"Aku ingin besok pagi kau pergi dari rumah ku!"
"Bawa semua barang-barang mu aku tidak ingin melihat satu barang mu ada di rumahku!"
"Ingat Olivia...tak satu jejak mu yang ingin aku lihat di rumah ku ini. Pergilah yang jauh!"
Kata-kata kasar itu seketika menghentakkan Olivia Quinta Ramírez. Tubuhnya gemetaran mendengar perkataan suaminya sendiri yang menikahi nya lima bulan yang lalu.
"T-api...
Brakkk..
"Kau baca itu! Kita menikah hanya sementara saja, syarat untuk mendapatkan warisan orang tua ku!"
Bagai disambar petir, tubuh Olivia gemetaran menatap tak percaya laki-laki yang dicintainya itu. Seketika Pandangannya menggelap.
Bagaimana dengan Olivia? Mampukah ia mempertahankan pernikahannya?
Yuk ikuti kelanjutan Kisah Olivia "Istri Yang Terbuang".
Semoga suka. JANGAN LUPA TINGGALKAN SELALU JEJAK KALIAN DI SETIAP BAB YA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJALANAN WAKTU
Beberapa hari berlalu, dan waktu pun terus bergulir. Hari berganti hari.
Hoeek..
Hoeek..
Dari tadi Oliver keluar masuk kamar mandi. Tubuhnya benar-benar tepar, merasa tidak enak sejak beberapa hari yang lalu. Puncaknya pagi ini. Merasa mual dan eneg hingga muntah-muntah namun tidak ada yang keluar dari mulut nya.
Javier yang mengetahui Oliver sedang tidak baik, segera menghubungi dokter pribadi sekaligus teman baik bos-nya itu.
"Ah...ada apa dengan ku, Ryan. Sudah beberapa hari ini aku merasa tidak enak badan", ucap Oliver sambil rebahan di atas tempat tidurnya.
Berulang Ryan memeriksa teman baiknya itu. "Sebenarnya kau tidak apa-apa. Tapi aku sarankan kau harus beristirahat total untuk beberapa hari ke depan Oliver. Jangan anggap remeh kondisi tubuh mu yang tidak fit. Kurangi beban pikiran dengan pekerjaan mu itu. Jika kondisi mu terus menerus seperti ini bukan tidak mungkin kau harus di opname. Apalagi kau sulit tidur dan hilang nafsu makan mu", ujar Ryan sambil memasukkan peralatannya kedalam tas nya.
Oliver memejamkan matanya sesaat. "Aku bukan memikirkan pekerjaan ku Ryan. Tapi yang membuat ku seperti ini, karena Istri ku Olivia yang belum aku temukan keberadaan nya hingga kini. Aku memikirkan kondisinya. Aku akan tenang jika ia ada di rumah bibinya, tapi nyatanya ia tidak ada di sana. Olivia hilang bak di telan bumi".
Ryan menatap prihatin Oliver. Yang nampak frustasi. Ia tahu temannya itu memendam masalah yang mempengaruhi kesehatan nya sendiri.
"Aku sudah sangat jahat pada istri ku. Mengusirnya malam itu tanpa perasaan", ujar Oliver sedih dan nampak muram menyesali perbuatannya.
Ryan menggelengkan kepalanya mendengar penuturan temannya itu.
"Sudah aku katakan pada mu berulangkali, apa salahnya kau mengenal lebih dekat istri mu, Oliver. Kalian sudah menikah secara resmi walaupun kau belum memiliki rasa padanya. Lihatlah sekarang kau sendiri yang menanggung akibatnya. Kau merasakan perasaan cinta pada istri mu ketika ia sudah pergi dari kehidupan mu. Dan gilanya lagi, kepergiannya atas keinginan mu sendiri.
"Sementara Claudia, apa yang kau harapkan dari wanita seperti itu. Sejak dulu aku sangsi pada ketulusan nya pada mu".
"Huhh..."
"Iya semua karena kebodohan ku", jawab Oliver memijat keningnya menatap langit-langit kamarnya.
Oliver memejamkan matanya. Perasaan Oliver semakin tak menentu, beberapa waktu yang lalu Javier berhasil mendapatkan rekaman CCTV jalanan menuju rumah Dorothy pada malam itu. Nampak seseorang tergeletak di jalan samping mobil berwarna hitam, dan terlihat seseorang mengangkat tubuh itu ke dalam mobil tersebut. Oliver dan Javier yakin itu Olivia. Tapi rekaman CCTV tidak jelas, karena malam itu hujan deras. Begitu juga plat nomor mobil tak bisa di ketahui hingga kini.
*
5 Tahun kemudian..
"Mommy.."
Seorang anak kecil yang masih basah kuyup tidak memakai pakaian berlari menghampiri wanita cantik yang baru saja turun dari mobilnya di sebuah mansion mewah berarsitektur American classic bernuansa putih.
Wanita muda yang terlihat seksi itu tersenyum sumringah menyambut anak laki-laki tampan bermata silver yang menghambur memeluk pahanya. Namun anak itu segera beralih, setelah melihat siapa yang datang bersama wanita itu.
"Daddyy..."
"Hore daddy datang", teriaknya melompat girang dan menghambur memeluk laki-laki tampan yang langsung mengangkat tubuh mungilnya.
"Jagoan, kenapa kau tidak memakai baju, hem? Kau semakin tampan dan tinggi saja sekarang. Daddy sangat merindukanmu", ucap laki-laki itu sambil mengecup wajah berisi anak itu.
"Tuan Asley sedang berganti pakaian saat mendengar nona Monica pulang, ia tidak sabaran untuk menyambut mommy nya", jawab pelayan yang mengejar anak kecil itu.
"Selamat datang tuan Maxxie".
"Rosa? Apa kabar mu", tanya Maxxie tersenyum menatap pelayan setianya itu.
"Baik tuan", jawab Rosa tersenyum sambil mengambil Asley dari gendongan Maxxie. "Tuan Asley, harus memakai pakaian dulu nanti masuk angin".
"Sebaiknya kita masuk. Banyak yang harus aku laporkan pada mu tentang perusahaan yang aku pegang saat ini".
"Nanti saja membicarakan tentang pekerjaan, Olivia. Aku sudah tahu. Kau berhasil dalam waktu yang sangat cepat dengan perusahaan itu. Kau bekerja terlalu keras Oliv. Sebaiknya kau ambil cuti dan nikmati waktu santai mu bersama Asley. Aku tidak mau kau lalai pada kesehatan dan Asley".
"Tenang saja, aku tidak akan lalai pada keduanya. Justru aku ingin cepat-cepat publish. Aku ingin kau mengizinkan ku keluar dari persembunyian, menangani proyek tanpa harus dari balik layar lagi", ujar Olivia saat ke duanya berada di ruang kerja.
"Aku sudah tidak sabar kembali ke Houston. Mendapatkan proyek besar di sana. Dan orang-orang tahu dengan ku sebagai Monica Franklin, nama yang aku pakai sekarang. Nama keluarga mama ku".
"Olivia Quinta Ramírez sudah aku kubur dalam-dalam. Ia sudah mati sejak lima tahun yang lalu karena kebodohannya".
"Sekarang hanya ada Monica Franklin!"
...***...
Kalian tim siapa sih?