NovelToon NovelToon
Mafia Itu Kekasihku

Mafia Itu Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Hamil di luar nikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: jasmoone

Farrah, gadis desa yang lugu, berhasil menaklukkan hati seorang Mafia kejam bernama Martin.

Kisah cinta mereka berawal ketika Martin tidak sengaja melihat Farrah menangis histeris di bandara, ia dipaksa ikut dengan seorang pria paruh baya sebagai ganti hutang ayahnya yang tidak bisa dibayar.

Meskipun saling mencintai, namun masalah besar yang dihadapi oleh Martin menjadi kendala dalam hubungan mereka.


Baca selengkapnya di novel ini >>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jasmoone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seberkas cahaya

   " Selamat datang di rumah om, Martin. " Sambut Baskoro gembira, ia mengira kedatangan Martin karena menyetujui suatu hal yang pernah didiskusikan beberapa tahun yang lalu.

   Dengan ekspresi penuh dendam Martin melangkah mendekat ke arah Baskoro.

   " Tidak usah banyak basa-basi, di mana Anna?? " tanya Martin dengan nada marah.

   Baskoro seketika terdiam, ia tampak tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Martin.

   " Maksud kamu apa Martin? " tanya Baskoro dengan ekspresi wajahnya kaget.

   " Aku enggak punya waktu untuk mendengar dramamu Baskoro, katakan di mana Adikku???. " Bentak Martin.

   " Oh Martin, kau menuduh om menculik adikmu?, ada-ada saja pikiran nih anak. " Balas Baskoro.

   " Apa iya adiknya hilang, syukur deh kalau gitu haha, tapi siapa yang menculiknya ya? " gumam Baskoro dalam hati.

   Melihat Baskoro agak terdiam, Martin pun memegang kerah baju Baskoro dan berbicara dengan nada tinggi pada Baskoro.

   " Kaulah yang memulai semuanya Baskoro, tapi liciknya kau berlagak seperti kau korbannya!!, plakkk. " Ujar Martin sambil memukul wajah Baskoro.

   " Hajar mereka! " teriak Baskoro sambil menunjuk ke arah Martin dan rekan-rekannya.

   Puluhan anak buah Baskoro pun terlihat menyerang Martin dan rekan-rekannya.

   Martin pun membalas serangan anak buah Baskoro dengan brutal, ia sakit hati karena keluarga Baskoro selalu menginjak-injak harga diri keluarganya.

   Tanpa ampun Martin melayangkan tendangan ke wajah anak buah Baskoro yang menyerang dirinya itu.

   Tak lama kemudian, Martin dan rekan-rekannya pun berhasil menumbangkan semua anak buah Baskoro.

   Melihat anak buahnya sudah jatuh semua Baskoro pun terlihat geram, ia mengeluarkan pistol dari dalam kantong bajunya.

   Dibantu tongkat empat kakinya Baskoro berjalan menghampiri Martin.

   " Ternyata kau datang bukan untuk hal baik! " Ucap Baskoro sambil menodongkan pistol ke arah Martin.

   Mendengar ucapan Baskoro itu Martin sontak menoleh.

   " Bilang apa tadi?, apa aku enggak salah dengar?. " Tanya Martin dengan ekspresi wajah muak.

   " Iya, kamu tidak salah dengar Martin, beberapa tahun lalu saya pernah mengatakan ada jalan damai jika kamu setuju dengan syarat yang saya berikan. " Ujar Baskoro dengan nada serius.

   " Damai seperti apa maksudmu?, kaulah yang memulai semuanya Baskoro, terus dengan mudahnya kau bilang ingin berdamai, bersyarat pula!. " Balas Martin dengan nada jengkel.

   " Kalau begitu jangan salahkan saya jika terjadi apa-apa dengan keluargamu Martin, saya sudah mengajak ke jalan yang baik tapi kau menepisnya. " Ujar Baskoro sambil mengusap ujung pistolnya.

   Martin terlihat semakin jengkel mendengar perkataan Baskoro yang seolah-olah menjadi korban.

   " Kau tahu kenapa aku seperti ini Baskoro?, semuanya karena ulahmu Baskoro!!!, 13 yang tahun lalu kau membunuh ayahku dengan cara yang keji hanya karena ayahku tidak terima kau menggoda ibuku!. " Ujar Martin sambil menarik kerah baju Baskoro.

   " Bangsat!, itu sudah berlalu begitu lama Martin!, kenapa kau ungkit-ungkit lagi?. " Ujar Baskoro sambil bertanya.

   Mendengar itu, Martin pun semakin kuat menarik kerah baju Baskoro sambil menatap mata Baskoro dengan eksepsi penuh dendam.

   Baskoro pun berusaha mengarahkan pistolnya ke arah kepala Martin namun Martin menangkap pistol itu dan tidak sengaja mengarahkannya ke arah rumah Baskoro.

   " Dorrrr!. " peluru dari pistol Baskoro pun meluncurkan bebas dan nyaris mengenai putri keempatnya.

   Teriakan kencang sang pembantu pun terdengar dari halaman.

   "Akhhhhhhhhhh......, aduh non, untung nona engak apa-apa. " Ucap sang pembantu merasa lega ketika mendapati anak majikannya ternyata tidak apa-apa.

   Baskoro kembali menatap Martin dan membicarakan prihal damai bersyarat lagi pada Martin.

   " Jika kau setuju dengan hal yang pernah saya bicarakan 5 tahun yang lalu, mungkin kau tak akan sesusah ini sekarang. " Ujar Baskoro serius.

   Perkataan itu terdengar sangat menjijikkan bagi Martin.

   " Setuju untuk menikah dengan anak pembunuh ayahku maksudmu?, posisikan dirimu di posisiku Baskoro!!!, apa yang akan kau lakukan jika kau jadi aku Baskoro???. " Tanya Martin dengan nada tinggi.

   " Pastinya saya akan melakukan apa pun untuk melindungi orang-orang terdekat saya. " Jawab Baskoro dengan nada seperti ingin memanas-manasi Martin.

   " Kau juga akan membuka pintu damai pada orang yang membunuh ayahmu? " tanya Martin sambil menatap tajam Baskoro.

   " Pasti, contohnya Kakakku Baharuddin tidak kembali hingga saat ini, pasti sudah kau bunuh kan?, aku masih membuka pintu damai untukmu. " Jawab Baskoro sedikit tersenyum pada Martin.

   " Yang ku bilang itu ayahmu bukan kakakmu!! " bentak Martin.

   Seketika Baskoro terlihat terdiam, ia tak bisa menjawab apa-apa.

   Mungkin karena ber kesulitan menjawab pertanyaan Martin, ia pun kembali menodongkan pistolnya ke arah Martin.

   " Silahkan tembak aku jika itu akan membuatmu puas Baskoro!. " Ucap Martin seraya mengarahkan pistol yang dipegang Baskoro ke dadanya.

   " Hentikan Pa, tidak ada yang bisa menyakiti Martin!!. " Teriak Shela putri bungsu Baskoro yang tiba-tiba muncul dari luar gerbang.

   " Masuk Shela!. " Teriak Baskoro sambil menunjuk ke arah rumahnya.

   " Tidak, aku tidak akan masuk ke rumah sebelum Papa melepaskan Martin!. " Ujar Shela serius.

   Baskoro pun memberi kode pada pengawal Shela untuk membawa Shela ke dalam rumah, namun Shela menolak keras, ia berteriak kencang pada ayahnya agar ayahnya membunuh dirinya saja.

   " Kalau begitu bunuh saja aku Pa, bunuh aku, bunuh aku Pa, ayo Pa bunuh aku, bunuh aku saja Pa!!!. " Teriak Shela sambil mengarahkan pistol baskoro ke arah dirinya.

   Baskoro pun akhirnya melepaskan tembakan ke arah langit, dan berteriak kencang karena kesal pada sang putri.

   " Dorrr, hahhhhh!!!. " Teriak Baskoro sambil membalikkan badannya dan berjalan menuju ke rumahnya.

   " Ini belum selesai Martin!! " gumam Baskoro dalam hati seraya menoleh ke arah Martin.

   Shela pun terlihat memeluk Martin, pria yang ia kagumi sejak kecil, namun Martin tidak membalas pelukan Shela.

   " Syukurlah kamu enggak apa-apa. " Ucap Shela sambil menangis.

   " Terima kasih. " Ucap Martin sambil melepaskan pelukan Shela dari tubuhnya.

   Karena tidak berhasil menemukan Anna adiknya, Martin dan rekan-rekannya pun pergi.

...***...

   Sementara di Bali, Bagas dan rekan-rekannya yang lain tengah sibuk melanjutkan pencarian Farrah.

   Singkat cerita, setelah seminggu berturut-turut mencari Farrah, mereka akhirnya mendapat sedikit petunjuk tentang keberadaan Farrah.

   Kendati demikian mereka tidak ingin gegabah, Bagas dan rekan-rekannya masih memikirkan bagaimana cara agar mereka bisa menemui Farrah di tempat itu.

   Suatu malam Bagas dan rekan-rekannya berdiskusi mengenai rencana untuk menemui Farrah di tempat itu.

   " Kayaknya tidak mudah untuk masuk ke tempat itu, kita harus menyamar untuk bisa masuk ke sana. " Ujar Bagas.

   " Ide bagus. " Sahut rekan-rekannya.

   " Aku mau kasih tahu Martin dulu kalau keberadaan Farrah sudah ditemukan. " Ujar salah satu dari rekan-rekannya itu.

   Namun Bagas tidak setuju dengan ide rekannya itu, ia tidak ingin memberitahu Martin dulu takut menganggu pikiran Martin.

   " Kayaknya jangan dulu deh takutnya Martin enggak fokus, karena dia juga sedang dalam masalah serius di jakarta. " Tegas Bagas.

   Mempertimbangkan keadaan mental Martin, rekan-rekan yang lain pun setuju untuk tidak memberitahu Martin terlebih dahulu tentang keberadaan Farrah.

   Karena sudah larut malam, mereka pun akhirnya memutuskan untuk tidur.

   Setelah mencuci muka, Bagas membuka ponselnya untuk mengatur alarm agar tidak bangun kesiangan.

   Alih-alih mengatur alarm, Bagas malah dikejutkan oleh kiriman gambar dari nomor yang tak dikenal...

1
Tree
⭐⭐⭐⭐⭐😁🥳🔨
Curtis
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
jasmoone: Hehe, terima kasih sudah mampir kak ☺☺
total 1 replies
Lee
Hai..salam kenal ya..
mari saling dukung
dan semangat menulis 💪
jasmoone: Hai kak, salam kenal dari pemula ya 🤝💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!