Bagaimana jika sikap baik dan penuh perhatian sang suami ternyata adalah sebuah sandiwara untuk menutupi kesalahannya?
Dara Jelita tidak pernah menyangka kalau Raditya Pratama, suami yang sangat dicintainya ternyata menyimpan banyak rahasia. Cinta yang ditunjukkan oleh suaminya ternyata hanyalah sebuah topeng untuk menutupi kebohongan yang selama ini disembunyikannya selama bertahun-tahun.
Akankah Dara tetap bertahan dalam pernikahannya setelah tahu rahasia yang disembunyikan oleh suaminya?
Yuk, simak kisahnya di sini. Jangan lupa siapin tisu karena cerita ini mengandung banyak bawang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJANJIAN PRA NIKAH
Pratama melayangkan pukulan pada wajah sang putra saat mendengar kalau menantu kesayangannya sudah mengetahui pernikahan diam-diam yang dilakukan oleh Raditya.
Lelaki bodoh yang lebih memilih meninggalkan wanita sebaik Dara, demi seorang janda yang dulu pernah meninggalkannya.
Ya! Kinara adalah seorang janda. Wanita itu lebih memilih pisah dari suaminya yang jatuh bangkrut setelah bertemu kembali dengan Raditya.
Wanita itu melakukan segala cara hingga akhirnya dia bisa mendapatkan kembali Raditya. Mantan pacar yang dulu pernah ditinggalkannya karena miskin.
Entah apa yang ada di dalam kepala Raditya hingga dirinya sampai tergoda pada perempuan ular itu. Pratama sudah seringkali menasehati putranya. Namun, dukungan sang istri yang membela Raditya agar terus berhubungan dengan Kinara membuat Pratama akhirnya memilih bungkam.
"Dasar bodoh! Papa pastikan, kalau kamu pasti akan menyesal karena telah meninggalkan wanita sebaik Dara, Radit!" Pratama menatap Raditya dengan penuh kekecewaan.
"Saat kamu kehilangan dia, kamu baru akan sadar dan menyesal. Penyesalan itu sangat menyakitkan Radit, maka bersiaplah!"
"Papa!" Mira berteriak kesal.
"Papa ini apa-apaan? Kenapa Papa malah memukul Radit yang sedang kesakitan?" Mira menatap suaminya dengan tajam.
"Sakit akibat tamparan papa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit hatinya Dara karena pengkhianatan Raditya. Seharusnya, sebagai sesama perempuan Mama tidak melakukan hal ini. Atau, Mama ingin mencoba bagaimana rasanya dikhianati agar Mama bisa tahu perasaan Dara sekarang?" Pratama menatap istrinya dengan miris.
"Apa maksud ucapan Papa?"
"Kalau Papa melakukan seperti apa yang Raditya lakukan pada Dara, apa Mama masih akan membela Raditya menikahi wanita itu?"
"Papa!" Kedua mata Mira melotot karena terkejut.
"Kenapa? Mama mau melihat aku menikah lagi agar Mama tahu rasanya menjadi Dara?"
"Pa! Kamu jangan bicara sembarangan. Aku yakin, Papa tidak akan berani melakukan itu!"
"Tidak berani?" Pratama tersenyum sinis. Dirinya benar-benar sudah muak melihat tingkah istrinya yang selalu menggunakan alasan kekayaan keluarganya untuk menekannya.
Selama ini, mungkin dia hanya bisa diam karena Pratama memikirkan Raditya dan Monika. Kedua anak hasil pernikahannya dengan Mira.
Pratama memang mencintai Mira. Akan tetapi, melihat Mira yang tidak pernah menghargainya sebagai seorang suami, membuatnya merasa jengah.
Bertahun-tahun dirinya hidup bersama perempuan itu, tetapi, perempuan itu tidak pernah menghargainya hanya karena semua yang dimilikinya berasal dari keluarga Mira.
Pratama menikahi Mira karena janjinya pada orang tua wanita itu sebelum mereka meninggal. Berbekal warisan yang ditinggalkan orang tua Mira, Pratama yang awalnya hanya seorang sopir pribadi keluarga Mira, kemudian menjalankan beberapa usaha yang tadinya dimiliki oleh keluarga Mira.
Usaha beberapa toko elektronik yang sudah memiliki beberapa cabang di kota itu. Namun, kekayaan yang dimiliki Mira dan Pratama tentu bukanlah apa-apa dibandingkan kekayaan yang dimiliki oleh Dara.
"Mama pikir, aku takut? Bahkan kalau aku mau, aku bisa saja meninggalkan Mama sekarang juga!"
"Papa!" Raditya dan Mira berteriak bersamaan.
"Tapi Papa tidak sepicik kamu, Raditya. Papa lebih baik sendiri daripada harus melakukan pengkhianatan seperti apa yang kamu lakukan pada Dara!" Pratama menatap Raditya dengan tajam.
"Setelah ini, papa yakin, Dara akan meninggalkan kamu, dan saat itu terjadi, kamu akan sangat menyesali keputusan yang kamu buat, Raditya."
"Tidak, Pa! Dara tidak mungkin meninggalkan kamu. Dara sangat mencintaiku. Setelah ini, aku akan meminta maaf sama Dara dan memintanya untuk mencabut laporannya."
"Laporan apa?" sergah Mira.
"Dara melaporkan perselingkuhanku dengan Kinara pada atasanku di kantor, Ma."
"Apa?" Kedua mata Mira membeliak kaget. Tidak menyangka jika menantu bodohnya itu ternyata mempunyai keberanian untuk melaporkan perselingkuhan putranya.
"Dasar perempuan bodoh!" maki Mira kesal. Sementara, Pratama justru tertawa.
"Awal kehancuranmu baru dimulai, Radit. Setelah ini, kamu akan lihat, bagaimana istrimu yang sangat patuh itu berbalik menyerangmu," ucap Pratama sambil terkekeh pelan. Laki-laki paruh baya itu kemudian berlalu meninggalkan rumah Raditya.
Padahal, Pratama tadi hanya berniat mengantarkan Mira saja sampai pintu gerbang. Akan tetapi, jiwanya sebagai seorang ayah merasa terpanggil saat melihat Raditya keluar dari mobilnya dengan wajah penuh lebam.
Sebelum Pratama naik ke mobilnya, lelaki itu kembali menoleh ke arah Raditya.
"Raditya, setelah ini, papa yakin, kamu bukan hanya akan kehilangan pekerjaanmu di perusahaan, tetapi juga rumah mewah yang kamu banggakan ini."
"Apa maksud, Papa?" Raditya yang masih tidak terima dengan ucapan sang papa tentang Dara yang akan meninggalkannya, membalas tatapan tajam pria yang sangat dihormatinya itu.
"Jangan lupa, Nak, kamu dan Dara mempunyai perjanjian Pra nikah. Kamu pasti masih ingat bukan, apa isi surat perjanjian itu?
BERSAMBUNG ....
Seperti biasa, sambil nunggu update, yuk, kepoin novel temen Author yang satu ini.
Dia didera oleh penyakit yang membuat dia harus berjuang keras di tengah ekonomi keluarga yang yang serba kekurangan.
Mengharap keajaiban dari sang Maha Pencipta mengharap mentari bersinar di tengah mendung.
Akankah dia memperoleh kesembuhan?
Akankah mentari kembali bersinar?
seru banget
makasih thor dah buat novel sebagus ini. semoga sampai akhir ya bagusnya