Ratu Film Favorit Mr A

Nuansa hangat dan nyaman terasa di kafe Kumiko, dengan pencahayaan dari lampu gantung dan furnitur yang terbuat dari kayu ringan, membuat siapa saja betah berada disini. Hanya saja tadi terdengar sedikit ribut tapi sekarang sudah senyap seperti biasa.

Elara memasuki bilik pribadi yang dipesan oleh Fira, dia tentu tidak ingin dikenal oleh orang-orang yang mengenali siapa mereka, lagipula perjalanan Elara dirahasiakan dari internet.

Melihatnya kembali dengan aman dan selamat, Fira menghela nafasnya lega, ia lalu bertanya dengan rasa penasaran, "Sepertinya tadi ada sedikit keributan didekat toilet wanita?"

Elara mengangguk, "Tadi tiba-tiba ada bintang film pria masuk ke toilet wanita yang dikejar banyak penggemarnya, untungnya penggemarnya pada ngira dia keluar dari kafe ini."

Fira mengangkat satu alisnya merasa tertarik, "Siapa? sepertinya dia artis terkenal."

"Em, aku gak lihat mukanya tapi dari matanya terasa familiar. Sepertinya memang artis terkenal," jawab Elara dengan acuh.

Melihat sikapnya yang tidak terlalu peduli dengan kejadian kecil tadi, Fira dengan patuh tidak bertanya lagi. lagipula Elara memang cukup tidak peduli dengan berita lingkaran hiburan ini. Pada dasarnya kenalan dalam lingkaran ini juga tidak banyak. Kepribadiannya yang tenang dan tidak banyak bicara membuatnya terisolasi dari dunia.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka berdua untuk makan dan minum, mereka pun keluar dari kafe untuk melanjutkan perjalanannya, kali ini Elara dan Fira sama-sama tidak tidur dalam mobil. Mereka memainkan ponselnya masing-masing.

Hening tapi nyaman.

**

Di persimpangan jalan tidak jauh dari kafe Kumiko berada, terdapat mobil hitam mewah yang terhenti setelah seseorang yang ditunggunya memasuki mobil. Seorang pria yang memakai masker dan hoodie hitam. Elara akan mengenalinya sebagai bintang film yang dikejar fans.

"Kakak Ken, tadi itu sangat berbahaya bagimu!" ucap Meira Lestari dengan nada gugup, dia melirik spion mobil melihat artisnya melepas masker yang dipakainya.

Gadis itu lalu mulai berkonsentrasi untuk menyetir, sedangkan sang artis terduduk lelah di kursi belakang. Dia memijat alisnya merasa pusing.

"Aku tidak menyangka, setelah pindah ke kota ini masih banyak yang mengenaliku," ucap Keenan Mahesa dengan menggelengkan kepalanya.

Sebagai Artis terkenal di kota B dia memiliki penghargaan berupa Penyanyi solo terbaik, dan Aktor terpopuler.

Selain terlibat dalam industri film dan drama, dia juga terlibat dalam industri musik. yang dimana menambahkan kepopulerannya dalam industri hiburan.

Jadwalnya cukup sibuk, dia harus pergi keluar negeri atau ke kota lain untuk menjadi bintang iklan brand-brand besar dan diundang berbagai acara tv. Bahkan untuk sekadar beristirahat melihat berita terkini saja dia tidak bisa. Banyak yang harus dia persiapkan. Karena memang masa ini adalah masa puncaknya.

Perusahaan yang dinaungi adalah perusahaan keluarganya Mahesa Entertainment, perusahaan ini sangat populer berkat dirinya. Tapi bukan dia yang menjadi Ceo dalam perusahaan tersebut, melainkan adiknya. Daffa Mahesa.

Keenan Mahesa tidak mempunyai ambisi untuk mewarisi kekayaan keluarganya, dia hanya ingin bergabung dalam industri hiburan dan menjadi populer. Itu mimpinya.

Mendengar pernyataan itu dari artisnya, Meira memutar bola matanya jengah, "Jangan mengganggap dirimu itu tidak populer oke? kemana-mana itu dirimu mudah dikenali dan banyak yang tertarik."

Keenan mengangkat satu alisnya, "Benarkah? Tapi ada satu wanita yang tidak tertarik padaku."

Alis Meira berkerut, sesekali melihat keadaan Keenan dari kaca spion, dia lalu berseru tidak percaya, "Tidak mungkin! Bagaimana bisa dia tidak tertarik padamu? Bahkan para artis wanita sangat mendambakan mu."

"Aku berkata benar, tadi aku sempat bersembunyi di toilet wanita untuk menghindar dari para penggemar, hanya kami berdua disana. Bahkan dia pergi terlebih dahulu meninggalkan ku di toilet tanpa melihat ke belakang, padahal dia tahu aku seorang bintang film."

Walaupun wajahnya tidak terlihat, tapi biasanya respon masyarakat yang tahu kalau dia seorang artis pasti akan minta tandatangan atau foto dengannya, walaupun sebenarnya mereka tidak kenal siapa artis tersebut. Asalkan bisa bersama sang bintang semuanya bisa menjadi penggemar.

"Mungkin dia tidak tertarik dengan para artis?" tanya Meira dengan ragu-ragu, lagipula alasan ini seharusnya masuk akal.

"Hmm sepertinya begitu, hanya saja wajahnya agak familiar. Bagaimana kalau dia seorang artis juga?"

Ciiittt!

Suara ban mobil yang menggesek aspal jalan itu terdengar nyaring, memecahkan percakapan panjang yang dilakukan Asisten kecil dan Artisnya.

Sang pengemudi menatap jalan, melihat seekor kucing putih berjalan dengan santai menyeberang jalan. Tanpa takut adanya bahaya.

"Apa yang kamu lakukan?" seru Keenan kesal melihat asistennya membeku menatap jalan, untungnya dia memakai sabuk pengaman sehingga tubuhnya tidak terbanting ke depan.

"Ah? Aku minta maaf, tiba-tiba ada kucing lewat di depan. perkataan mu juga membuatku takut," jawab Meira dengan mengelus keringat di dahinya merasa lega, dia tidak menabrak kucing itu.

Meira melanjutkan perkataannya, "Kakak Ken, jika wanita itu benar-benar artis bagaimana mungkin dia tidak mengenali mu? Pasti dia cuman pura-pura tidak mengenalmu! Lagipula banyak artis wanita yang memiliki trik, lalu kamu difoto di toilet tadi dan beritanya pasti panas!"

Keenan tahu asisten kecilnya ini sudah trauma dengan menangani para artis wanita itu, bagaimana mungkin menjadi populer itu bisa hidup tenang? Selain menghadapi bahaya para artis yang ingin memanfaatkannya terutama artis wanita, Keenan juga harus menghindar dari para fans fanatiknya. Hidupnya beberapa kali pernah diculik oleh para penggemar entah itu pria maupun wanita. Memang menakutkan ketika mengingatnya.

"Kali ini kamu salah Meira, jika ada kamera tersembunyi aku seharusnya sadar. kamu tahu aku sensitif terhadap lensa kamera, di toilet wanita tadi benar-benar tidak ada kamera."

Meira tidak meragukan pernyataan Keenan, dia percaya pada perkataan artisnya. tapi kejadian ini juga membuat Meira dan Keenan membuka mata, ternyata masih ada orang yang tidak tertarik kepada sang bintang. terutama Keenan.

Hei! Jangan meragukan popularitas Keenan Mahesa oke? dia memiliki jutaan penggemar di akunnya, kemana-mana dia harus berlari kesana-kemari untuk menghindari para penggemar.

"Kakak kenapa kamu ingin menghadiri kabin cinta ini? Jangan bilang kamu ingin membuat cp?" tanya Meira dengan raut wajah kaget, dia memang penuh ekspresif.

Melihat matanya berbinar-binar seakan bahagia kalau Keenan akan mempunyai pasangan, laki-laki itu menghela nafasnya. Tidak mudah mencari pasangan ketika berada di masa puncaknya. Siapapun bisa menjadi pasangannya, tapi bagaimana dengan perasaannya? Apakah itu nyata?

"Kamu tadi membenci artis wanita yang memiliki banyak trik, tapi disisi lain kamu ingin aku punya pasangan. Asisten kecil ini sungguh tidak mudah ditebak."

Mendengar keluhan dari Keenan, Meira tidak menjawab dan mendengus dingin. Entah berapa kali Keenan berkata seperti itu kepada dirinya.

Keenan terkekeh geli melihat reaksinya, "Jangan marah. Aku menghadiri acara ini untuk bersenang-senang, kata sutradara akan ada banyak hal yang menarik di acara ini."

"Menarik apa? Dia mencoba untuk menjebakmu untuk membentuk cp!"

Meira tidak menolak jika Keenan memiliki pasangan, tapi dia menolak melihat wanita yang memiliki banyak trik untuk mendapatkan Keenan. Rata-rata dalam industri hiburan ini, Meira dan Keenan menghadapi banyak trik jahat dari para artis wanita itu.

Jika bukan karena kepintaran Keenan, dan ketelitian Meira. Entah bagaimana nasibnya jika mereka terjatuh dalam trik yang diciptakan para artis wanita itu, memikirkannya saja sudah membuat buluk kuduk Meira merinding.

Dia harus selalu melindungi artisnya, dan idolanya.

...----------------...