melewatinya.

"Apakah keberuntungan yang di miliki Arjuna sangat besar sehingga dia bisa melewati pageran milikku begitu saja?" Tiba tiba pada saat ini Tuan Harsono terdiam, "tunggu! Seharusnya dia tidak beruntung! Dia berjalan menuju ke makamnya sendiri! Seharusnya ini adalah kesialan terbesarnya!" Ucap Tuan Harsono dalam hatinya.

Tidak lama kemudian ilusi taman ghaib itu menghilang di gantikan dengan pemandangan hutan biasa. Itu Artinya Arjuna sudah masuk ke tempat itu dan terjebak di sana.

Tuan Harsono menghela nafas panjang, "salahmu sendiri memilih untuk masuk! Kamu mencari mati!" Ucap Tuan Harsono dalam hatinya. Karena pada saat ini Arjuna sendiri yang memilih untuk masuk ke dalam sana pada saat ini Tuan Harsono menganggap Arjuna sudah bunuh diri.

Tidak perlu memikirkannya lagi, bagi Tuan Harsono Arjuna sudah mati. Sementara itu Gumilar dan para pelayan yang ada segera menuju ke belakang Tuan Harsono.

"Guru, bagaimana dengan Arjuna si manusia biasa itu? Bagaimana pun juga kita harus menyelamatkannya, dia hanya manusia biasa, dia tidak mungkin bisa bertahan di sana Tuan!" Ucap Gumilar.

"Gumilar!" Tuan Harsono langsung berucap dengan tegas, seketika itu juga semua orang langsung terdiam.

Gumilar dan yang lainnya menundukan kepalanya.

"Gumilar, kamu melihat sendiri bukan? Manusia lemah itu menggali kuburannya sendiri! Aku sudah berusaha memperingatinya untuk tidak masuk ke taman itu, namun dia masih tetap masuk!" Ucap Tuan Harsono..

Sambil menundukan kepalanya Gumilar menjawab, "benar guru, saya melihatnya sendiri."

Tuan Harsono kemudian berucap, "pleh karena itu kita tidak perlu menolong Arjuna! Biarkan dia mati di makan baju barat dan para jim setan primpayangan yang ada di sana!" Ucap Tuan Harsono dengan tegas.

Selain karen kebodohan Arjuna sendiri yang memasuki taman itu, Tuan Harsono tidak akan mau menyelamatkan Arjuna karena ia mengetahui betapa mengerikannya taman ghaib itu.

Makhluk halus dengan berbagai rupa sangat banyak, saking banyaknya terlihat seperti awan mendung di langit.

Untuk apa mempertaruhkan nyawa melawan para penghuni taman ghaib itu hanya untuk menyelamatkan manusia biasa?

Mendengar ucapan tegas dari Tuan Harsono Gumilar menganggukan kepalanya dengan cepat. Gumilar menyadari apa yang di ucapkan oleh gurunya sangat masuk akal sekali. Bajingan itu sendiri yang memilih untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam taman itu, mengapa mereka harus mengorbankan nyawa meraka hany untuk menyelamatkannya?

"Ayo sekuanya masuk ke dalam rumah! Kerjakan kembali tugas kalian masing-masing!" Ucap Tuan Harsono.

Semuanya mengangguk.

Dengan ini secara resmi Arjuna di tinggalkan begitu saja.

***

Sementara itu di dalam taman Arjuna terlihat berdiri sambil menghirup udara khas dari wangi bunga bunga yang ada di sini.

"Hmm... wangi sekali." Ucap Arjuna dengan tenang, "aku sama sekali tidak menyangka akan ada taman seindah dan sewangi ini... kira kira siapa ya yang membuatnya?"

"Tunggu, apakah yang membuat taman ini benar benar galak seperti apa yang di ucapkan pak Harsono?" Tanya Arjuna dengan ekspresi penasaran..

Arjuna kemudian menatap langit, hanya ada langit mendung dia atas sana. Arjuna kemudian melihat bunga dengan hati hati dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menyentuh, menginjak atau merusak bunga bunga di situ.

Hanya ada Arjuna di tempat ini, lalu bagaimana dengan Baju barat, Jim Setan Primpayangan yang di sebutkan Tuan Harsono konon sangat banyak dan tampak seperti awan mendung di atas langit?

Mereka pada saat ini sedang bersembunyi di berbagai tempat.

"Aduh kaki saya sakit, kaki saya sakit..." ucap hantu jerangkong yang mengeluh kakinya sakit karena di injak kuntilanak hitam.

Mereka berdua sedang bersembunyi di balik pohon pinus, namun masalahnya pohon pinus adalah pohon yang kecil dan tegak, mau tidak mau mereka harus ada yang di bawah dan di atas.

Apesnya hantu jerangkong yang berada di bawah, dan di injak oleh hantu kuntilanak hitam yang ada di sana.

"Diaamm!" Ucap kuntilanak hitam dengan mata melotot, "kamu adalah hantu Jerangkong! Mengapa kamu merasakan kakimu sakit? Kamu tidak punya daging!" Tanya Kuntilanak hitam.

Hantu jerangkong hanya bisa meringis mendengar pertanyaan kuntilanak hitam.

Di sisi lain malah ada yang lebih parah sebuah kepala terlihat di injak olah buto cebol, dan yang paling atas ada siluman beruk yang nangkring di atas kepala buto cebol itu.

Hantu kepala yang berada paling bawah terlihat sangat marah, "uuummm!" namun sayang sekali ketika dia hendak menyelesaikan kalimatnya, dia tidak bisa karena lidahnya terjepit oleh rahangnya sendiri sebab dirinya di injak buto cebol di atas.