Sebuah keputusan yang boombastic bagi seorang Chantika menjatuhkan pilihan nya kepada seorang petualang cinta yang super gila. Hanya gara-gara ingin memberikan hukuman terhadap cinta pertama nya. Namun, tak ada yang gratis di muka bumi ini. Semua harus ada take and gave.
"Jadi kan aku yang kedua dan akan ku pastikan semua sakit hatimu, akan terbalaskan!" ucap Rendy sembari menyeringai.
Haruskah ia menerima tantangan itu? Dari mana awal segalanya di mulai? Menjadi kan seorang Rendy pengantin nya pengganti cinta pertama yang telah menghianati kesucian cinta nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bimbangkah?
Jumpa lagi para readers kesayangan di karya kedua ku ini... 😍😍
Jangan lupa ya untuk tetap like, komentar. Gift dan vote seikhlasnya.
Tidak lupa jadikan favorit, biar tak ketinggalan cerita nya dan selalu memberikan rate bintang lima.
Aku tunggu jejak kalian di kolom like dan komentar buat support author receh ini.
Selamat membaca...
💞💞💞💞
Satu minggu telah berlalu.
Chantika melihat pantulan dirinya di cermin. Malam ini, dia tak bisa tidur lebih awal. Padahal esok hari adalah hari yang bersejarah buat dirinya. Walau tidak buat seorang Mahendra Soedibyo.
Seharusnya esok hari adalah hari yang paling membahagiakan buat Chantika, tapi keputusan itu sudah di ambil dan tidak akan ia mengingkari.
Bahagia atau tidak!
Sedikit pun tidak ada rasa yang membuat hati Chantika menyesal telah mengambil langkah ini. Namun, dia sungguh bahagia karena telah bisa menyelamatkan aset berharga milik Ibu Fatimah peninggalan suaminya, yaitu sebuah panti asuhan Az-Zahra tempat berlindung dari panas dan hujan bagi adik-adik asuhnya yang tidak memiliki sebuah keluarga di luar sana.
Bimbangkah?
Perasaannya campur aduk jadi satu seperti es campur yang berwarna-warni. Pasti Ibu Inneke Kusumawati akan menepati janjinya! Dan pernikahan ini akan berjalan lancar selama satu tahun, sesuai isi perjanjian kontrak pernikahan. Aku harus bisa menyakinkan diriku!
Tapi, kenapa sekarang kepalanya semakin pusing, wajahnya pucat pasi dan dahinya mengeluarkan keringat dingin, kakinya pun gemetar di kala di buat menompang tubuhnya?
"Apa ini namanya, Yaa Tuhan" gumam Chantika.
🕊
🕊
Rasa pusing di kepala Chantika rasanya tidak mau segera pergi. Sejak semalam dia tidak bisa tertidur nyenyak. Ia tak berhenti menguap sambil menggosok-gosok matanya yang agak merah.
Maklum saja, dia hanya tertidur 2 jam. Memang salahnya juga yang tidak memejamkan matanya semalam lebih awal, karena hatinya tidak sabar menanti hari ini.
Chantika melihat jam di dinding untuk ke sekian kali, berharap orang yang akan merias wajahnya datang dengan tepat.
Seharusnya mereka sudah tiba sejak tadi. Tapi hingga jam segini belum datang juga.
Tapi baru saja Chantika akan berjalan keluar kamar, seseorang tersenyum manis padanya di depan pintu.
"Maafkan aku yang datang terlambat. Kamu pasti sudah lama menunggu kami"
"Ohh, kalian yang akan merias wajahku! Silakan masuk" Chantika tersenyum lebar menghiasi wajahnya.
🕊
🕊
Selama beberapa jam, wajahnya di rias oleh MUA yang telah di persiapkan dari pihak keluarga Soedibyo. Akhirnya selesai juga.
Chantika semakin terlihat cantik dan anggun dalam balutan kebaya berwarna putih bersih dan hiasan yang mempercantik di atas kepalanya sangat indah.
Sesaat ia termangu di depan cermin besar pada meja riasnya. Membendung air mata yang ingin lolos dari sudut matanya yang indah. Hari ini ada rasa yang tak bisa terungkap dengan beribu kata-kata.
"Ayah, Ibu. Andaikan hari ini adalah pernikahan yang ku inginkan dengan restu olehmu, aku pastikan. Aku lah Ratu yang paling bahagia di hari ini, di sunting Rajaku yang akan membawa putri cantikmu ini ke dalam istana surganya. Namun, saat ini kebahagiaan itu hanyalah semu, semua hanya kamuflase saja. Tapi, hatiku sudah sangat bahagia melihat senyum yang terbit di bibir Ibu Fatimah dan adik-adik yang tinggal di panti asuhan Az-Zahra itu"
Aleta nyelonong masuk ke dalam ruang rias pengantin Chantika, lalu duduk di sofa dengan ketus memandang Chantika dari atas ke bawah.
"Sial, cantik juga nih gadis udik! Nasib atau takdir baim kamu yang selalu mengelilingi hidupmu? Kamu selalu di pertemukan dengan laki-laki kaya dan mapan!" gerutu Aleta dalam batinnya.
"Jangan sombong! Jangan bangga dengan posisimu, saat ini! Keluarga Soedibyo menikahkan putra kesayangannya dengan kamu hanya untuk pelampiasan saja!" sindir Aleta yang sangat menyakitkan hati Chantika.
"Emm" jawab Chantika malas.
"Kamu hanyalah kelinci percobaan bagi seorang Mahendra Soedibyo! Jadi selalu ingat jangan berlagak naik pangkat!" ucap Aleta lagi.
"Jangan terlalu mengurusi hidupku! Urus saja nasib kamu dengan dia!" balas Chantika.
"Kurang ajar banget, mulut gadis kampungan ini!" jelas-jelas Aleta sangat iri melihat Chantika yang di persunting keluarga Soedibyo.
Aleta akan mengeluarkan sindiran lagi untuk Chantika. Namun, kata-kata itu belum terucap di bibirnya, Ibu Fatimah sudah dulu masuk ke dalam ruangan itu.
"Sayang, ayo cepat keluar! Waktunya telah tiba, rombongan Keluarga Soedibyo telah hadir" ujar Ibu Fatimah menghampiri Chantika yang duduk di depan meja rias.
"Masyaallah.. Ini Chantika kan? Chantik sekali anak ibu" puji ibu Fatimah, melihat wajah ayu, Chantika.
"Ibu" Chantika memeluk Ibu Fatimah. Ingin rasanya menumpahkan air matanya. Namun, ia tetap menahannya, tidak ingin membuat sedih hati Ibu Fatimah di hari bahagia ini.
"Ayo, kita bersiap. Acara segara di mulai" ucap Ibu Fatimah mendampingi Chantika berjalan keluar menuju tempat acara yang telah di sediakan oleh Keluarga Soedibyo.
🕊
🕊
"Nyonya, tuan muda Mahendra belum datang hingga kini!" bisik Joe, tangan kanan Tuan Soedibyo.
"Apa maksudmu? Apa kau sudah mencoba menelponnya atau mencari di mana keberadaan Mahendra, sekarang!" Nyonya Inneke berusaha menguasai diri. Ia tak boleh terlihat kacau gelisah di hari pernikahan putranya. Walau rasa gusar dan tak tenang karena kecewa itu tidak bisa menutupi bagaimana kondisinya sekarang ini.
Tak jauh beda dengan mimik wajah Tuan Besar Soedibyo. Ketenangan yang keluar dari bibirnya bisa menipu siapa saja yang mendengarkan nya. Tapi tidak dengan ekspresi wajahnya. Pria separuh bayah yang masih terlihat gagah itu, tampak menahan amarah mendengar informasi dari orang kepercayaannya.
"Tuan Besar, kami mendapatkan informasi. Bahwa saat ini, Tuan muda Mahendra sedang berada di sebuah hotel bintang lima bersama dengan nona Grey" ujar Joe dengan memperlihatkan sebuah chat kepada Tuan Besarnya.
Nyonya Inneke hanya bisa mengusap dadanya berkali-kali dan menghela nafas kasar.
"Kurang ajar wanita ular itu! Berani-berani membuat malu Keluar Besar Soedibyo!" batin Nyonya Inneke, geram.
"Papa.." panggil Nyonya Inneke kepada suaminya, yang terlihat menahan amarah yang sudah di ubun-ubun, usai membaca chat yang di tunjukkan oleh Joe.
"Cari segera Mahendra dan seret ke sini! Aku tidak mau semua orang tau, seorang putra dari Keluarga Besar Soedibyo mengingkari janjinya. Lari di hari pernikahannya dengan seorang pel4cur murahan seperti Grey!" titahnya pada Joe tangan kanannya.
🕊
🕊
Rendy membanting pintu mobil, menutupnya dengan keras. Langsung melangkah dengan tergesa-gesa masuk ke dalam tempat acara pernikahan Chantika dan Mahendra Soedibyo. Jordy sang Assisten menyusul dengan mengejar langkah Rendy yang kewalahan.
Pria tampan itu melangkah memasuki gedung yang sudah di sulap menjadi tempat acara yang sangat mewah. Terlihat jelas raut wajahnya penuh kemarahan. Rahang mengeras dan tangan terkepal.
Setelah mendapatkan info dari Assistennya. Pria tampan itu, tak lagi fokus pada pekerjaannya. Ia tak menyangka akan di tinggal Chantika menikah hari ini.
"Dia milikku! Harus tetap jadi milikku!" ucapnya.
Jordy hanya bisa menarik nafas panjang, mengikuti sang bos dari belakang. Percuma juga menenangkannya. Berujung yang terkena dampak dari kemarahan sang bos, tetap saja dia.
Rendy terus berjalan, nafasnya memburu, menahan amarahnya yang kian meluap-luap ingin meledak, sekarang juga.
🌻🌻🌻🌻
Bersambung..
Sampai di sini dulu ya gaes.. Nanti di sambung kembali.. Otewe dulu.. 🕊🕊🕊
niat ko pelakor😑
Kangen dengan keuwuwan mereka😚😘
Terus ini si Yuyud mau ngapain ya? Hadeuh terniat banget nih orang mau menggoda Randy. Pakai apa tuh dia mau memperdaya bang Rendy? semoga bang Randy tak tergoda sama ulet bulu itu😒
Kasihan orang tuamu Yud, mereka sudah Rendy anggap keluarga sendiri, tapi kamu bisa mencorengnya dengan kelakuan kamu macam itu.
sini tak tabok pake bakiak dl biar ga konslet tuh otaknya😆