Cerita ini berjudul " Hilangnya sebuah kepercayaan Hidup " yang sengaja saya buat sedemikian mungkin sekedar untuk menghibur para pembaca yang setia, semoga tulisan saya ini bisa bekenan dihati para pembaca, sekian dan terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis siti Maemunah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
" Sukur lah kalau kamu sudah sembuh ...?. Kata Pak Karta sambil menepuk-nepuk bahu Si Gembul
Keesokan harinya Si Gembul yang sudah tudak sabar ingin segera bertemu dengan ayahnya berpamitan kepada Pak Karta, yang lantas Si Gembul diantar oleh Pak Karta dan Hana Juga Ibu Utami ketepi sebuah sungai, dilantarankan tidak ada jalan lain jika mau pergi kekota harus melewati sungai tersebut.
Sesampainya disungai Si Gembul berpamitan kepada Pak Karta sambil memeluk Si Gembul, Pak Karta berkata.
" Selamat jalan hati-hati dijalan yah nak ... ?!.
Begitu ucap Pak Karta, begitu juga dengan Ibu Utari dipeluknya tubuh Si Gembul seperti hendak ditingal pergi oleh anaknya sendiri karena setahun lebih Si Gembul telah bersamanya, Hana pun turut memeluk Si Gembul merasa ada rasa sedih dihati Hana yang akan ditingal pergi oleh Si Gembul
" Gembul , kapan mau kembali ... ?!. Begitu tanya Hana kepada Si Gembul.
" Aku pasti akan datang lagi kesini ... !. Jawab Si Gembul menjajikan diri kepada Hana yang terus menatapnya.
Sebuah rakit telah menanti penumpangnya untuk naik setelah Si Gembul menaiki rakit penyebrangan sungai itu maka rakit itupun melaju berlahan.
Dengan melambaikan tangan Si Gembul berteriak.
" Aku pasti akan kembali Hana jangan kahwatir ... !. Begitu teriakan Si Gembul.
" Iyaa, ... aku akan selalu menantimu Gembul ... ?!. Begitu teriakan Hana sambil melambai-lambaikan tangannya.
Sesampainya disebrang sungai Si Gembul menanyakan tangal dan bulan dan juga tahun berapa sekarang.
" Tangal 19, bulan 07, tahun 2021 kata orang yang ditanyainya.
Si Gembul bengong karena dia ingat kepada tangal balapan mobil yaitu tangal 02, bulan 02, tahun 2020.
" Ahh, setahun lebih aku tingal dibukit putri ...?!. Begitu gumam Si Gembul.
Setelah sampai ditepi jalan raya Si Gembul menanyakan jurusan menuju kekotanya, setelah ada yang menunjuki jalannya lalu Si Gembul pun naik sebuah angkot sesampainya diterminal Si Gembul baru mengerti kemana jalan untuk pulang.
Sesampainya didepan pintu rumahnya yang terlihat sangat sepi, Guruh yang langsung masuk menerobos kedepan pintu rumahnya yang tidak dikunci, dan setelah didalam rumah terdengar ada suara yang batuk-batuk dipembaringan, ditengoknya kesebuah kamar yang terdengar ada yang batu-batuk tersebut, yang ternyata yang batuk-batuk itu adalah Ayahnya sendiri.
" Ayah, kenapa Ayah sakit ... ? " Tanya Guruh sambil langsung tanganya memeluk ayahnya.
" Guruh... ?!. Terikan parau Pak Sandi'ka menyebut nama anaknya sambil tangannya meraih anaknya yang baru pulang, lalu memeluknya dan menciumi wajahnya.
" Kemana saja kamu nak Ayah sudah sangat lama mencari-carimu, dan menungumu berharap kamu cepat pulang nak ... ?! Kata Pak Sandi'ka.
" Iya ayah, kini kan aku sudah pulang ... !. " Kata Guruh sambil duduk disamping ayahnya saling berhadapan.
Lalu kedua ayah dan anak ini saling melepas rasa rindunya dengan berkata-kata, tidak luput dengan menceritakan kisah dirinya ketika terjatuh dari tebing sampai dia harus tingal dibukit putri bersama Keluarga Pak Karta yang telah menolongnya.
Sandi yang sedang sakit karena anaknya yang hilang, yang kini telah kembali membuatnya kini mulai berangsur sembuh dari sakitnya.
Guruh yang kehilangan ponselnya yang terjatuh kejurang, kini susah untuk menghubungi kawan-kawannya, kini dia cuma duduk-duduk dimeja samping sambil memandang kebawah yang terlihat mobil-mobil berlalu lalang, yang lantas dia membuka majalah dan koran satu-persatu dibacanya.
Disana Guruh membaca sebuah kabar dimana nama Angi terpampang dengan jelas dengan poto-potonya, yang telah menjadi poto model disebuah majalah dan juga telah menjadi model busana batik semar mesem.
Siska Ibunya Angi memang dia kini telah menjadi seorang perancang busana dan Iwan yang selalu berusaha untuk mengembangkan usahanya, telah berhasil menandatangani kontrak kerja dengan berbagai cabang perusahaan.
Guruh yang membaca helai demi helai tentang perkembangan jalan hidupnya Angi membuat Guruh tidak ingin melanjutkan kuliah nya dia berencana untuk terjun langsung keperusahaan ayahnya, yang oleh ayahnya disetujui atas keinginan Guruh tersebut.
Guruh yang berencana mau masuk kerja menjadi CEO baru diperusahannya, Guruh Suseno kini telah menempati jabatannya sebagai CEO Muda.
Diperusahaan yang dipimpin oleh Pak Sandi'ka Suseno kini telah beralih tangan ke Guruh Suseno dihari kerjanya yang pertama Guruh di bimbing oleh karyawan kepercayaan Pak Suseno yaitu Om Abdul, dengan dibimbing oleh Om Abdul, Guruh bisa cepat mengerti begitu juga dia telah diberi tau tentang nama-nama cabang perusahannya.
Ternyata banyak juga cabang perusahan milik ayahnya ini termasuk perusahan baru yang dirilis oleh Pak Suseno dari hasil usahanya sendiri secara pribadi, selama dia memegang perusahaan mendiang orang tua aslinya Tito, Pak Suseno bisa mendirikan usaha atas hasil dari jerih payahnya sendiri.
Perusahaan yang kini didalam kendalinya Guruh banyak kemajuan karena memang bakat Guruh yang trampil dan cerdas membuat ada kemajuan didalam tataan aturan kerja perusahaannya, kebijakan aturan-aturan dalam tataan perusahan yang selalu mengacuk kepada kepentingan buruh kerja, membuat karyawan-karyawan diperusahaan terkagum-kagum, kini Guruh mejadi pemimpin yang handal untuk mengurus perusahaannya.
Diusia Guruh yang masih muda mencapai prestasi yang sangat dibangakan dia dapat menarik banyak keuntungan didalam usahanya, dibalik banyak menarik perhatian dia baik bertutur kata sopan dalam menghadapi berbagai hubungan kerja, membuat orang suka kepada caranya untuk mengatasi hubungan kerjasamanya dengan baik.
Dimasa-masanya naik daun Guruh menyuruh orang kepercayaannya untuk mengawai kelokasi " Bukit Putri,. sekiranya apa-apa saja yang harus dibantu untuk mengadakan bantuan dalam pembangunan DiBukit Putri tersebut, sampai juga kabar bahagia ini ketelinga Pak Karta, karena akan adanya yang datang desa nya sebagai donatur yang akan membangun kampungnya tersebut.
Semua penduduk didata satu persatu termasuk nama Pak karta juga sudah terdaptar disana, hanya ada 14 rumah disana dan semua rumah telah dijanjikan akan dibangun semuanya termasuk bangunan sekolah dan tempat pengobatan orang sakit akan dibangun secara serentak.
Terpampang nama donatur disebuah plang tertuliskan nama donatur yang memberi bantuan untuk pembangunan diBukit Putri, demi kebutuhan dan kepentingan seluruh warga Bukit Putri, tertanda donatur. " GURIH SUSENO " Semua warga kampung Bukit Putri mengenal nama Guruh Suseno sebagai malaikat penolong bagi warga Bukit Putri ini, karena bukan dari pembangunan saja Guruh memberi bantuan tetapi dari segi sandang pangannya juga turut untuk membantu seluruh warga yang berada DiBukit Putri tersebut
Hari demi hari terus melaju dengan seiringnya waktu, genap sudah usia Guruh kini yang akan mencapai beranjak keusia 24 tahun, ulang tahunnya akan diselengarakan dengan secara meriah, dengan mengundang beberapa rekan bisnis beserta rekan-rekan bisnis dicabang-cabangnya perusahaan milik Guruh termasuk Keluarga Iwan telah diundang keacara ulang tahunnya Guruh ini, yang membuat rekan bisnisnya merasa senang menerima undangan tersebut karena Guruh adalah sosok yang sangat dibangakan oleh rekan-rekan kerjanya.
Iwan merasa ingin tau tentang wajah sosok Guruh Suseno ini, karena yang mereka kenal keoada Guruh yang pernah berkunjung kerumahnya sebagai teman Angi, Siska memberi kabar kepada Angi yang berada ditempat kediamannya yang sudah lama terpisah dengan kedua orang tuanya karena kontrak kerjanya sebagai model.
" Mau ikut tidak keacara ulang tahunnya Gurih ... ?. Tanya Siska.
" Mau-mau mam, Angi ingin tau kabarnya Gurih ... !. " Begitu kata Siska yang ingin sekali mendengar tentang kabarnya Si Gembul.
B e r s a m b u n g.