Banyak orang menyatakan cinta itu indah. Apakah cinta LDR-an itu juga indah? Lalu bagaimana jadi nya, jika cinta LDR-an itu tumbuh subur.
Namun akan semakin menyakitkan. Karena realita nya cinta LDR-an tak selama nya indah dan berjalan mulus. Akan banyak batu sandungan dengan kerikil tajam yang menghampiri tuk menguji seberapa besar dan kuat cinta itu bersemayam di hati dua insan yang kini terpisah jarak yang terbentang.
"Tak ada alasan mengapa aku begitu mencintai nya. Tapi yang pasti aku hanya ingin selalu berada di dekat nya dan menjadi bagian dari cerita hidup nya"
Ini lah kisah dan cerita cinta hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Princess Ayah
Selamat membaca...
🍁🍁🍁
Sore hari menjelang petang di jalanan ibukota, kemacetan mulai terlihat, hampir di setiap ruas jalan. Terlebih lagi di saat jam pulang kerja, rawan macet.
Sebuat motor matic dengan lincah nya terus melintasi jalanan yang semakin padat. Aliyah mengendarai motor matic berwarna putih melaju dengan kecepatan sedang, ia terus menerobos keramaian kota menuju rumah nya. Setelah menempuh waktu 40 menit sampai lah juga Aliyah di depan halaman rumah.
Kemudian Aliyah memarkirkan motor matic nya di garasi, melepaskan helm dan menaruh di rak yang biasa buat menyimpan helm keluarga. Aliyah berjalan menuju ruang tengah melalui pintu samping yang terhubung dengan garasi.
"Assalamu'alaikum." Aliyah memberi salam dan membuka pintu perlahan.
"Wa'alaikumussalam." Bunda menjawab salam dan Aliyah segera mendekat ke bunda mencium punggung tangan nya dan bunda membalas dengan mencium kening Aliyah.
"Bau asap bercampur bau acem." canda bunda.
Bibir Aliyah langsung cemberut mendengar candaan bunda.
"Ayah dan adik, mana bunda?." tanya Aliyah karena ia tak melihat kedua nya.
"Ayah sudah berangkat ke mushola. Mbak Aliyah segera bersihkan diri, setelah itu kita makan bersama." titah bunda kepada Aliyah.
"Iya bunda." Aliyah berlalu menuju kamar nya untuk segera membersihkan badan yang sudah terasa lengket.
Bunda telah mempersiapkan menu sederhana dan secukupnya juga telah menata rapi di meja makan. Hari ini bunda memasak ayam goreng juga tahu goreng pelengkap lauk dan juga sayur sop jamur di campur sosis dengan jumlah yang cukup di makan anggota keluarga. Karena ayah selalu mengingatkan jangan pernah menyisakan makanan, mubazir itu nama nya. Kalau ingin memberikan kepada orang lain lebih baik berikan yang baru yang masih fresh, jangan dari sisa makanan kita.
Setelah ayah mempimpin do'a bersama, selanjutnya mereka menikmati makan malam bersama. Disaat kita lagi makan, tidak ada yang boleh berbicara, hanya terdengar suara piring dan sendok yang saling bersahutan. Setelah menyelesaikan makan dan membaca do'a selesai makan. Baru lah ayah memulai berbicara tanya jawab dengan anggota keluarga
Ayah beranjak meninggalkan ruang makan berjalan menuju ke ruang keluarga. Selain kerja di kantor, ayah juga berencana membuka usaha toko bakery untuk mengembangkan kreatifitas bunda dan juga untuk melatih kedua buah hati nya mengelola usaha tersebut.
Aliyah merapikan meja makan, membersihkan peralatan makan. Setelah menyelesaikan semua tugas nya, Aliyah mengeringkan tangan.
"Mbak Aliyah, ke sini sebentar sayang, ayah mau bicara. Juga Zudith." panggil ayah dari ruang keluarga.
Aliyah dan Zudith bergegas menuju ke ruang keluarga, di sana ayah dan bunda telah menunggu mereka. Aliyah menghampiri ayah yang sudah menunggu. Di lihatnya ayah sedang fokus menatap layar laptop dan sesekali juga mengecek ponsel nya. Aliyah berjalan memeluk ayah dari belakang, mencium pipi ayah dan tersenyum.
"Ada apa ayah, serius banget. Apa Aliyah bisa membantu ayah?." tanya Aliyah sekaligus menawarkan bantuan pada ayahnya.
"Eh.. Princess ayah sudah nemplo aja nih di punggung ayah, sini duduk di samping ayah." Ayah menepuk pundak Aliyah.
"Kebiasaan, kalau ada ayah manja nya kayak anak kecil." ejek Zudith.
"Biarin, ngiri jangan bos. Nganan aja atau lurus gaspoll. Wlekk.." sahut Aliyah.
"Siapa yang ngiri, malu tau sudah gede juga." balas Zudith.
"Biarin, ayah-ayah Aliyah sendiri juga." bantah Aliyah.
"Ayah Zudith juga tau." Balas Zudith tak mau kalah.
"Kan.. Kan.. Mulai.. Mulai kalau sudah kumpul kayak tom and jerry." ucap bunda menggeleng kan kepala melihat kelakuan buah hati nya.
Ayah hanya ikutan tersenyum melihat kelakuan kedua buah hati nya, semakin tumbuh besar dan dewasa, sembari menutup laptop nya. Semakin kuat adu argumentasi nya, tak ada yang mengalah.
"Mbak Aliyah dan adik Zudith, bisa bantu ayah dan bunda kan?." tanya ayah memulai perbincangan nya.
"Bantu apa, ayah. InsyaAllah mbak Aliyah dan adik pasti bantu ayah dan bunda." jawab Aliyah santun.
"Ayah berencana membuka satu usaha toko bakery buat mengembangkan ketrampilan bunda membuat kue basah dan kue kering, biar bisa di nikmati lebih banyak pelanggan." ujar ayah.
"Rencana nya kapan di buka toko itu dan sudah sampai mana persiapan ayah." jawab Aliyah.
"Ayah sudah melihat tempat yang sangat strategis buat usaha ini dan sudah hampir 99 persen persiapan nya."
"Di mana itu, ayah." Zudith ikut angkat bicara.
"Ayah sudah menyewa tempat di dekat kampus mbah Aliyah, juga sudah lunas pembayaran hingga 2 tahun ke depan. Sekarang masih tahap mendesain tempat nya." ucap ayah lagi.
"Boleh Aliyah melihat konsepnya, ayah?."
Ayah membuka laptop dan memperlihatkan desain tempat usaha yang akan di buka nya.
"Gimana kalau toko kue itu juga di desain menjadi sebuah cafe yang lagi hits di kalangan milenial buat tongkrongan muda mudi dan juga bisa untuk tempat menyelesaikan tugas kampus mereka. Biar mereka juga bisa langsung menikmati makanan dan minuman nya di tempat tanpa harus membawa pulang terlebih dulu. Kita juga tetap melayani via online seperti biasa nya bunda menerima pesanan." ucap Aliyah mencoba memberikan satu ide kepada keluarga nya.
"Boleh juga ide nya mbak Aliyah, karena sambil mengerjakan tugas. Mereka juga bisa langsung menikmati makanan dan minuman yang juga di temani alunan musik biar tak bosan." tambah Zudith.
Ayah tersenyum dan manggut-manggut mengacungkan kedua jempol nya.
"God idea. Ternyata anak ayah juga mempunyai sebuah impian tuk memajukan usaha ini." ucap ayah bangga pada kedua anak nya.
"Tapi, kapan rencana ayah untuk meresmikan pembukaan nya." tanya Aliyah menatap ke arah ayah.
"Rencana nya ayah, sekitar dua minggu lagi pembukaan nya. Tapi, ayah juga tidak mau terlalu membebani pada kalian berdua. Karena tugas kalian adalah menyelesaikan sekolah kalian dengan benar dan bisa mendapatkan nilai yang bagus." ujar ayah.
"Siap, ayah. Mbak Aliyah sama adik akan berbagi tugas untuk mengawasi dan mengembangkan usaha ini. Bunda akan memperkerjakan berapa orang pegawai?." tanya Aliyah pada bunda nya juga.
"Untuk pertama kita merekrut 3 pegawai aja dulu, mbak Aliyah. Karena bunda kan bisa juga ikut memantau di sana. Setelah menyelesaikan tugas bunda di rumah sebagai ibu rumah tangga. Baru bunda akan ke toko kue. Tapi, untuk satu minggu di awal bunda tetap sibuk untuk mempersiapkan nya. Rencana nya bunda akan membuka toko itu mulai jam 07.00 Pagi sampai jam 17.00 Sore. Berhubung kalian punya ide seperti itu jadi tutup nya di perpanjangan sampai pukul 22.00 malam. Gimana mbak Aliyah?." tanya ibu.
"Bagus juga ide nya bunda, sore hari nya mbak Aliyah sama adik bisa menggantikan bunda." jawab Aliyah antusias.
"Tapi, ayah tidak mau sampai skripsi mbak Aliyah terbengkalai dan juga Zudith harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional." pesan Aliyah pada kedua anak nya.
"Siap, ayah." jawab mereka kompak.
Hampir satu jam mereka berdiskusi. Akhirnya ayah menyudahi acara kumpul keluarga itu.
🍁🍁🍁
Bersambung...
Jangan lupa tetap tinggalkan jejak akak berupa like, komen, rate bintang lima, favorit. Terimakasih 🙏
terus semangat ya u berkarya
God bless always🙏🤗❤️