NovelToon NovelToon
Rahim Titipan

Rahim Titipan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:37M
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

Aaric seorang CEO muda yang belum terpikir untuk menikah harus memenuhi keinginan terakhir neneknya yang ingin memiliki seorang cicit sebelum sang Nenek pergi untuk selama-lamanya.
Aaric dan ibunya akhirnya merencanakan sesuatu demi untuk mengabulkan keinginan nenek.
Apakah yang sebenarnya mereka rencanakan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lihat Wajahku!

"Nenek aku.." Naina tidak melanjutkan perkataannya karena Winda memotongnya.

"Naina pasti hanya merasa sedih mendengar cerita kita saja nek." Winda memotong perkataan Naina, seakan sudah tahu jika Naina bermaksud mengatakan yang sebenarnya.

Naina menghapus air matanya, dia baru sadar jika dirinya tidak boleh mengungkapkan kebenaran karena itu bisa saja berakibat fatal pada kesehatan Nenek.

"Apa yang dikatakan Ibu benar, aku hanya sedikit terharu mendengar cerita nenek tadi."

Nenek tersenyum.

Tiba-tiba seorang pelayan memberikan nampan berisi makanan pada Winda.

"Untuk siapa itu?" tanya Nenek.

"Untuk Aaric. Dia belum sarapan, aku akan mengantarkan ini dulu ke kamarnya," jawab Winda sambil mengambil nampan itu dari pelayan.

"Kenapa tidak Naina saja yang membawanya? sekarang kamu tidak harus mengurusi putramu lagi, kamu lupa dia sudah menikah dan sudah ada Naina yang akan mengurusnya." Nenek menunjuk Naina.

Winda tampak kaget, begitu juga dengan Naina.

"Nenek benar, aku sampai lupa." Winda memberikan nampan itu pada Naina.

"Naina, antarkan ini ke kamar kalian."

Naina menerima nampan itu dengan ragu.

"Pergilah." Ibu memintanya untuk pergi sambil diam-diam memberi Naina kode agar dia menuruti perintahnya.

"Baiklah." Naina berjalan sambil membawa nampan itu menuju kamar Aaric, jantungnya berdegup kencang memikirkan dia harus masuk ke kamar seorang pria.

Naina menaiki tangga perlahan kemudian tanpa terasa dia telah sampai di kamar Aaric yang berseberangan dengan kamarnya.

Naina berdiri di depan pintu kamar, dia lalu mengetuknya beberapa kali namun tak ada jawaban.

Naina berpikir jika mungkin saja Aaric masih tertidur lelap, maka dia berinisiatif untuk membuka pintu dan menyimpan makanan ini di dalam dan segera pergi meninggalkan kamar.

Naina membuka pintu perlahan, dia melihat ruangan yang cukup besar disana, Naina berjalan memasuki kamar itu semakin dalam, hingga dia melihat tempat tidur kosong yang nampak berantakan dan tak ada Aaric disana.

Naina melihat sebuah meja di dekat sofa, dia berjalan mendekati untuk menyimpan nampan itu disana, namun tiba-tiba dia mendengar seseorang membuka pintu kamar mandi. Naina kaget, karena dia melihat Aaric keluar dari sana dengan hanya memakai handuk yang melingkar di pinggangnya, sedangkan tubuhnya nampak polos membuat Naina bisa melihat perut bidangnya dengan jelas.

Aaric nampak kaget melihat Naina sudah ada di kamarnya, keduanya nampak canggung dengan situasi yang terjadi.

Naina mengalihkan pandangannya, dia menunduk agar tidak melihat Aaric yang tidak memakai baju yang berdiri di depannya.

"Ibu anda menyuruh saya untuk mengantarkan ini." Naina menyodorkan nampan di tangannya, tanpa disadari tangannya bergetar dan raut wajah yang tampak pucat, membuat Aaric menahan senyumnya.

"Terima kasih." Aaric segera mengambil nampan di tangannya sebelum Naina menumpahkan isinya karena tangannya yang bergetar.

"Saya permisi." Naina pamit.

Aaric menganggukan kepalanya.

Naina membalikkan badannya dengan cepat berharap agar bisa secepatnya meninggalkan kamar itu.

"Tunggu." Aaric menyimpan nampan itu di meja.

Naina menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" tanya Naina tanpa membalikkan badannya.

"Untuk besok, apa kamu sudah siap?" Aaric berjalan mendekati Naina.

Jantung Naina berdegup kencang mendengar suara langkah Aaric yang semakin mendekatinya.

"Be..besok?" tanya Naina terbata-bata.

"Iya, besok kita akan menikah, aku ingin bertanya kamu ingin mas kawin apa dariku?"

Naina tersentak.

"Mas kawin?"

"Iya.." Aaric berdiri tepat di belakang Naina.

"Apa saja," jawab Naina singkat.

"Aku berniat memberikan sesuatu yang menjadi impianmu selama ini," ucap Aaric.

"Apa?" tanya Naina kaget tidak mengerti.

"Apa ada sesuatu barang yang kamu inginkan selama ini dan belum tercapai?"

"Tidak ada." Naina menjawab dengan cepat.

"Benarkah?" tanya Aaric tidak percaya.

Naina hanya mengangguk.

"Saya permisi." Naina nampak akan melangkah.

"Tunggu."

Naina kembali menghentikan langkahnya.

"Apa lagi?" Naina tampak kesal.

"Kita harus bekerja sama mulai saat ini,"

"Maksud Anda?"

"Maksudnya adalah, kita harus memulainya perlahan," jawab Aaric pelan.

"Apa?" tanya Naina kaget.

"Maksudku kita harus mulai saling mengenal satu sama lain, dengan begitu kita bisa melakukannya."

Naina bergidik mendengar perkataan Aaric.

"Dan yang pertama, hilangkan sikap canggungmu itu, dan kalau berbicara lihatlah wajahku." Pinta Aaric.

Naina terdiam, dia yang masih membelakangi Aaric nampak ketakutan.

"Kalau kamu seperti ini terus, sampai kapanpun kita tak bisa melakukannya." Aaric nampak berbicara dengan pelan dan hati-hati.

Naina tampak gemetar. Kedua tangannya saling meremas satu sama lain.

"Aku tahu ini sulit, kita sama-sama dalam keadaan yang terpaksa, tapi aku ingin kita menjalaninya dengan tanpa berat hati."

Naina terdiam.

"Lihatlah aku." Pinta Aaric lagi.

Naina kaget.

"Balikkan badanmu." Perintah Aaric.

Naina membalikkan badannya perlahan.

Kini mereka saling berhadapan dan jarak mereka sangat dekat, membuat Naina memundurkan langkahnya sambil terus menundukkan kepalanya.

"Lihat wajahku ketika kita sedang berbicara." Perintah Aaric lagi.

Naina perlahan-lahan mengangkat wajahnya. Membuat mereka kini saling menatap.

"Kita mulai dari awal, anggap saja kita baru pertama kali bertemu." ucap Aaric.

"Kita akan mulai dengan perkenalan. Kenalkan namaku Aaric." Aaric menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

Naina nampak bingung, dia melihat tangan Aaric yang menunggunya untuk bersalaman.

"Aku Naina." jawab Naina kembali menundukkan kepalanya, tak menyambut uluran tangan pria di depannya, sesungguhnya dia merasa tak nyaman melihat Aaric yang tidak berpakaian.

Aaric tampak kesal, dia menarik tangannya sambil menarik napas panjang.

"Kalau seperti ini, sampai kapanpun kita tak akan bisa melakukannya," ucap Aaric dengan kesal.

"Kamu tidak akan pernah bisa hamil kalau untuk bersalaman denganku saja tidak mau, apalagi jika aku menyentuhmu nanti."

Naina semakin menundukkan kepalanya mendengar perkataan Aaric yang sangat tidak nyaman didengar olehnya.

"Aku permisi." Naina membalikkan badannya lalu melangkah dengan cepat meninggalkan kamar.

Aaric tampak sangat kesal, merasa sedikit tersinggung terhadap penolakan Naina padanya.

"Banyak gadis cantik dan kaya berlomba-lomba untuk mendapatkanku, mengejar cintaku, merayu dan menggodaku, tapi wanita panti itu bahkan menolak untuk melihat wajah dan bersalaman denganku," gumam Aaric pelan.

Aaric tersenyum kecil.

"Kita lihat saja nanti, akan kubuat wanita itu jatuh cinta padaku."

Aaric membalikkan badannya, mendekati lemari untuk mengambil baju dan segera memakainya.

Aaric lalu memakan sarapan paginya yang kesiangan, sambil makan Aaric terus tersenyum sendiri mengingat Naina yang gemetar jika berdekatan dengannya.

"Jika seperti ini terus aku akan tampak seperti memperkosanya nanti." Aaric tersenyum sendiri membayangkan malam pertama mereka nanti.

1
Ds Phone
hanya anak jadi ubat nya
Ds Phone
kenapa keritis
Ds Phone
jumpa kau ni lagi hantu
Ds Phone
jangan harap kau kena cukup cukup dulu
Ds Phone
dia orang nya rupa nya
Ds Phone
itu angan angan dia fari kecil
Ds Phone
apa dia agak nya
Ds Phone
gila cinta habis
Ds Phone
ni satu lagi musuh meraka
Ds Phone
dia sayang ibu dia
Ds Phone
dia dah tahu rupa nya
Ds Phone
perumpuan tu tak habis habis buat jahat
Ds Phone
yang jahat bini dia
Ds Phone
apa yang dia buat pulak
Ds Phone
meraka bertemu
Ds Phone
kau kacau lagi anak kau bini kau tu no satu nya
Ds Phone
dah jumpa pulak
Ds Phone
emak dia ni buat kacau lah dengan masalah dia lagi
Ds Phone
dia pun rindu tapi keras kepala
Ds Phone
semoga nia akan dengar suaima nys
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!