NovelToon NovelToon
Bosku Buaya Darat

Bosku Buaya Darat

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Nikah Kontrak / Fantasi Wanita
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

DICARI DENGAN SEGERA

Asisten pribadi.

• Perempuan usia max 27 tahun.

• Pendidikan terakhir min S1.

• Mampu berkomunikasi dengan baik dan bernegosiasi.

• Penampilan tidak diutamakan yang penting bersih dan rapi. (Lebih bagus jika berkaca mata, tidak banyak senyum, dan tidak cerewet.)

Kejadian itu satu setengah tahun lalu, saat dia benar-benar membutuhkan uang, jadi dia melamar pekerjaan tersebut. Namun setelah dia di terima itu adalah penyesalan untuknya, sebab pekerjaanya sebagai asisten pribadi benar-benar di luar nalar.

Bosnya yang tampan dan sangat di gemari banyak wanita itu selalu menyusahkannya dalam hal pekerjaan.

Dan pekerjaannya selain menyiapkan segala kebutuhan pribadi bosnya, Jessy juga bertugas menyingkirkan wanita yang sudah bosan dia kencaninya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jebakan

"Hei, cantik. Mau menemani kami?" itu bukan kalimat ajakan, jelas Jessy melihat mata para pria itu berkilat mesum.

"Hei, kau buta, apanya yang cantik. Jelas dia jelek, lihatlah penampilannya," ucap salah satu pria dengan tertawa, dan tak lama diikuti ketiga lainnya.

"Sialan, kau tidak tahu aku sedang membujuknya. Meskipun jelek, tetap saja dia kan wanita. Dan akan menyenangkan bermain dengannya."

"Benar, benar. Tidak masalah, jelek pun kami akan menerimamu dengan senang hati." seorang pria mendekat, sementara Jessy mundur dengan waspada.

"Kalian mau apa! Pergi!"

"Mau kemana kau, jelek. Ayo ikut kami. Sudah bagus kau bertemu kami, belum tentu ada pria yang mau denganmu." dua orang pria lagi mendekat.

"Aku tidak mau, pergi kalian!" Jessy mengayunkan tasnya, namun kibasan tersebut tak melukai para preman tersebut, yang malah makin mendekat.

Jessy melihat sekitarnya, beberapa orang melintas dan acuh, bahkan pura-pura tak melihatnya.

Jessy menelan ludahnya kasar saat para pria itu semakin mendekat, dan mencoba meraihnya.

"Menjauh!" teriaknya.

Jessy hendak berlari, namun seorang pria berhasil memeganginya di susul satu orang lagi, hingga Jessy tertahan di kedua tangannya.

"Lepaskan aku! Tolong, tolong aku!" Jessy berusaha melepaskan diri, namun tubuhnya di seret menjauh dari tempat tersebut.

"Brengsek, lepaskan aku!" teriakan Jessy tak di gubris hingga mereka tiba di gang sempit belakang gedung apartemen.

Jessy di lempar ke pojok dan meringkuk, seseorang diantara empat pria tersebut bahkan sudah membuka kancing kemejanya membuat Jessy semakin bergetar ketakutan. Jessy meringkuk menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Jatungnya seolah berhenti berdetak saat membayangkan apa yang akan mereka lakukan padanya. Tubuhnya bergetar ketakutan, dengan keringat yang menetes- netes Jessy terus berteriak.

"Tolong, tolong jangan lakukan itu!" Bagaimana bisa dia kehilangan kesuciannya dalam keadaan mengerikan seperti ini.

Brak!

Jessy menutup telinganya saat mendengar suara benturan sebuah benda.

"Shit!" umpat salah satunya.

"Beraninya kalian mengganggu milikku!"

Jessy membuka matanya saat mendengar suara berat yang dia kenal. Chris berdiri dengan menatap tajam pada keempat pria itu, yang salah satunya meringis sebab baru saja di pukul.

"Siapa kau? Beraninya mengganggu kesenangan kami!" teriak salah satunya.

Chris mendengus lalu maju mendekat, dan tanpa menunggu lama Chris mulai melayangkan satu persatu pukulan hingga keempatnya kini terkapar dengan tubuh dan wajah babak belur.

Chris berjongkok di depan Jessy. "Kau baik- baik saja?" pria itu membuka jasnya lalu membalut tubuh Jessy yang masih bergetar ketakutan. "Tidak apa, aku bersamamu." Chris memeluk Jessy.

Baru saja Jessy bernafas lega, seorang preman bangkit dengan meraih sebuah balok dan melayangkannya ke arah Chris.

"Awas!" Jessy menjerit, namun Chris tak sempat menghindar dan hanya mengeratkan pelukannya.

Brak!

"Akh!" Chris meringis saat balok tersebut menghantam punggungnya.

 ....

"Tuan, kau baik- baik saja?" Jessy tersenyum saat Chris baru saja tersadar dari pingsannya.

"Rumah sakit?" Chris melihat sekitarnya dan tahu jika itu bukan di rumahnya

"Kau baik- baik saja?" bukan menjawab, Chris justru balik bertanya.

"Berkat kau, aku baik- baik saja. Beruntung polisi segera datang, hanya saja para preman itu berhasil kabur."

Chris mendudukkan dirinya. "Baguslah, kalau kamu baik- baik saja."

"Terimakasih, Tuan. Tapi, kenapa kau bisa tiba-tiba ada disana, seingatku kau sedang berkencan?"

"Entahlah, setelah kau pergi aku justru terus teringat padamu. Jadi aku datang untuk melihat keadaanmu. Beruntung aku tiba tepat waktu."

"Sekali lagi terimakasih, Tuan." Chris mengangguk.

"Kalau begitu aku akan mengurus kepulanganmu." Jessy berdiri dari duduknya, lalu keluar dari ruang rawat Chris.

Chris mencari keberadaan ponselnya. Saat menemukan benda itu di atas nakas sebelah ranjang, dia segera menghubungi Mike.

"Bagaimana Mike?"

"Beres, Tuan. Semua preman sudah saya amankan. Dan tidak akan di temukan dalam waktu dekat. Bagaimana keadaan anda?"

"Lumayan, pukulannya cukup keras." Chris mengusap tengkuknya.

"Tapi jika anda tidak terluka, Jessy mungkin akan curiga, Tuan. Jadi anda harus sedikit menahannya." Ya, insiden barusan sudah Chris rencanakan sebelumnya. Seperti saran dari Mike dia harus memperbaiki citranya di depan Jessy. Jadi mereka menyewa beberapa preman untuk menakuti Jessy agar wanita itu memiliki rasa terimakasih, sebab telah di selamatkan oleh Chris.

"Baiklah, aku mau pulang dulu. Jessy sedang mengurus kepulanganku." Chris mematikan teleponnya. Disaat yang sama Jessy muncul dengan selembaran kertas di tangannya.

"Semuanya sudah di urus, Tuan."

Chris mengangguk dan turun dari ranjangnya.

"Apa disana selalu seperti itu?" tanya Chris saat mereka keluar dari rumah sakit.

"Apa?"

"Para preman itu?" tanya Chris lagi.

Jessy menggeleng. "Ini pertama kalinya. Aneh memang." Dahi Jessy bahkan mengeryit.

"Lalu bagaimana kalau mereka datang lagi untuk balas dendam? Bukannya kamu bilang mereka berhasil kabur?" Jessy terdiam.

"Lebih baik kamu pindah."

"Aku rasa itu tidak perlu."

"Jessy, aku khawatir jika kau tetap tinggal disana. Bagaimana kalau kau tinggal di rumahku untuk beberapa saat sebelum kamu mendapatkan apartemen baru."

"Di rumah anda?" Jessy menggeleng. "Sepertinya itu bukan pilihan. Lagi pula aku tak ingin merepotkan anda."

Chris berdecak. "Banyak kamar kosong di rumahku, kamu bebas memilih yang mana." Chris menarik lengan Jessy untuk segera masuk kedalam mobilnya.

Jessy akui dia memang sedikit takut kembali ke apartemennya, namun dia tak mungkin terlalu lama tinggal bersama Chris. "Aku akan mencari apartemen baru secepatnya."

Chris hanya menarik sudut bibirnya, tak menanggapi. Rencananya berhasil. Mike memang hebat.

"Begini Tuan, bagaimana kalau kita sewa preman untuk menakuti Jessy, lalu anda datang untuk menyelamatkannya."

"Kau yakin ini akan berhasil?"

"Tentu saja, di film- film trik ini selalu membuat tokoh wanita jatuh cinta."

"Baiklah, kita lakukan malam ini."

Dan setelah ini Chris akan lebih mudah menaklukan Jessy.

...

"Kamu boleh istirahat, besok pelayan akan membawakan pakaian kerja untukmu," ucap Chris saat mereka tiba di rumah pria itu.

"Lee, antar Jessy ke kamarnya."

"Baik, Tuan. Mari Nona."

"Kalau begitu selamat malam, Tuan." Jessy mengangguk hormat, lalu mengikuti Lee.

"Silakan Nona, Jessy." Lee membuka pintu kamar.

"Terimakasih, Nona Lee. Maaf merepotkanmu."

"Itu sudah tugasku, Nona. Silakan kau beristirahat." tak mengganggu lagi Lee segera meninggalkan Jessy.

Jessy mengedarkan pandangannya ke seisi kamar lalu mendenguskan senyuman. Berjalan ke arah ranjang Jessy menghela nafasnya, dan menjatuhkan diri untuk tidur. Hari ini penuh emosi, dan dia butuh istirahat.

Tanpa memikirkan hal lainnya Jessy mulai terlelap.

Di pagi hari pintu kamar Jessy di ketuk hingga dia bangun dan membuka pintu.

"Selamat pagi, Nona Jessy."

"Pagi, Nona Lee?" Jessy mengerutkan keningnya melihat kedatangan pelayan rumah Chris datang di pagi buta.

"Bagaimana tidur anda?"

"Sangat nyaman."

"Aku senang kalau begitu." Jessy tersenyum.

"Tuan meminta saya mengantar ini." Saat Lee menggerakkan tangannya ke belakang, pandangan Jessy mengikuti. Hingga dia melihat pelayan berjejer dengan membawa banyak pakaian.

"Apa ini, Nona Lee?"

"Pakaian kerjamu, Nona." Jessy mengerjapkan matanya, lalu membiarkan mereka masuk dan menyimpan semua pakaian di dalam kamarnya.

"Maaf, Nona Lee. Apa ini tidak berlebihan?"

Lee terkekeh. "Sebaiknya kau memanfaatkannya dengan tenang. Tuan bilang hari ini kau tak perlu menyiapkan kebutuhannya, tunggu saja di meja makan." Jessy mengangguk.

Jessy melihat satu persatu pakaian yang tergantung, semuanya dari merk ternama, mulai dari pakaian kantor, pakaian santai, bahkan piyama.

"Kau benar-benar menggunakan seluruh kemampuanmu, ya, Tuan." Jessy meraih satu pakaian, lalu membawanya ke kamar mandi.

1
Laila Umroh
karya yg bagus, sangat menghibur
Riri DH
mungkin Chris berharap reaksi Jessy seperti Kim seon Ho smile sambil senyum sambil pegang dada dan kedipin mata..😉
yuning
tunjukkan kalau kamu serius
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Bunda Hilal
😜😜😜😜
yuning
permainan classic menarik
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
uluuu .... manisnya sang Casanova 😜
mbu ne
yaiyyalahhh Chris.....
sakit fisik ngga sepadan sama sakit psikis...
ayoo...tanggung jawab kamu sama Jessy...
Anonymous
eeaaaaaa.....
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
azalea_lea
buat crist bucin thor 🤭🙏👍❤🌹
Noveni Lawasti Munte
jangan baper ya Jess...tetap dengan logikamu
yuning
kenapa kamu jadi sweet begini sih Chris 😅
3sna
mempermainkan kali thor
yuning
buaya darat sialan
Saadah Rangkuti
masih mau masuk thor...
Erna Wati
sudah mampir Thor👍
Arw
sudah kak...bagus ceritanya menarik dan penuh misteri
biby
baru tau kamu christ kl kmu sdh menyiksa jessy secara tdk langsung
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
mau dibawa kemane pak si Jessy nya 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!