Masa depan yang bahagia telah tiada, Yuki dengan alat sihir yang diberikan oleh ayahnya kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa depan yang rusak.
Yuki terlempar ke tahun 2099 dimana dia dijual sebagai seorang budak dan dibeli oleh wanita dari keluarga bangsawan bernama Theresa Clorish dan diangkat menjadi penjaga keluarga Clorish.
Selain menjadi penjaga keluarga Clorish, Yuki juga harus menghentikan sesuatu yang akan menghancurkan masa depan dengan kekuatan mutan miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidiel Batagor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan
Melihat Codex yang tertidur pulas, Yuki memutuskan untuk keluar kamar dan berkeliling di dalam hotel ini. Hotel yang terlihat megah pasti memiliki banyak barang berharga, karena itulah Yuki ingin melihat koleksi yang ada di hotel ini.
Yuki keluar dari kamarnya dan berjalan di lorong hotel. Terlihat sebagian dekorasi yang ada di hotel ini terbuat dari emas, selain itu terdapat banyak barang-barang yang terlihat mewah seperti vas bunga emas dengan batu zamrud ditengahnya.
"Ini pertama kalinya aku melihat batu zamrud." Ucap Yuki terkagum melihat batu zamrud yang terpampang di tengah vas bunga itu.
Yuki kembali berjalan namun dia merasa ada sesuatu yang aneh, lorong yang dia lewati terasa panjang dan suasana berubah menjadi suram. Awalnya Yuki tidak terlalu memikirkannya dan terus melangkah, namun lama-kelamaan dia menyadari ada yang salah.
Hari tiba-tiba menjadi gelap seperti malam hari, padahal jam di dinding lorong baru menunjukkan pukul 12 siang. Yuki mulai terasa panik dan langsung berlari ke arah lorong tanpa ujung. Suasana mencekam mulai menggerogoti tubuh Yuki, mulai dari bisikan aneh ditelinga nya hingga kaki nya ditarik oleh sebuah hingga terjatuh.
"Hah apa ini? Seseorang tolong aku!." Teriak Yuki.
Tangan itu terus menarik Yuki ke dalam sebuah lubang hitam, Yuki berteriak semakin kencang dan sangat ketakutan. Saat Yuki ditelan oleh lubang hitam itu dia langsung berteriak dan sadar dia berada di lorong tempat dia melihat vas bunga emas dengan hiasan zamrud tadi.
"Yuki ada apa?." Tanya Mundo keheranan yang melihat Yuki melamun dengan tatapan kosong.
Yuki menoleh kebelakang dan dia melihat Mundo yang memperhatikannya dengan wajah keheranan. Yuki memeriksa seluruh tubuhnya dan meraba nya satu persatu.
"Ada yang salah?." Tanya Mundo.
"Ah tidak, sepertinya aku sedikit berhalusinasi karena panas tadi hahaha." Jawab Yuki dengan sedikit tawa.
Mundo mengerutkan keningnya lalu pergi meninggalkannya. Yuki langsung kembali ke kamarnya untuk mengistirahatkan dirinya, dia langsung berbaring disebelah Codex dan tertidur.
Sementara itu Aldrian merokok santai di balkon kamarnya dan melihat sebuah foto yang menunjukkan seorang wanita berambut pirang. Dengan berat hati dia membakar foto tersebut lalu membuangnya. Mundo masuk lalu duduk di sofa dan memperhatikan Aldrian yang tampak suram.
"Kau masih menangisi wanita itu?." Tanya Mundo.
"Tidak, dia sudah tidak ada. Aku hanya melihat fotonya untuk terakhir kali sebagai kenang-kenangan." Jawab Aldrian.
"Mengenang orang yang sudah mati hanya akan semakin menyakiti hatimu." Ucap Mundo supaya Aldrian berhenti terjebak di masa lalunya.
"Yeah aku tahu, namun sulit untuk melupakannya." Jelas Aldrian.
Aldrian mematikan rokoknya lalu kembali masuk ke dalam dan membuka selembaran peta yang telah ditandai. Mundo melihatnya dengan seksama semua tanda yang dilingkari oleh Aldrian.
"Pengamatan mu benar-benar mengesankan, seperti Deathskull yang dikatakan orang-orang." Puji Mundo.
"Deathskull sudah tiada, akulah yang tersisa." Ucap Aldrian dengan nada tidak senang saat dia mendengar nama Deathskull.
Mereka berdua membahas rencana mereka kedepannya untuk mendapatkan batu yang digunakan sebagai inti Nexus yang tersimpan di makam sang Ozymandias.
Disaat sedang menyusun rencana, Aldrian terfokus pada sesuatu pada bagian bahu Mundo. Aldrian mendekati Mundo dan mengambil alat yang menempel pada bahu Mundo.
"Ini alat pelacak!." Ucap Aldrian terkejut.
Mundo langsung terkejut dan tidak menyadari bagaimana penyadap itu bisa ada di bajunya. Padahal dia baru saja membeli baju ini sebelum pergi. Aldrian menghancurkan pelacak tersebut dan melihat ke luar.
Orang-orang dengan jas hitam bermunculan dari mobil dan mengepung hotel ini. Aldrian memerintahkan Mundo untuk menyuruh Yuki dan Codex melarikan diri dari hotel ini karena sudah tidak aman.
Mundo berlari keluar dan pergi mendobrak pintu kamar Yuki dan Codex. Mereka berdua terbangun dan bingung dengan apa yang terjadi. Mundo menggendong mereka berdua dan melompat dari jendela, orang-orang dengan jas hitam itu pun menembaki mereka dengan pistol.
Mereka melompat dan bersembunyi di balik tong sampang yang cukup besar dan berencana untuk mencari rute pelarian mereka.
"Kita harus ke mobil." Ucap Mundo.
"Jangan gila, kau ingin mati tertembak?." Codex menolak saran gila yang diberikan oleh Mundo.
"Tidak, kalian berdua tunggu disini, aku akan mengambil mobil itu." Ucap Yuki.
Yuki berlari menuju mobil yang tadi mereka pakai, namun itu tidak mudah karena dia harus menerobos tembakan orang-orang itu. Puluhan peluru mendarat di seluruh anggota tubuh Yuki, namun luka tembak itu pulih seketika. Mundo dan Codex yang melihat hal itupun terkejut dengan kemampuan yang dimiliki oleh Yuki.
Saat berada didepan mobil mereka, Yuki langsung melompat dan memecahkan kaca mobil tersebut. Yuki mencari kunci untuk menyalakan mesin mobil ini, namun dia baru ingat jika Codex meretas mobil ini tanpa ada nya kunci.
"Sialan." Umpat Yuki.
Orang-orang itu terus menembaki Yuki yang berada di dalam mobil, mau tidak mau Yuki harus bersembunyi sementara. Melihat mereka teralihkan oleh Yuki, Mundo berlari dan menerobos orang-orang tersebut dan mengalahkan mereka, namun justru hal itu membuat mereka semakin bertambah.
Mundo membuka paksa pintu mobil tersebut dan melihat Yuki yang bersembunyi di kursi penumpang sambil berbaring.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak menjalankan mobilnya?." Tanya Mundo kebingungan melihat Yuki yang berbaring santai di kursi penumpang.
"Jika aku punya kuncinya pasti sudah kujalankan, tetapi tuan Codex mendapatkan mobil ini tidak dengan kunci." Jelas Yuki.
Mundo menjadi sangat kesal, dia melihat Codex yang masih bersembunyi ketakutan dibelakang tempat sampah mereka bersembunyi tadi.
"Tidak ada cara lain, aku akan membawa mobil ini kepada Codex." Ucap Mundo.
"Apa? Tunggu bagaimana caranya?." Tanya Yuki.
Mundo keluar dari mobil dan berlari ke arah belakang mobil. Dia mengangkat bagian belakang mobil tersebut dan membuat Yuki tersungkur menabrak kaca depan mobil. Orang-orang berjas hitam yang melihat hal itu pun menjadi panik dan berlari menghindari Mundo yang sedang mengangkat mobil tersebut. Codex yang melihat Mundo berlari ke arah nya sambil membawa mobil berteriak ketakutan.
"Hei hei hei tunggu apa yang kau lakukan badan besar?." Codex menjadi ketakutan melihat Mundo membawa mobil ke arahnya.
Mundo menjatuhkan mobil tersebut tepat disamping Codex, Mundo memerintahkan Codex untuk masuk dan menjalankan mobilnya. Codex yang masih mencoba memahami apa yang terjadi pun masih membeku.
"Ah peretas bodoh cepat masuk!." Teriak Mundo.
Mundo melempar Codex masuk ke dalam lalu disusul olehnya. Codex mengotak-atik mesin di mobil tersebut hingga akhirnya berhasil menyala, Codex langsung tancap gas meninggalkan hotel tempat mereka tadi beristirahat, ditengah perjalanan Yuki merasa ada yang kurang dari mereka.
"Dimana Aldrian?." Tanya Yuki.
Aldrian berlari meninggalkan hotel tersebut, melihat dirinya dikepung oleh orang-orang ini dia tidak memiliki pilihan lain, dia mengambil sebuah bom asap dari saku celananya dan melemparkannya pada mereka, asap mengepul dan mengaburkan pandangan orang-orang tersebut.
Aldrian berlari menerobos kedepan dan mengambil salah satu sepeda motor yang mereka pakai, lalu tancap gas menuju jalan raya. Orang-orang itu terlihat sangat kesal bercampur marah, mereka masuk ke dalam kendaraan mereka dan mengejar Aldrian dan yang lain.
"Bajingan, bagaimana bisa ada pelacak tertempel di baju yang baru dibeli Mundo?." Gumam Aldrian.
Aldrian melaju sangat cepat, namun orang-orang itu tidak mengenal lelah dan masih mengejarnya, Aldrian kembali menambah kecepatan dan melaju di jalan raya yang ramai, didepannya dia melihat mobil yang tadi digunakan oleh mereka, Aldrian melaju ke samping mobil tersebut dan berbicara pada Yuki.
"Hei bocah!." Teriak Aldrian pada Yuki.
"Tuan Aldrian?." Yuki terkejut melihat Aldrian berhasil menyusul mereka.
"Dengar! Ikuti aku, aku akan menuntun jalan ke makam Ozymandias lalu kita akan melawan mereka disana!." Suruh Aldrian.
Aldrian melaju kedepan mereka, lalu Yuki memberitahu Codex untuk mengikuti Aldrian. Disaat Codex menancap gas, sebuah peluru menembus kaca belakang mobil.
Orang-orang berjas hitam yang mengejar mereka menembakkan sebuah peluru, beberapa dari mereka naik ke atap mobil, Yuki yang tidak bisa membiarkan itu akhirnya memberanikan diri untuk melawan mereka di atas.
"Fokus ke jalan tuan Codex, aku akan melawan mereka, semoga saja aku bisa." Ucap Yuki agak ragu.
Yuki naik ke atap dan disambut oleh 3 orang bersenjata lengkap. Mereka langsung menyerbu Yuki namun mereka malah kehilangan keseimbangan karena kecepatan mobil yang tinggi. Sekarang hanya tersisa satu orang yang hanya bersenjata kan pisau.
"Minggir nak atau kau akan mati." Ucap salah seorang pria berjas itu.
"Oh ya, dari dulu aku selalu ingin mati." Ejek Yuki pada pria itu.
Pria itu nampak kesal dengan ucapan Yuki dan langsung berlari menusuknya. Yuki yang terkejut reflek berteriak dan dengan marah dia melempar pria tersebut ke jalan dan terlindas oleh kendaraan lain.
Karena mayat pria itu, terjadi beberapa kecelakaan dibelakang mereka. Yuki hanya tersenyum melihat itu namun dia tidak menyangka ada sebuah peluru senapan yang menembak kepalanya dan membuat Yuki jatuh tersungkur kedepan kaca mobil.
Codex menjadi panik karena pandangannya tertutupi oleh badan Yuki dan darah yang mengalir dari kepalanya. Codex mencoba menyingkirkan badan Yuki dengan pembersih kaca mobil.
"Dasar bodoh, kau akan menjatuhkan nya!." Teriak Mundo mencoba menghentikan Codex yang ingin menyingkirkan Yuki.
"Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa melihat!." Jelas Codex dengan rasa panik.
Yuki kembali sadar dan mendapati dirinya berada di depan mobil. Dengan cepat dia kembali masuk ke dalam seolah tidak terjadi apa-apa.
"Hei Yuki, luka mu terlihat parah, apa kau baik-baik saja?." Tanya Codex.
"Yeah, aku sehat jasmani dan rohani." Jawab Yuki.
Orang-orang berjas yang mengejar mereka sekarang kini telah berhasil diatasi, namun tampaknya kejadian ini mungkin akan masuk ke berita nasional karena tindakan kriminal.
Mereka mengikuti Aldrian dan akhirnya tiba di sebuah gua yang berada ditengah gurun pasir. Mereka turun dari kendaraan mereka masing-masing lalu menghampiri Aldrian yang berdiri di mulut gua tersebut.
"Aldrian, tempat ini adalah..." Codex terlihat familier dengan tempat ini.
"Benar, tempat aku dan Velicia dikepung dan kau datang untuk menyelamatkan kami." Jelas Aldrian.
"Dan juga tempat dimana kau membunuh Velicia kan?."