Aku Tiara, usiaku baru 23 Tahun...Mereka semua menertawakan ku sebagai Janda di usiaku yang sangat muda.. kehidupanku berubah.. aku sukit menatap masa depanku..
Kak adam.. aku mencintaimuu sebagai Imamkuu . haruskah aku kubur rasa ini bersamaan dengan kepergianmu????
atau aku akan menemukan cinta yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mynamei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JHS - Apa ini Jatuh Cinta?
Hari telah Berganti...
"pagi mah" sapa Barry
"pagi, kata Fardan kemarin kamu pulang telat karena jalan sama Tiara?" kata ibu Erna
"iya mah cuma ngobrol aja" kata Barry
"cuma ngobrol ka? sejak kapan seorang Barry mau buang wktu hanua untuk ngobrol" kata Risa
"sejak jatuh cinta" kata Fardan nyeletuk asal
"duh mama seneng deh bar, kapan-kapan ajak yaa Tiara makan malam disini, besok juga boleh" kata Ibu Erna..
"uhuk uhuk uhukk" barry tersedak ketika sedang meminum air mineral...
"hemm pelan-pelan" kata Ibu Erna
"mah Tiara sama Barry itu sebatas pekerja sama atasan aja ga lebih" kqta Barry
"itu kan kalo di kantor"celetuk Ibu Erna
"kak pokoknya kakak ga boleh sakitin Tiara!" kata Risa
"sakitin gimana? kita tuh cuma sebatas atasan bawahan, ga lebih" kata Barry sedikit kesal
"yaudah kalo gitu gue mau pepet Tiara, boleh kan mah kalo emang Cocok aku Nikah duluan ketimbang Barry" kata Fardan ada Bu Erna
"boleh banget, apalagi usia kalian udah mateng! uhh mama si gasabar mau nimang cucu" celetuk ibu Erna
"enak aja! gak ada cerita ngelangkahin gue!" kata Barry
"ya siapa yang duluan siap dan Calon nya itu mama setujui pastinya bisa duluan ke pelaminan" kata Ibu Erna...
Risa dan Fardan pun terkekeh melihat mimik Barry yang kesal..
****
Hari ini berlalu seerti biasanya, tak banyak yang berbeda dari hari-hari sebelumnya...
Pagi ini Tiara Tampil sedikit lebih Fresh, rambutnya yang di gerai dengan aksen jepit rambut di atas kepla bagian kiri membuat wajah tiara semakin terlihat segar...
Tiara dan Andin tengah membahas pekerjaan di meja kerja Andin, posisi Andin duduk di kursinya sementara Tiara berdiri di hadapannya..
"ehemm" Barry berdehem membuat Tiara dan Andin yang tengah serius jadi terkejut..
"pagi Pak" sapa keduanya
"ya...! Tiara ikut ke ruangan saya!" kata barry sambil berjalan ke ruangannya...
apalagi ini Barr...
kata Tiara dalam hati
"ada apa pak?" tanya Tiara dan Barry yang sudah berada di ruang kerja Barry
"cuma mau ngajak Lunch bareng nanti" kata Barry
DENG!!!!
barry kenapa jadi begini, bikin aku bingung nyikapinnya...
"maaf pak kalo makan siang saya gak bisa, saya ga enak sama temen-temen saya, lagi pula saya takut malah jadi bahan perbincangan" kata Tiara tertunduk
"kalo Dinner" kata Barry dengan pacuan Jantungnya yang semakin meningkat
"maaf lagi pak hari ini saya ada pekerjaan lain.."kata Tiara jujur, karena Hari ini ia akan ke cafe mengecek pembukuan...
"oke gamasalah, silaka kembali bekerja" kata Barry dingin...
Tiara pun beranjak keluar ruangan tersebut...
Jam Pulang Kantor...
pekerjaan apa yang bikin dia nolak ajakan gue buat makan malem...
batin Barry sambil mengikuti tiara ke arah basment...
Barry pun mengikuti Tiara diam-diam...
setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu padat, Tiara memarkirkan mobilnya di sebuah Caffe... Taiara Turu. lalu masuk ke dalam Caffe miliknya..
dia pernah bilang kalo dia bekerja di cafe, apa ini cafenya? tapi kenapa dia harus kerja lagi di cafe ini... sepertinya kalo gue liat dia bukan dari keluarga yang kekurangan, bahkan gaji dia pun cukup untuk kebutuhannya kalo dia ga boros... apa dia seboros Amel ???
batin Barry yang masih berada di dalam mobilnya...
Barry hendak keluar mobilnya namun pergerakannya terhenti melihat pemandangan di depannya...
Mata Barry membulat, jantungnya ikut berdebar, amarahnya memuncak...
"AMEL"
Barry segera turun dari mobilnya dan bergegas masuk kedalam cafe tersebut...
Barry melihat Amel sedang bersama seorang Pria, entah apa hubungannya namun mereka terlihat begitu mesra..
Brakkkkk
Barry menghantam meja Amel dsn Pria itu dengan tangannya... sontak kegaduhan itu membuat banyak pasang mata memperhatikan ke arahnya...
"siapa dia Amel?" kata Barry pelan namun dengan penekann. Amel terlihat Syok, lidahnya terasa kelu untuk mengatakan sesuatu...
"anda siapa? saya Rian calon Suami Amel" kata seorang Pria yang langsung berdiri menjawab pertanyaan Barry...
Bugh
Bugghhh
Buggghhh
Barry memukul Rian
"stop.. stoppp cukup" kata Amel mencoba melerai
Rian pun tak tinggal diam, ia memukul Barry
bugh..
*buuuuggghhh
"**STOP!!! CUKUP***"
Teriak Tiara dari arah belakang Barry...
Barry mendengar suara yang tak asing di telinganya..
Rian segera menghentikan aksi memukul Barry..
yaa ampun, Barry, Amel... Astaga ini pasti karena Pria ini bersama Amel...
"Silakan kalian tinggalkan Cafe saya ini jika kalian ingin berkelahi..." kata Tiara Tegas
"Amel, ingat satu hal, kita SELESAI, dan jangan tampakkan muka mu di depan aku lagi!" kata barry Kesal sambil memegangi wajahnya dengan posisinya yang sedikit membungkuk
"Barr aku------"
"Diam Amel!!! ayo kita pergi dari sini, tinggal urusan kita sekarang" Kata Rian menyelah perkataan Amel dan segera menggandeng Amel keluar dari caffe...
****
"Barr, sini ikut aku biar aku obatin lukanya" kata Tiara...
Tiara membawa Barry kesebuah Ruangan kerja milikya, tak terlalu besar namun cukup nyaman, rapih dan bersih...
setelah Tiara mendudukan Barry di sebuah kursi kerja, Tiara mengambil perlebgkapan kompres juga kotak P3K...
Tiara juga tak lupa membawa minum untuk Barry sampai tangannya penuh membawa semuanya sekaligus..
Barry melihat aksi tiara itu pun tersenyum...
"ayo minum dulu pak ehh barr maksudnya" kata Tiara sambil memasukkan handuk kecil kedalam baskom kompres.
"pak saya bantu kompres ya" kata Tiara lalu di balas anggukan oleh Barry
Tiara mengompres dalam posisi berdiri sementara barry duduk di kursi merja, posisinya sangat dekat dengan Barry membuat Jantung Barry berdetak sangat kencang dan cepat...
cantik nyaa... dia juga sangat baik dan lemah lembut... dalam hati Barry
"akkkhhhh"
"maaf maaf kekencengan yaa" kata Tiara langsung menjauhi kompresan itu...
"engga kok, lanjutin aja" kata Barry sambil menarik tangan Tiara ke arah pipinya...
kini giliran jantung Tiara yang berdegub sangat kencang...
kenapa aku ini,,, ini seperti rasa saat bersama kak Adam... Tuhan jika ini memang rasa yang sama, hapuslah, aku tak sanggup mengantikan Kak Adam... Dan aku tak sanggup menduakan Cintanya...
Dalam hati Tiara...
setelah semua bagian di komopres juga di beri obat merah.. Tiara tersenyum melihat ekspresi Barry yang menggerak-gerakan wajahnya..
"mendingan kah?" kata Tiara smbil sedikit bersender ke meja kerjanya...
"iyaa jauh membaik, terimakasih Tiara"
"sama-sama Pak.."
kata Tiara,mata barry memicing ke arah Tiara
"eh iyaa maksud aku Barry" kata Tiara tersenyum
"ini Caffe milikmu? jangan bilang kamu cuma partime disini, karena tadi kamu yang bilang sendiri saat aku berkelahi" ledek Barry
"hemm ini Caffe milik kak Adam, aku yang merawat dan mengelolahnya sejak berdiri sampai saat ini" kata Tiara
"Lalu kenapa kamj bekerja lagi di perusahaan?" kata Barry heran
"karena aku mau sedikit melupakan bayang Kak Adam, aku ga kuat disini berlama-lama, bayang Kak adam selalu Muncul.." kata Tiara yang suaranya mulai bergetar
Barry pun berdiri, posisinya kiri berhadapan dekat dengan Tiara
"maafkan aku Tiara, lagi-lagi aku membuka lukamu" kata Barry mengahpus air mata yang baru saja tumpah ke pipi Tiara..
"gapapa Barr, aku memang lemah soal ini, maaf" kata Tiara semakin Terisak
Barry segera memluk Tiara Sangat Erat...
"jangan menangis Tiara, Hati aku ikut sakit melihat kamu menangis" kata Barry memluk tiara dengan Nyamannya...
Kak adam, ini pelukan mirip dengan hangatnya pelukan mu, nyaman nya pun mirip dengan kenyamanan yang engkau berikan... Tuhan apa maksud semua ini...
Batin Tiara...
semenara Bary merasakan jantungnya kembali berdetak lebih kencang...
kenapa begitu berdebar jantung ini, bahkan saat aku berpelukan dengan Amel tak ada rasa ini... apa aku sudah jatuh cinta pada Tiara????
kok gimana gitu bacanya
ohh akhirnya...... 🥰🥰