NovelToon NovelToon
Masa Lalu Tanpa Aku

Masa Lalu Tanpa Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Verlit Ivana

Gita terjatuh saat merenovasi balkon bangunan yang menjadi tempatnya bersekolah saat SMA.
Saat terbangun, ia berada di UKS dan berada dalam tubuhnya yang masih berusia remaja, di 20 tahun yang lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Verlit Ivana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka Risa

Gita menelengkan kepala. Kapan gue melakukan hal itu pada Risa? Jadi, alesan Karen nge-bully gue itu adalah karena solidaritas dengan si Risa? Kok rasanya janggal, ya?

"Waktu di praktek pelajaran kimia dulu itu, bukankah Lo bilang gak kenapa-napa?" tanya Gita pada Risa yang masih saja menunduk.

Mata gadis itu membelalak. Eh kok tiba-tiba gue inget soal kejadian di laboratorium dan maen nyerocos aja? Apa ini ingatan 'diri gue yang lain', ya?

"Mana ada maling ngaku!" desis Ara, sedangkan Karen mengangkat satu sudut bibirnya.

Ara lalu mengangkat lengan kanan Risa yang memiliki bekas luka bakar dari bawah siku ke arah telapak tangan.

"Ini! Ini buktinya!" seru Ara.

Risa yang terkejut dengan spontanitas Ara, segera menarik lengannya dan kembali meletakkannya di bawah meja. Lalu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Mata Gita berkedut melihat luka itu.

"Enggak. Saya gak bohong, Bu. Waktu itu saya memang gak sengaja nabrak Risa di laboratorium, dan cairan itu cuma kena jas dia aja. Saat itu pun saya sudah berkali-kali bertanya dan dia bilang baik-baik saja." Gita menjelaskan berdasarkan informasi yang muncul di kepalanya.

Yuli menoleh pada Gita. Kalau pun Risa terluka kayak gitu, gue percaya sama Gita. Ini pasti gak disengaja.

Sedangkan Rifda dan Rama pun masih mencerna alasan yang dikemukakan Risa.

Ara menatap Risa dengan iba. "Itu benar, Bu. Gita itu dari masih kelas satu udah iri sama Risa karena nilai dia selalu yang terbaik di kelas, bahkan dia sering mengejek fi-"

"Saya harap Ibu dan Bapak guru mau memaafkan Karen. Saya, saya udah memaafkan Gita," tukas Risa memotong ucapan Ara dengan suara bergetar.

Risa mengepalkan di bawah meja dengan wajah masih tak berani menatap sekitarnya. Astaga! Ara bisa diem aja gak sih?! Bisa-bisa kebohongan gue selama ini kebongkar!

Gita dan Yuli membolakan mata dan saling tatap penuh tanya.

Rifda menghela napas dan memijat pangkal hidungnya. "Gita, bagaimana? Apa ada yang ingin Kamu sampaikan?"

Gita mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. Ia menatap ke arah empat gadis remaja yang duduk di seberangnya dengan pandangan mengamati.

Bagi Gita yang mendapat memori di masa ini, ia jelas tahu jika perkataan yang keluar dari mulut Risa adalah kebohongan semata.

Namun Gita merasa agak kasihan karena melihat Risa ketakutan, dan gerak-gerik Karen pun menunjukkan kegelisahan meski berusaha tampak cuek.

"Saya minta maaf jika memang ternyata sudah membuat Risa terluka," tukas Gita mengejutkan semua orang, sampai-sampai Risa mengangkat wajahnya.

Lalu gadis berwajah blasteran itu menatap Risa. "Nah, Risa, gue minta maaf ya, kalau tanpa sadar udah menyakiti Lo. Lo mau kan maafin gue?" tanya Gita.

Risa menelan ludah, hatinya gentar, sebab ... meski kata-kata dan suara Gita terdengar halus, namun sorot mata gadis di depannya itu menyorot tajam seolah siap mencabik tubuh berlemaknya.

"Gu-gue ... gue ma-maafin," gagap Risa, membuat Ara melotot tak terima.

Sedangkan Nina diam saja, ia hanya berharap hal ini cepat berakhir dan ia bisa rebahan di rumah sambil nonton anime.

Gita menyandarkan punggungnya dan menarik satu sudut bibirnya. "Terima kasih ya, Risa," tukasnya sarkastik.

"Saya dan Risa sudah saling memaafkan atas kejadian masa lalu, Bu, Pak." Gita menatap Rifda dan Rama bergantian.

Kemudian gadis itu menyeringai. "Sekarang, saya minta Ibu dan Pak guru bersikap adil dan menindak tegas perundungan yang dilakukan oleh Karen dan gengnya. Karena jujur, saya merasa dirugikan secara fisik dan mental, begitu pula dengan Yuli, benar kan Yul?"

Yuli menyeringai puas dan mengangguk setuju, sementara Karen dan para gadis di sampingnya tampak pucat.

"Kok gitu? Risa aja udah memafkan Lo, kenapa Lo masih menuntut kami?" berang Ara.

Gita terkekeh. "Gue kan gak bilang udah ikhlas dengan perbuatan Kalian!" desisnya dingin.

Kemudian Gita mengubah raut wajah garangnya ke dalam mode 'si paling tersakiti' lalu menatap pada Rifda dan Rama bergantian.

"Bagaimana Bu, Pak? Bukankan alasan saya cukup kuat untuk meminta agar mereka diberi sanksi?" tanya Gita.

Rifda dan Rama kembali saling pandang dan mengangguk.

"Baik. Untuk Karen, Ara dan Nina, saya minta kalian meminta maaf pada Gita dan Yuli. Mulai hari ini, berjanjilah untuk tidak melakukan perundungan pada Gita dan Yuli, juga pada siapa pun di sekolah ini!" titah Rifda, seraya menatap satu persatu para siswa di hadapannya.

"Mengenai sanksi, nanti akan saya diskusikan dahulu dengan pak Rama dan pihak lainnya, termasuk nanti akan ada pemanggilan orang tua masing-masing dari Kalian," tukas Rifda tegas.

Kini Karen pun tak bisa lagi menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya. Gadis itu dan tiga temannya saling tatap.

Tak terbayangkan sebelumnya bahwa orang tua mereka akan dilibatkan dalam hal ini. Setelah itu dengan berat hati, mereka pun meminta maaf pada Gita dan Yuli.

Oleh karena para guru sudah sudah memutuskan akan adanya sanksi pada para tukang bully tersebut, dua gadis itu pun menerima maaf mereka dengan menyunggingkan senyum penuh kemenangan.

Usai memberikan sedikit wejangan, Rifda dan Rama pun membubarkan pertemuan tersebut.

Para siswi tadi akhirnya meninggalkan ruangan Bimbingan Konseling, dimulai dengan Gita dan Yuli, lalu menyusul Karen serta kawanannya.

Kelas sudah kosong saat Gita dan Yuli masuk untuk mengambil tas mereka. Suasana sepi itu terasa canggung kala Nina masuk kelas sendirian.

Rupanya gadis berkuncir dua itu diminta untuk mengambil tas kawan-kawannya yang mengaku takut kembali emosi jika bertatap muka lagi dengan Gita.

Gita dan Yuli mengabaikan saja Nina yang kesulitan mengangkut empat ransel sendirian, lalu kala tiba di depan pintu ... Gita menyeringai.

"Kok gak bantuin Nina?" tanya Gita pada Risa yang menunggu Nina di luar kelas.

Kentara sekali gadis gemuk itu tak mau bertemu Gita tapi terlanjur diberi tugas oleh Karen.

Risa terkejut, ia pikir dirinya hanya akan diabaikan begitu saja oleh Gita. Bibir gadis gemuk itu terbuka ingin menjawab, tapi lidahnya terasa kelu.

"Seinget gue, lengan jas yang kesiram cairan kimia itu sebelah kiri, tapi kok lukanya di tangan kanan ya?" tanya Gita sambil menyipitkan matanya.

Yuli menutup mulut dengan kedua tangannya, terkejut akan penuturan Gita.

Sedangkan Risa menelan ludah. Mampus! Dia ternyata inget sedetail itu.

"Kenapa Ris? Gita ganggu Lo lagi?" tanya Nina yang tiba di belakang Gita dan Yuli.

Yuli mendecih sebal. Buruk sangka banget si Shizuka KW.

Risa mengigit bibirnya. "Ah eng-enggak kok. Ini Gita bilang makasi karena gue udah maafin dia."

Gita dan Yuli kompak ternganga mendengar jawaban Risa.

"Astaga Risa, muka lo diplester pake apa sampe bisa setebel itu?" desis Gita, lalu beranjak dari sana.

Yuli pun mengikuti langkah Gita sambil menggelengkan kepalanya. Gue sampe speechless.

***

1
gaby
Yah, kirain Gio naksir Gita, ga taunya naksir Denting. Bakalan tetep jd jomblo dong walau mengulang wkt. Mudah2an Gita ga naksir Gio, jgn naksir cwok yg mengagumi wanita lain
Verlit Ivana: /Grin//Grin//Grin/
gaby: Yg jelas cm kaka othor yg tau jodohnya gita/Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
gaby
Gita ngajak Tomi ngobrol 4mata menjauh dr Yuli & Gio. Tp pas dah berdua sm Tomi knp pembicaraannya pake di dlm hati. Emang mreka melakukan telepati. Jgn kbanyakan ngomong dlm hati, kapan mau kelar masalahnya. Kalo cm mau ngomong sendirian dlm hati, mending ga usah ktemuan. Rebahan aja di kamar masing2. Dah nungguin upnya dr pagi, giliran up isinya cm pembicaraan batin/Facepalm//Facepalm/
MeiRa
Syudah mampir thor. Semangat
Verlit Ivana: terima kasih Kakak, semoga suka membacanya. /Smile/
total 1 replies
gaby
Trus hasil sidangnya apaan thor?? Apa sanksi buat para perundung. Padahal bisa aja kalo ayah Gita melaporkan masalah ini k jalur hukum.
Verlit Ivana: diskors dia Kak
total 1 replies
Abu Yub
melenggang
Abu Yub
lanjut thor/Ok//Pray//Coffee//Beer/
Abu Yub: oke dek.yang tetap semangat/Pray/
Verlit Ivana: selamat lanjut membaca. maaf slowres saya jagain anak-anak saya nyambi nulisnya, Kak. 🙏🏼
total 4 replies
Abu Yub
membuang nafas
Abu Yub
menepuk keningnya
Abu Yub
senyum
Abu Yub
sip pokonya
Abu Yub: masama dek/Pray/
Verlit Ivana: terima kasih Kak/Smile/
total 2 replies
LidaAlhasyim
𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙗𝙜𝙩 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙣𝙮😊
Verlit Ivana: masyaAllah Kakak, makasih banyak ya Kak. 🥰 semoga lancar rejekinya. aamiin.
total 1 replies
˜”*°•.˜”*°•KOMARU CHAN•°*”˜
Semangat thorrr
Verlit Ivana: terima kasih Kak/Smile/
total 1 replies
gaby
Kayanya Hantu di sekolah yg di ceritain tukang jamu waktu itu jgn2 Arwah Denting. Apa Denting dah meninggal?? Makanya kluarga di kampung nyariin ga ktemu.
Verlit Ivana: hehe ayo kakak selamat menebak /Smile//Hey/
total 1 replies
gaby
Tiap bab slalu gantung & misteri bertambah, dr awal ga ada titik terang. Dah gitu upnya 1× sehari. Mungkin ini yg mbikin para reader nabung bab. Karena kalo cm baca 1bab cm bikin penasaran yg ga berkesudahan.
Verlit Ivana: makasi sudah tetap baca dan bersabar Kaka Gaby /Smile/. insyaAllah diungkap perlahan sedikit lagi.
/Smile/
total 1 replies
Abu Yub
Aku mampir lagi thor/Rose//Wilt//Ok//Pray//Good/
Verlit Ivana: Terima kasih Kak/Smile/
total 1 replies
Abu Yub
masalahnya
Abu Yub
cerminn
Abu Yub
lanjut
Abu Yub
anak sekolah
Azthar_ noor
semangat ya🥰
Verlit Ivana: terima kasih Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!