Setelah empat tahun bekerja di luar negeri kini aku pulang ke kampung halaman ku, aku ingin menemui 2 orang yang sangat berarti dihidupku, setelah kepergian kedua orang tua ku.
Namun aku terlambat!, sahabat baik ku dan orang yang kucintai telah menjadi keluarga bahagia, rasanya sangat sakit, marah dan kecewa namun aku bisa apa..
mereka berdua terlihat sangat bahagia, aku tak ingin merusak kebahagiaan keluarga kecil mereka biarlah aku yang mengikhlaskan meski hatiku terasa sangat sakit..
ketika sedang menata hati, hadirlah seorang nenek baik yang membuatku merasakan kembali perasaan kasih sayang yang selama ini kurindukan, namun beliau memintaku untuk menjadi isteri dari cucu nya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Rima mengetuk pintu kamar nenek, lalu menyebulkan kepalanya ketika ia membuka sedikit pintu kamar nenek.
"Nenek..? "
"Rima sayang, kemari nak.. "
Rima mendekati nenek yang tengah duduk selonjoran sambil merajut diranjang.
"Kata mas malik nenek belum makan..? " tanya rima lembut.
"hmm, nenek tidak berselera nak. "
"tapi nek, nenek bisa sakit jika telat makan, hemm..bagaimana jika rima masak sesuatu yang ringan untuk nenek. " usul rima
Nenek tersenyum dan mengangguk saja, lalu rima pamit untuk ke dapur.
Sampai dapur rima disambut oleh beberapa pelayan, ia meminta izin dengan sopan untuk menggunakan dapur dan pelayan yang disana tentu saja meng izinkan sekali, bisa berabe kalo sampe menolak nyonya mereka.
Selesai memasak rima dengan ramah mengucapkan terimakasih kepada para pelayan yang mengijinkannya menggunakan dapur, dia juga memberitahu jika ia memasak lebih untuk para pelayan.
para pelayan berkerumun dan bergantian mengicipi masakan yang dibuat oleh nyonya muda mereka, mereka semua sangat terkesan dengan rasa masakan rima yang sungguh lezat.
Saat sampai depan pintu kamar nenek rima kembali mengetuk lalu membuka perlahan pintu dengan satu tangannya karena tangan yang satu nya membawa baki berisi sup yang ia masak.
"nenek ayo makan.. "
Rima duduk disamping nenek,wangi lezat dari sup yang rima bawa membuat nenek penasaran dengan rasanya.
Rima memberikan sup tersebut pada nenek.
"Hati-hati panas nek.. "
Nenek menerima sup itu lalu mengambil sendok dan mulai mencicipi kuahnya.
sluruppp
"Hmm, enak sekali nak, rasanya lezat, meski hanya sup tapi ini sangat enak. " puji nenek
"Syukurlah jika nenek menyukai masakanku. " ucap rima tersenyum.
Nenek hani menghabiskan sup yang rima buat, setelah itu mereka berdua berbincang ringan dan nenek juga mengajarkan cara merajut pada rima.
Malam hari pun tiba.
ketika malik baru sampai didalam rumah ia bertanya pada kepada kepala pelayan bagaimana kondisi neneknya, kepala pelayan menjelaskan secara rinci jika nenek hani sudah makan dan dirinya pun telah memberikan vitamin sebelum nyonya besarnya beristirahat.
Malik berjalan gontai menuju kamarnya, rasa lelah membuat nya ingin segera mandi dan beristirahat.
cklek
"Baru pulang mas. "suara indah seorang perempuan yang telah menjadi isteri nya,menyapa pendengarannya ketika baru memasuki kamar.
" hem. "hanya itu sahut nya.
irit amat bales nya
Rima mendekati Malik dan menerima jas yang malik lepas, rima juga menuntun malik untuk duduk disofa lalu dirinya berjongkok dihadapan malik untuk membuka sepatu malik dan menggantinya dengan sendal rumahan.
Malik hanya terdiam memperhatikan apa yang dilakukan rima dengan seksama.
Dengan posisi masih berjongkok dihadapan malik rima mendongak.
" Mas aku siapin air hangat buat kamu mandi ya. "
Rima berdiri lalu masuk kedalam kamar mandi dan menyiapkan air hangat serta keperluan untuk suaminya mandi.
Jika kalian bertanya bagaimana rima bisa melakukan seperti itu semua,sebelumnya rima pernah bekerja diluar negeri dan mendapatkan majikan seorang suami isteri yang sudah kakek-nenek namun kehidupan mereka sangat romantis, nenek majikan nya juga pernah memberikan wejangan padanya jika sewaktu nanti dirinya memiliki suami, ia harus belajar melayani kebutuhan suaminya.
jika suaminya baru pulang kerja, dirinya harus cekatan menyiapkan keperluan ini dan itu.
Setelah keluar dari kamar mandi malik melihat baju ganti yang telah dipersiapkan oleh rima diatas ranjang, ia tersenym kecil kemudian memakai baju.
Cklek.
"Mas.. ini aku buatin kamu teh hangat. " Rima memasuki kamar dengan membawa nampan berisi teh hangat.
Rima meletakan cangkir teh di depan meja dekat sofa, ia duduk disamping malik yang tengah duduk dengan memangku laptop nya.
sepertinya pekerjaan mas malik sangat banyak, sampai-sampai sudah dirumah saja dia masih bekerja.
Diperhatikan oleh rima membuat malik bersuara tanpa mengalihkan matanya dari layar laptop.
"Apa kau sangat mengagumiku sampai terus menerus menatap wajah tampan ku. " ucap nya percaya diri.
tuh kan mulai narsisnya.
"Enggak ih, pede banget! "
Malik meletakan sebelah tangannya ke pangkuan rima, sontak saja membuat rima melotot ke arahnya.
"Ini maksudnya apa ini tangan, jangan cabul loh mas! " tunjuk rima pada tanggal malik yang asik nangkring dipangkuan nya.
"Tangan ku minta dipijat wahai isteriku, tolong pijat kan ya. " pinta malik dengan lembut pada rima.
Rima menurut lalu memijat tangan malik, ia meneliti tangan malik yang kokoh, berotot, rima jadi membayangkan betapa kuatnya malik jika memanggul dua karung beras sekaligus.