Alana tidak pernah menyangka bahwa satu malam di kamar nomor delapan ratus delapan akan menukar seluruh masa depannya dengan penderitaan. Di bawah pengaruh obat yang dicekoki saudara tirinya, dia terjebak dalam pelukan Kenzo Alfarezel, sang penguasa bisnis yang dikenal dingin dan tidak punya hati.
Sebulan kemudian, dua garis merah pada alat tes kehamilan memaksa Alana melarikan diri, namun kekuasaan Kenzo melampaui batas cakrawala. Dia tertangkap di gerbang bandara dan dipaksa menandatangani kontrak pernikahan yang terasa seperti vonis penjara di dalam mansion mewah.
Kenzo hanya menginginkan sang bayi, bukan Alana, tetapi mengapa tatapan pria itu mulai berubah protektif saat musuh mulai berdatangan? Di tengah badai fitnah dan rahasia identitas yang mulai terkuak, Alana harus memilih antara bertahan demi sang buah hati atau pergi meninggalkan pria yang mulai menguasai hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Nyonya Muda Yang Terhina
Alana merasakan firasat yang sangat buruk saat dia menyentuh kain gaun yang terasa sangat dingin seolah kain itu baru saja dikeluarkan dari dalam sebuah lemari pendingin. Dia menatap gaun hitam tersebut dengan nanar karena potongannya yang sangat terbuka di bagian bahu dan punggung seolah sengaja dirancang untuk mempermalukannya.
Tanpa dia sadari, pintu kamar kembali terbuka secara kasar dan menampilkan sosok Kenzo yang sudah berganti pakaian menjadi sangat formal dan rapi. Pria itu menatap Alana dengan pandangan yang sangat menusuk lalu berjalan mendekat ke arah ranjang dengan langkah yang sangat tenang.
"Pakai gaun itu sekarang juga karena para tamu kehormatan keluarga Alfarezel sudah mulai berdatangan di aula utama," perintah Kenzo dengan suara yang sangat berat.
Alana mencoba memalingkan wajahnya ke arah lain karena dia merasa sangat tidak nyaman dengan keberadaan pria itu di dalam kamar pribadinya. Dia mengepalkan kedua tangannya hingga kuku-kukunya memutih karena menahan rasa sesak yang terus-menerus menghimpit rongga dadanya sejak tadi.
"Aku tidak mau memakai gaun yang sangat rendah seperti ini di depan banyak orang asing," tolak Alana dengan suara yang bergetar hebat.
Kenzo justru melangkah maju dan menarik paksa lengan Alana hingga tubuh wanita itu terdorong ke arah cermin besar yang ada di sudut ruangan tersebut. Pria itu menatap pantulan wajah Alana di cermin dengan sebuah senyuman tipis yang sangat mengerikan bagi siapa pun yang melihatnya.
"Kau tidak punya hak untuk menolak karena peranku malam ini adalah memperkenalkanmu sebagai nyonya muda yang akan melahirkan ahli warisku," bisik Kenzo tepat di telinga Alana.
Air mata Alana mulai mengalir membasahi pipinya yang pucat saat dia terpaksa mengenakan gaun hitam yang sangat tidak nyaman itu dengan bantuan pelayan. Dia merasa harga dirinya telah benar-benar hancur berkeping-keping saat melihat pantulan dirinya sendiri yang kini terlihat seperti pajangan mewah milik keluarga Alfarezel.
Langkah kaki Alana terasa sangat berat saat dia harus menuruni tangga besar yang mengarah langsung ke tengah aula yang sudah dipenuhi oleh orang-orang kaya. Bisikan-bisikan miring mulai terdengar memenuhi ruangan saat para tamu melihat sosok Alana yang berjalan dengan kepala yang terus tertunduk malu.
"Lihatlah wanita itu, dia pasti menggunakan cara yang sangat licik untuk bisa masuk ke dalam mansion megah ini," sindir salah satu wanita sosialita yang berdiri di dekat tangga.
Alana merasa wajahnya memanas karena rasa malu yang sangat luar biasa saat mendengar setiap hinaan yang dilemparkan oleh orang-orang asing tersebut. Dia mencoba mencari perlindungan dengan melirik ke arah Kenzo namun pria itu justru asyik berbincang dengan rekan bisnisnya seolah tidak mempedulikan keberadaan Alana.
Kenzo kemudian melangkah ke tengah aula lalu menarik pinggang Alana secara paksa agar wanita itu berdiri tepat di samping tubuh tegapnya yang sangat angkuh. Dia mengangkat gelas kristalnya ke udara dan memberikan sebuah pengumuman yang seketika membuat seluruh ruangan menjadi sangat sunyi dan sangat senyap.
"Malam ini aku ingin memperkenalkan wanita ini sebagai calon istriku meskipun dia berasal dari keluarga yang sedang berada di ambang kehancuran," ucap Kenzo dengan nada yang sangat merendahkan.
Seluruh tamu undangan tertawa secara serentak mendengar ucapan Kenzo yang sangat kejam tersebut sementara Alana hanya bisa memejamkan matanya dengan sangat erat. Dia merasa jantungnya seolah berhenti berdetak saat menyadari bahwa dia hanyalah sebuah lelucon besar bagi seluruh anggota keluarga besar Alfarezel yang sangat kaya.
Keadaan menjadi semakin mencekam saat seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang sangat mewah tiba-tiba muncul dari balik kerumunan tamu kehormatan. Wanita itu menatap Alana dengan sorot mata yang penuh dengan kebencian dan penghinaan yang sangat mendalam seolah sedang melihat kotoran di bawah sepatunya.
"Jadi ini wanita tidak tahu diri yang ingin mencoreng nama baik keluarga kita dengan perutnya yang sudah berisi itu?" tanya wanita paruh baya tersebut dengan suara yang sangat lantang.
Alana merasa seluruh tubuhnya menjadi sangat lemas hingga dia harus berpegangan pada lengan Kenzo agar tidak jatuh tersungkur di depan banyak orang. Dia tidak tahu bahwa jamuan makan malam ini hanyalah awal dari sarapan penuh intimidasi yang akan dia hadapi esok pagi di meja makan keluarga.