NovelToon NovelToon
Perjanjian

Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Pembantu
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Karena kesulitan ekonomi membuat Rustini pergi ke kota untuk bekerja sebagai pembantu, tapi dia merasa heran karena ternyata setelah datang ke kota dia diharuskan menikah secara siri dengan majikannya.

Dia lebih heran lagi karena tugasnya adalah menyusui bayi, padahal dia masih gadis dan belum pernah melahirkan.

"Gaji yang akan kamu dapatkan bisa tiga kali lipat dari biasanya, asal kamu mau menandatangani perjanjian yang sudah saya buat." Jarwo melemparkan map berisikan perjanjian kepada Rustini.

"Jadi pembantu saja harus menandatangani surat perjanjian segala ya, Tuan?"

Perjanjian apa yang sebenarnya dituliskan oleh Jarwo?

Bayi apa sebenarnya yang harus disusui oleh Rustini?

Gas baca, jangan lupa follow Mak Othor agar tak ketinggalan up-nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian Bab 14

Jika dia berkata jujur tentu saja kehidupannya akan hancur, Rustini sudah mulai menceburkan dirinya ke dalam lumpur, kini saatnya dia menikmati kubangan lumpur itu dalam bentuk uang yang subur.

Rustini merupakan wanita yang miskin, dia lahir dari keluarga yang kekurangan ekonomi. Dia mulai menikmati uang yang diberikan oleh Jarwo, dia mulai menikmati apa yang dia lakukan oleh Jarwo. Karena menolak percuma, pastinya dia hanya akan mati dan meninggalkan nama.

Lebih baik dia kini mulai menikmati semuanya, menjalani hidup seperti air yang mengalir, tak perlu mengatur alur, tak perlu mengatur cita-cita Yang terukir di dalam hati, karena yang terpenting saat ini adalah uang. Ya, Rustini mulai dibutakan oleh uang.

"Maaf, Nyonya. Saya tadi mau mandi, tapi karena ada Nyonya masuk, saya tidak keburu mengambil handuk. Jadinya mengambil selimut untuk menutupi tubuh ini, malu juga kalau terlihat dalam keadaan polos."

"Oh, mau mandi ya?"

"Ya," jawab Rustini sambil berusaha untuk menggapai handuk.

"Ya udah kamu mandi sana," ujar Ratih.

Setelah menyuruh Rustini untuk mandi, wanita itu melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam kamar tersebut. Namun, saat dia membuka pintu kamar itu, dia kembali menolehkan wajahnya ke arah Rustini.

"Oiya, apa kamu lihat suami saya?"

'Lihat, Nyonya. Malah kami baru saja selesai bercinta,' jawab Rustini dalam hati.

"Loh, kok bengong? Kamu lihat suami saya nggak?"

"Sehabis nyusuin bayi saya belum keluar kamar, Nyonya."

'Aku nggak bohong, habis menyusui aku memang tidak ke mana-mana. Tapi, suami kamu sendiri yang datang ke kamarku.'

Rustini lagi-lagi hanya bisa membatin di dalam hati, karena tidak mungkin dia berani mengatakan hal tersebut kepada Ratih secara langsung. Yang ada bisa-bisa lehernya langsung hilang saat itu juga.

"Oh," ujar Ratih yang langsung pergi dari dalam kamar Rustini.

"Selamat," ujar Rustini setelah melihat kepergian Ratih.

Wanita itu lalu turun dari tempat tidur, dia mengambil handuk dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Saat tiba di dalam kamar mandi, Rustini meminta Jarwo untuk pergi. Namun, pria itu malah mendorong tubuh Rustini sampai mentok ke tembok.

Rasa dingin langsung menyergap, karena tubuh bagian depannya menempel pada dinding tembok kamar mandi tersebut.

"Tuan mau apa?" tanya Rustini ketika mendapatkan kecupan di punggungnya.

"Mau kamu lagi, mumpung dia bangun."

Rustini memang tidak melihat milik pria itu, tetapi dia bisa merasakan kalau milik pria itu sudah mengembang dengan sempurna. Keras dan membuat tubuhnya meremang semua.

"Jangan, Tuan. Tadi nyonya nyariin loh, nanti kalau dia tahu kita sedang berduaan seperti ini bagaimana?"

Jarwo tentu saja tahu kalau istrinya itu mencari dirinya, bahkan dia sempat panik. Namun, hal itu tidak berlangsung lama setelah mengingat kalau istrinya itu akhir-akhir ini tidak terlalu peduli kepada dirinya. Ratih lebih peduli terhadap uangnya, Ratih lebih peduli terhadap teman-teman sosialitanya.

"Nggak akan, yang penting kamu diem." Jarwo mengulurkan tangannya untuk meremat kedua dada Rustini yang begitu besar dan juga sekal.

"Jangan, Tuan. Resikonya terlalu besar, ini sudah pagi. Takutnya nanti nyonya Ratih balik lagi," ujar Rustini.

Mulut wanita itu boleh saja berkata seperti itu, tetapi respon dari tubuhnya sangat lain. Jarwo menyukainya, karena memang sudah sangat lama dia tidak merasakan hal seperti ini bersama dengan Ratih.

Setelah melakukan pesugihan, setiap kali dia memintanya kepada Ratih, wanita itu memang sering menuruti keinginan dari dirinya, tapi hanya seperti sebatas kewajiban saja.

"Tak akan," jawab Jarwo percaya diri karena biasanya pagi-pagi seperti ini istrinya itu akan menghitung penghasilan pesugihan.

"Ouch!"

Rustini hanya bisa pasrah ketika Jarwo memasuki liang kelembutan wanita itu dari belakang, rasanya ada sensasi yang berbeda. Pegal memang harus berdiri seperti itu, tetapi ada kenikmatan lain yang baru saja dia rasakan.

"Kamu cukup nikmati dan melayani saya, nanti kamu saya belikan baju bagus. Mau?"

"He'em, mau." Rustini menganggukan kepalanya di sela erangannya.

Jarwo merasa kecanduan setelah melakukannya dengan Rustini, rasanya begitu lain. Tak seperti dia sedang melakukannya dengan Ratih, padahal bentuknya dirasa sama, tetapi sensasi dan kenikmatannya jauh berbeda.

"Mandi yang bersih, nanti sore kalau pulang saya belikan banyak baju. Biar kamu tambah cantik," ujar Jarwo setelah mereka selesai melakukan kegiatan panas untuk yang kesekian kalinya.

Rustini kini menjadi gelap mata, niat awal untuk menjadi pembantu dan melunasi hutang ayahnya kini berubah, dia ingin menjadi wanita kaya dan juga terpandang. Dia ingin menjadi wanita yang mampu merawat diri dan membeli apa pun yang dia inginkan.

Kata-kata manis Jarwo membuat keinginannya berubah pesat, sentuhan dari tangan Jarwo membuat dia bermimpi begitu tinggi.

"Iya," jawab Rustini patuh.

Setelah mandi, Jarwo dengan cepat memakai pakaiannya. Lalu, dia keluar dari dalam kamar Rustini dari jendela kamar itu. Tak mungkin dia lewat pintu, karena pasti nantinya akan ada orang yang curiga.

"Aman," ujar Jarwo yang malah memutuskan untuk langsung pergi dari rumah itu.

Pagi ini dia memutuskan untuk pergi ke resto miliknya, dia sarapan di sana dan bekerja sambil melamunkan Rustini.

"Dia itu cantik dan muda, aku suka. Sekarang tidur dulu, biar nanti malam bisa melakukan tugas dengan baik."

Siang ini Jarwo memutuskan untuk tidur di ruang kerjanya, hal itu dia lakukan hampir setiap hari. Karena malam harinya memang dia harus melakukan pesugihan, sore harinya dia pergi membeli banyak baju untuk Rustini. Baru dia pulang ke rumah.

"Mas, kamu bawa apa?" tanya Ratih antusias ketika Jarwo pulang membawa bungkusan besar.

"Bawa baju untuk ---"

"Ya ampun, Mas. Kamu baik banget tau aja kalau---"

"Baju itu untuk Tini, bukan untuk kamu."

Ratih merasa heran karena pria itu membelikan baju untuk Rustini, karena untuk wanita piaraan lainnya saja, pria itu selalu meminta bi Neneng untuk membelikan baju.

Atau kalau ada keperluan untuk para perempuan yang ada di rumahnya, tentu yang biasa melengkapi kebutuhan mereka adalah bi Neneng. Bukan Jarwo yang turun langsung.

"Loh! Kok kamu belikan baju untuk Tini? Buat aku nggak?"

"Kamu itu bajunya sudah sangat banyak, sedangkan Tini nggak punya baju. Bajunya itu lusuh banget loh, aku takut kalau anak kita marah kalau melihat Tini yang selalu memakai baju lusuh kalau sedang menyusui dia."

Masuk akal, tapi tetap saja Ratih merasa heran. Karena ini adalah pertama kalinya Jarwo terlihat perhatian, Ratih menghampiri Jarwo lebih dekat lagi. Lalu, wanita itu menatap suaminya dengan tatapan menyelidik.

"Kamu suka sama Tini?" tanya Ratih dengan matanya yang terus saja menatap suaminya itu.

1
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
semoga aja Jarwo bener bener suka Tini, semoga aja Ratih jelek itu yg jadi tumbal, Jarwo sama Tini bahagia selamanya🌻🌻🌻🌻
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bagus bagus
Yuliana Tunru
waduh gmn nih apa jarwo akan vawa tini ya ..knp jg ndk ganti penapilan pake hijab gitu agar sulit dikenali hedehhh
Cucu Suliani: Wah, bisa jadi ide nih🤭
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Kamu harus bisa, syaratnya lepasin Ratih dan semua hartamu 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
biar tambah panas tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dia merasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah setuju 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Bude
Cucu Suliani: Ya Allah, typo Kak😂
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
gak ampun Jarwo...
gak juga kali ngejelasin nya 😫🤦‍♀️
FiaNasa
apa kubilang tin,,klau kamu hanya didaerah situ² aja Asti cepet ketemu kan,,,moga aja Jarwo ada belas kasih sama Tini gak dibawa pulang jadiin tumbal,,ayo Jarwo aq tau kau baik,,bawa pergi Tini yg jauh sewakan rumah kasihan,,semoga nanti dg Tini kau insaf gak dijalan sesat lagi
Ass Yfa
mlh pethukan Jarwo
FiaNasa
aslinya Jarwo ini orang baik kek nya cuma salah jalan saja dia
Felycia R. Fernandez
lebih bagus begitu sih...
kamu pandai pandai la menyembunyikan nya
Felycia R. Fernandez
ternyata ke bawa uang dan emasnya...
Mamake Nayla
udah yg jd tumbal ratih aja
kaliaa🐈🐈‍⬛👯: SETUJU🤣
Felycia R. Fernandez: setuju kk 🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Apa bisa 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
untunglah Tini selamat 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
semoga ada yg menolongmu Tini
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
untunglah 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!