Kebahagian terlihat jelas terpancar di wajah dua sejoli yang hendak melangsungkan hari pernikahan mereka.
Alya sah menjadi istri Arya setelahijab kabul yang di ucapkan Arya dengan tegas dan lantang.
Senyum bahagia menghiasi wajah kedua mempelai. Alya menyalami suaminya dan mengecup punggung tangannya. Arya pun mencium puncak kepala Alya di depan para tamu undangan membuat para hadirin bertepuk tangan dengan meriah.
Seluruh keluarga diselimuti perasaan suka cita.
Kebahagiaan yang Alya rasakan hanya sekejap. Cinta Arya berubah semenjak pertemuannya dengan seorang wanita yakninya cinta masa lalu Arya.
Sanggupkah Alya bertahan, bagaimanakah Alya mempertahankan rumah tangganya yang retak ???
yuk simak di karyaku ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
Terima kasih buat teman teman yang udah mampir di karya ku...❤
\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>>
Tak berapa lama keluarga Alya sampai di restoran, mereka di sambut oleh seorang pelayan lalu mengantarkan mereka menuju ruangan yang telah berkumpul disana keluarga Arya.
"Assalamualaikum..." ucap Alya saat memasuki ruangan yang telah di pesan khusus oleh Arya.
"Waalaikumsalam..." jawab Arya berdiri menyambut kedatangan Alya dan keluarga nya.
"Ros..." pekik nyonya Sinta saat mendapati sahabatnya yang duduk di ruangan VVIP itu.
"Sintaa..." balas nyonya Rosi tak kalah kaget melihat sahabatnya di ruangan ini.
Pak Haris dan pak Pramuja pun tersenyum dan saling bersalaman.
"Saya tak menyangka akan bertemu bapak disini..." ucap pak Haris pada pak Pramuja.
Alya dan Arya saling berpandangan melihat keakraban kedua orang tua mereka.
Mereka masih bertanya-tanya dengan apa yang mereka lihat dihadapan mereka.
"Silahkan duduk pak..." Pak Pramuja mempersilahkan tamu undangan anaknya untuk duduk.
"Jadi ini Alya...wanita yang telah membuatmu klepek-klepek Arya?" tanya nyonya Rosi tersenyum menatap gadis yang sangat anggun di hadapannya.
"Iya tante..." ucap Alya pelan dengan senyuman khasnya sambil menyalami nyonya Rosi.
"dan ternyata...Alya ini gadis yang mau mama jodohin sama kamu..." kekeh nyonya Rosi sambil menyenggol lengan sahabatnya.
"tanpa di jodoh-jodohin mereka memang udah jodoh..." nyonya Sinta menimpali sambil terkekeh.
Dengan susah payah dia membujuk putrinya untuk di kenalkan dengan anak sahabatnya eh ternyata mereka udah kenal duluan.
Pak Haris dan pak Pramuja pun tertawa melihat istri mereka.
"Tanpa mama jodohin...mereka bisa kok nentukan pilihan mereka sendiri..." sahut pak Haris tersenyum.
Alya dan Arya hanya tersipu melihat keakraban keluarga mereka.
Arya memyalami kedua orang tua Alya memperkenalkan diri. Mereka pun memulai makan malam dengan lahapnya, di iringi dengan canda tawa nyonya Rosi dan Sinta.
Setelah mereka selesai menyantap hidangan yang telah tersedia.
"Jadi begini pak Haris...Arya putra semata wayang saya ini bermaksud hendak meminang putri bapak..." Pak Pramuja mengawali pembicaraan mereka.
"Saya sangat senang sekali dengan hubungan anak-anak kita...bagaimana Alya...kamu serius dengan nak Arya..." tanya pak Haris pada putrinya membuat Alya menunduk malu sehingga wajahnya berubah merah merona.
"Saya perhatikan, Arya sangat berharap menikahi putri bapak secepatnya... nampaknya dia tidak ingin kehilangan nak Alya..." tambah pak Pramuja yang lagi-lagi membuat Arya tersipu.
"Menurut saya lebih cepat pernikahan mereka di langsungkan akan lebih baik..." ucap pak Haris.
"Nak Arya...apakah kamu benar-benar ingin mempersunting Alya putri kami satu-satunya...?" tanya pak Haris pada Arya.
"Iya om...saya yakin Alya adalah satu-satunya wanita yang telah nengubah hidup saya..." jawab Arya tegas membuat kedua orang tuanya kagum mendengar jawaban Arya. Ucapan Arya menandakan keseriusan Arya yang hendak menikahi Alya.
Alya sangat bahagia mendengarkan ucapan Arya. Lelaki seperti Aryalah yang di impi-impikan Alya selama ini.
Lelaki yang tegas dan bertanggung jawab. Tidak memandang dirinya sebagai wanita karir yang sukses. Satu hal yang membuat Alya sungguh kagum pada Arya adalah keseriusannya terhadap hubungan yang mereka jalani.
"Tunggu..." teriak nyonya Sinta dengan wajah kesal.
Semua mata tertuju pada nyonya Sinta. Mereka saling memandang mengernyitkan dahi mereka menanti penjelasan dari mama Alya.
***bersambung.....
.
.
.
.
.
Hai readers yang baik hati...💓💓💓
Terima kasih udah mampir di karyaku...
Aku harap kalian suka dengan ceritaku, walaupun masih banyak kesalahan dalam penulisannya...
jangan lupa ya...
like 👍👍👍
koment ....
dan masukannya....
biar semakin semangat nulis ceritanya*....