NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Dingin

Menikahi Bos Dingin

Status: tamat
Genre:Perjodohan
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: mamika

Clarissa Atmaja yang baru kembali dari studinya disambut dengan tanggal pernikahan untuk menikahi laki-laki yang sudah menjadi tunangannya, laki-laki pilihan papanya. Namun, saat kembalinya ia dipertemukan dengan laki-laki yang menggetarkan hatinya, dan membuatnya jatuh cinta.

Angga yang dulunya pria yang hangat, berubah jadi dingin dan tak ingin lagi mengenal dengan yang namanya perempuan karena sakit hati dengan perempuan masa lalunya. Sehingga, membuat orang-orang berpikir dan menganggapnya laki-laki yang tidak normal atau tidak menyukai perempuan. Tetapi, Rissa bertekad untuk mengejar cintanya, dan menaklukkan laki-laki yang ia sukai. Tidak peduli dengan statusnya yang sudah bertunangan, dan tentang isu mengenai laki-laki yang ia sukai.

Mampukah Rissa menaklukkan hati Angga Wijaya atau ia akan menikahi laki-laki pilihan papanya yang sudah menjadi tunangannya?

oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa yang kamu lakukan?

Lain halnya, di depan gedung kantor Angga. Erik masih berdiri menunggu Rissa. Erik melirik jam tangannya, yang sudah menunjukkan pukul 16.42. Hampir satu jam dirinya menunggu Rissa.

Erik mengeluarkan ponselnya, menghubungi nomor Rissa. Tapi, hasilnya nihil, sejak lama Rissa sudah memblokir nomor Erik.

"Shit...." umpat Erik.

Erik pun berjalan, ke arah kantor Angga untuk menanyai keberadaan tunangannya.

Sampailah Erik di depan pintu lobby, Erik menanyakan keberadaan Rissa, dengan security yang sedang berdiri di samping pintu masuk.

"Maaf Pak, saya mau tanya," ucap Erik pada petugas keamanan yang sedang berjaga.

"Iya, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" jawab petugas keamanan.

Erik mengeluarkan ponselnya, dan membuka galeri di ponselnya. Ia mencari foto Rissa.

"Apa Bapak melihat, perempuan ini keluar?" tanya Erik, sambil menunjukkan foto Rissa yang ada di ponselnya.

"Oh.. Bu Rissa, tadi dia sudah pulang, Pak," jawab petugas keamanan, yang mengenali foto di ponsel Erik. Semua karyawan di sana, mengenali Rissa, karena Rissa karyawan perempuan pertama yang berada di lantai tempat Angga bekerja.

"Pulang?" ucap Erik terkejut, karena ia sedari tadi tidak melihat Rissa keluar dari gedung.

"Apa dia bawa mobil?" batin Erik bertanya.

"Iya Pak, Bu Rissa tadi pulang sama Pak Angga," ucap petugas keamanan.

"Angga?" ucap Erik pelan.

"Iya, Pak Angga, pemilik perusahaan ini, Pak," petugas keamanan menjelaskan siapa Angga.

"Iya, saya tahu. Kalau begitu, saya permisi dulu, Pak. Terima kasih bantuannya," ucapa Erik.

"Iya, sama-sama, Pak," jawab petugas keamanan.

Erik pun berjalan dengan kesal, ke arah mobilnya yang ia parkirkan. Ia pun masuk ke dalamnya. Ia menyandarkan, punggungnya ke sandaran kursinya.

"Angga.. Angga...." Erik mengetuk-ngetuk setir mobilnya.

Erik pun kembali, mengeluarkan ponselnya, ia menggulir layar ponselnya, mencari nama Pak Kusuma, papanya Rissa, lalu menekan tombol hijau, menghubungi Papa tunangannya.

"Halo, Om...." ucap Erik setelah sambungan teleponnya tersambung.

"Iya, Rik. Apa Rissa sudah bersama kamu?" tanya papa Rissa.

Setelah mendengar pertanyaan papa Rissa, Erik menghela nafas panjang, itu artinya Rissa belum ditemukan.

"Nggak, Om. Rissa juga, belum pulang ke sana ya, Om," ucap Erik.

"Iya," jawab papa Rissa.

Erik pun langsung mematikan sambungan teleponnya, tanpa permisi lagi.

"Shit.. Rissa.. Rissa.. kamu ingin bermain-main dengan ku. Sudah cukup kamu bermain-main dengan ku! Kali ini, tidak akan kubiarkan lagi," ucap Erik geram, dengan rahang yang sudah mengeras, dan gigi yang menggeretak. Ia pun melemparkan ponselnya, ke kursi samping pengemudi.

Erik pun langsung melajukan mobilnya.

***

"Dimana, alamat Rissa tinggal?" tanya Papa Rissa dengan suara baritonnya. Papa Rissa berdiri di hadapan Melly, dan Anggun yang sudah duduk di sofa.

Melly, dan Anggun hanya tertunduk diam, mendengar perkataan papa sahabatnya.

"Jawab" bentak Papa Rissa.

Mereka berdua, langsung mendongakkan kepalanya, mendengar bentakan papa Rissa.

"A-anu, Om...." Melly menatap Anggun yang ingin menjawab perkataan Om Kusuma.

"Anu apa? Dimana kalian sembunyikan anak saya?" bentak Papa Rissa kembali.

"Anu Om.. kami tidak tau dimana Rissa, kami tidak menyembunyikan Rissa," ucap Melly terbata.

"Bohong, kalian pasti tau dimana Rissa!" ucap Om Kusuma.

"Beneran Om, sekarang kami tidak tahu keberadaan Rissa dimana," jawab Anggun.

Papa Rissa menghela nafas berat.

"Cepat kalian hubungin Rissa, tanya keberadaan Rissa dimana," Papa Rissa memerintahkan Melly, dan Anggun untuk menghubungi Rissa.

"I-iya, Om," ucap Melly, dan Anggun bersamaan.

Melly pun dengan gemetar, meraih ponselnya, dan langsung menghubungi ponsel Rissa.

Melly bernafas lega, saat mendengar suara operator dari teleponnya.

"Om.. hapenya ngga aktif," ucap Melly sambil membesarkan volume suara ponselnya.

Papa Rissa membuang nafas kasar.

"Apa kalian sudah memberi tahu Rissa, kalau saya di sini?" ucap Papa Rissa.

Anggun tersentak mendengar perkataan papa Rissa. Ia hanya menundukkan kepalanya, tidak berani melihat papa Rissa yang rahangnya sudah mengeras.

"Awas saja, kalau saya tahu, kalian nyembunyiin Rissa!" ucap Papa Rissa sambil melihat Melly, dan Anggun.

Mereka berdua hanya diam tertunduk. Mereka tidak berani menjawab.

Pak Kusuma pun keluar dari apartemen Melly, dan Anggun.

Melly, dan Anggun bernafas lega, setelah melihat papa Rissa keluar dari apartemen mereka.

"Ampun gue! Bokap Rissa galak banget!" ucap Melly.

"Sumpah, Mel. Gue juga takut banget tadi. Selesai, hidup gue, kalo Om Kusuma tau, kalau gue yang ngasih tau Rissa, kalo bokapnya ada di sini," ucap Anggun bergidik ngeri.

"Rissa juga, ada-ada aja! Kenapa juga, ngga mau balik ke rumah?" ucap Melly.

"Eh.. Lo mau, liat Rissa dikawinin sama cowok brengs*k itu?" ucap Anggun kesal.

"Ya, ngga lah. Tapi, yang gue ngga abis pikir, kenapa sih, Om Kusuma tega ngejodohin Rissa sama Erik. Ganteng.. sih, ganteng. Tapi, kan...." ucap Melly.

"Tapi, Erik kaya," potong Anggun.

"Iya, sih. Tapi, ini kan bukan jaman Siti Nurbaya. Nenek gue aja, yang hidup di zaman Siti Nurbaya aja pacaran, sama kakek gue," ucap Melly.

"Udah deh, berenti ghibahin bokap Rissa. Kalo Om Kusuma denger, bisa selesai hidup kita," ucap Anggun.

Mereka berdua pun langsung menyandarkan punggungnya yang tegang ke sandaran sofa.

"Tadi, gue bersyukur banget, hape Rissa nggak aktif," ucap Melly dengan menghela nafasnya.

"Sama, gue juga tadi tegang banget, takut ketahuan kalo Gue tadi ngubungin Rissa," ucap Anggun.

"Kapan Lo, ngubungin Rissa?" tanya Melly.

"Waktu gue buatin minum tadi," ucap Anggun tersenyum.

"Masih, sempet-sempetnya, Lo!"

"Iya, Lah. Oh.. yah.. ada yang lebih parahnya lagi...."

"Lebih parah? Maksud Lo apa? Apa yang parah?" Melly menyela ucapan Anggun.

"Rissa tadi ngasih tau gue, Erik tadi nungguin dia, di kantornya," ucap Anggun. Melly terkejut, dan membulatkan matanya.

"Astaga, cepet banget ketemunya!" ucap Melly dengan mulut yang menganga.

"Jadi sekarang, Rissa sudah bersama Erik?" tanya Melly.

"Nggak, Rissa tadi bilang, dia lagi sama bos-nya," ucap Anggun.

"Maksud Lo, sama Angga?" ucap Melly yang kembali terkejut.

"Entah, gue juga nggak tahu, sama bos-nya yang mana, Angga atau Rafi," Anggun menghedikkan bahunya, karena setahu mereka atasan Rissa adalah Rafi.

"Duh, sekarang Rissa dimana?" tanya Melly khawatir.

"Entah, gue juga nggak tau, dia dimana sekarang. Tapi, Lo, ngga usah khawatir, Rissa pasti aman, dia bisa jaga diri dia. Di London aja, dia aman-aman aja," ucap Anggun.

"Iya, justru itu. Disini, malah dia bahaya," sahut Melly.

***

"Nyonya, pasti senang mendengar kabar yang sangat bahagia ini!" gumam pelayan laki-laki itu.

Pelayan laki-laki di rumah Angga, bergegas kembali ke dapur. Ia hendak menghubungi Majikannya.

"Halo, selamat sore, Nyonya!" ucap pelayan, saat panggilannya tersambung.

"Iya, ada apa Dan?"

"Nyonya.. Nyonya.. Saya ada kabar baik, Nyonya!"

"Kabar baik? Kabar apa?" tanya Mami Angga yang sangat penasaran.

"Tuan.. Tuan muda...."

"Tuan muda kenapa?" sela Maminya Angga yang tak sabaran.

"Tuan muda, membawa perempuan ke rumah," ucap pelayan Angga yang bernama Wawan.

"Perempuan? Angga bawa perempuan ke rumah," ucap Mami Angga yang kaget.

"Iya, Nyonya. Tuan muda, membawa kekasihnya," ucap Wawan.

"Kekasih? Apa kamu yakin, perempuan yang dibawa Angga kekasihnya," tanya Mami Angga yang sedikit tidak percaya, tetapi dirinya merasa senang Angga sudah ada sedikit perubahan.

"Iya, Nyonya. Perempuan yang dibawa Tuan muda, sangat cantik, Nyonya. Nyonya, tenang saja, nanti saya akan ambil fotonya, dan saya kirim dengan Nyonya," ucap Wawan dengan sangat yakin.

"Iya, cepat kamu kirim fotonya!" perintah Mami Angga. Ia juga, ingin melihat, sekaligus ingin menyelidiki, apa benar yang dikatakan Wawan, kalau perempuan yang dibawa putranya, benar kekasih Angga.

"Iya, Nyonya."

"Baik, Saya tunggu," ucap Mami Angga, lalu mematikan sambungan teleponnya.

"Apa Angga, mendengarkan ucapan Mami kemarin?" batin Mami Angga.

Pelayan Angga pun langsung bergegas, hendak mengambil gambar Rissa dengan ponselnya.

"Apa yang kamu lakukan?" suara Angga mengejutkan Wawan yang hendak memotret Rissa.

Wawan pun menoleh ke arah suara, ia menurunkan tangannya, yang memegang ponsel, lalu menyembunyikan ponselnya.

"Ma-maaf Tuan!" ucap Wawan terbata. Angga menatap Wawan. Wawan yang melihatnya pun langsung menundukkan kepalanya.

"Mana ponsel kamu?" Angga menengadahkan tangannya, meminta Wawan memberikan ponselnya.

"I-ini Pak," dengan terpaksa Wawan memberikan ponselnya pada Angga.

Angga mengambil ponsel Wawan.

"Password-nya?" Angga meminta Wawan membuka password-nya.

Angga menghela nafas panjang, saat ia melihat foto Rissa yang baru dijepret Wawan, di dalam galeri. Angga pun langsung menghapus foto Rissa di dalam galeri.

"Jangan lakukan hal itu lagi!" ucap Angga dengan tegas, dan penuh penekanan. Angga pun langsung mengangkat tangan Wawan, lalu meletakkan ponsel Wawan di tangannya.

Bersambung.

Terima kasih, sudah mampir kesini😘

Jangan lupa dukungannya, vote, like, dan komentarnya 😘😍

1
Galil Alfarizi
terlalu bertele² ceritanya
Sari Juliati
bagus
Sari Juliati
kak bikin lanjutan nya dong
Ari Arie
indahnya dunia halu thor haha..
Silfi Rinawati
seru amat ini ceritanya..rasain reva kenakarma..lanjut kk thor
Silfi Rinawati
😀😀 kasihan rissa sambung nnti malam..
Deby Delia
seru
Musyarofah Salim
author orang Jawa ya kok tahu apem
Rosmery Napitu
🤣🤣🤣🤣
Rosmery Napitu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Crystal
Berarti Angga sm Risa beda jauh dong umurnya. Kirain kk tingkatnya saat kuliah🙄
Gitaputri Hapsari
risa trllu mencampuri urusan org
Any any
angga sama anggun aja.... rafi sama meli.... rissa terserah author aja... malas sama cara pikir risa yg kolot dan aneh.. trllu kekanak2n... katax udah S2 LN, kok pikiirannya sperti anak SD. author knp jadikan sirisa risa itu berotak OON sih.. 😡😡😡
Allinerick Danis
seruuu,,mantaptap
Haposan Parningotan
selamat berkarya
Yatni Sari
sy lihat visual foto angga suka bingit
Diki
Luar biasa
Satri Ani
sumpahh yahhh ngakakkk bangeeeddddd ampe skit perooottt🤣🤣🤣🤣🤣
dyve
grutu
Alfil Gina
ketagihan kan...ciuman itu laksana air lie mineral,,ada manis 2 x😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!