Tidak pernah terbayang sebelumnya. Lelaki yang dulu sangat mencintainya kini berubah drastis setelah pernikahan terjadi.
Pernikahan yang seharusnya penuh kebahagiaan justru berbanding terbalik dari angannya selama ini.
Tidak tau mengapa suaminya tiba-tiba bersikap dingin terhadapnya. Bahkan di malam pertama mereka suaminya meninggalkannya begitu saja.
Suamiku Membenciku....
Follow Akun Ig saya: lisa_gultom
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elizabetgultom191100, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjatuh
Kupikir Mama akan menutup teleponnya, namun ternyata Mama malah menanyakan sesuatu yang sulit untuk kujawab. Aku benar-benar gugup sekarang, gelagapan tanpa Mama tau.
"Se senang kok Mah, Mas Arian sangat memanjakanku..." aku menjawab dengan gugup sembari tertawa kecil untuk mengurangi kegugupanku.
Mama terkekeh geli di sebrang sana, "Tidak usah malu-malu gitu Shara, Mama ngerti kok, Mama juga pernah muda."
"Ya sudah Mama tutup dulu telponnya, ingat nanti suruh Arian hubungi Mama."
"Iya Mah."
"Nikmati bulan madu kalian. Dah." Akhirnya Mama menutup panggilan.
Aku bernafas lega ketika panggilan selesai. Sekarang aku tinggal memikirkan bagaimana cara meminta Mas Arian menghubungi Mama.
Aku mencoba menghubungi Mas Arian, sampai lima kali tidak ada tanda-tanda Mas Arian mengangkat, padahal jelas-jelas panggilanku masuk. Sekali lagi aku menghubunginya akhirnya Mas Arian menjawab.
"Halo Mas." Sapaku.
Tapi tidak ada jawaban, aku tau Mas Arian sebenarnya mendengarku, tapi dia seolah enggan berbicara padaku. Dadaku berdenyut sakit jika memikirkan hal itu.
"Tadi Mama telfon Mas, suruh Mas Arian telfon balik ada penting katanya." Aku langsung mengatakan pesan Mama, dan benar saja setelah aku mengatakan hal itu Mas Arian langsung memutuskan panggilan.
Berkali-kali aku mengusap dadaku mencoba bersabar menghadapi ini semua. Aku memang termasuk orang yang kuat dan penyabar, tapi jika dihadapkan dengan semua masalah ini tetap saja lama-lama aku tidak tahan.
Dua hari setelah panggilan dari Mama, pagi ini aku bersama Ina sedang membuat kue di dapur. Cake rasa tiramisu kesukaan Mas Arian menjadi pilihanku. Sebenarnya dulu Mas Arian tidak suka makan cake, tapi setelah memakan cake buatanku, Mas Arian jadi suka. Mas Arian sering memintaku membuatkannya cake, dan tidak menyukai cake yang dibeli.
"Ina cobain cakenya." ucapku menyodorkan sepotong cake yang sudah kukeluarkan dari oven.
"Enak sekali Nona." kata Ina setelah mencicipi potongan kue buatanku.
"Tuan Arian beruntung punya istri seperti Nona. Sudah baik, pintar masak, baik lagi." Puji Ina.
Tapi pujian itu sama sekali tidak membuatku senang, kalau saja Ina tau apa yang terjadi antara aku dan Mas Arian.
Disela obrolan hangat kami di dapur, terdengar suara mesin mobil dari luar rumah. Mas Arian? Aku tau itu pasti mobil Mas Arian.
Entah karena aku yang benar-benar merindukannya, dengan wajah sumringah aku berjalan menuju ruang depan. Seminggu lebih tidak bertemu dengan Mas Arian membuat rinduku semakin menggebu-gebu.
Aku mempercepat langkahku menuju ruang depan. Terlihat Mas Arian sedang duduk di sofa panjang di ruangan itu.
"Mas..." Mas Arian yang tadi sibuk memainkan ponselnya menoleh ke arahku. Awalnya wajah Mas Arian biasa saja, tapi setelah melihat kedatanganku wajahnya tiba-tiba menjadi dingin.
"Mas sudah pulang? Kemana saja seminggu ini? Mas menginap dimana?" rentetan pertanyaan yang seminggu ini kutahan kulontarkan.
Tapi Mas Arian bergeming, beberapa detik dia hanya menatapku kemudian bergerak ingin pergi, tanpa menjawab pertanyaanku.
Aku terpaku karena Mas Arian masih saja mengabaikanku. Hingga akhirnya aku tersadar, melihat Mas Arian yang sudah menaiki anak tangga.
Aku segera menyusul Mas Arian dengan langkah tergesa-gesa, kemudian memegang tangannya untuk menghentikan langkahnya.
"Mas.. kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" ucapku.
Tanpa aku duga sebelumnya, Mas Arian menghempaskan tanganku. Hingga membuat tubuhku menjadi tidak seimbang. Kakiku terangkat untuk mencari pijakan, namun tubuhku yang tidak seimbang malah membuatku terjungkal ke belakang.
Aku merasakan tubuhku berguling-guling di anak tangga, benturan keras di kepala dan sekujur tubuhku terasa menghantam. Setelah itu aku tidak mengingat apa-apa lagi.
kan govlok,,baru lihat foto aja langsung percaya tanpa tahu kebenaran nya,,seharusny kau selidiki dulu kebenaran foto itu,,asli atau editan,,kapan perlu kau panggil too ahli telematika untuk melihat asli ato palsu,, cape' deh,,olang kaya tapi GOBLOK🙉🙊🙈