NovelToon NovelToon
Kalian Adalah Suamiku

Kalian Adalah Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romantis / Office Romance / Cinta Seiring Waktu / TimeTravel / Berondong
Popularitas:768
Nilai: 5
Nama Author: Arc Maulana

Cinta sejati seharusnya hanya terjadi sekali dalam hidup. Tapi bagi Alia, cinta itu datang berkali-kali, di dunia yang berbeda, dengan waktu dan takdir yang terus berganti.

Sejak kematian suaminya, Arya, hidup Alia telah kehilangan warna. Hingga suatu malam, alam semesta seolah mendengar jerit hatinya, Alia pun bertransmigrasi ke dunia paralel di mana Arya masih hidup.

Yang ajaib, Alia tidak hanya bertransmigrasi ke satu dunia paralel, melainkan dia terus berpindah-pindah ke berbagai dunia yang berbeda.

Di satu dunia paralel, Alia adalah sekretaris dan Arya adalah seorang CEO. Di dunia lainnya, dia remaja SMA sementara Arya adalah kakak kelas yang populer. Bahkan, ada dunia di mana ia menjadi seorang tante-tante sedangkan Arya masih seorang berondong muda. Dan masih banyak lagi situasi paralel yang lainnya.

Ini adalah perjalanan seorang wanita yang tak pernah bosan membuat pria yang sama jatuh cinta.

Jadi mari kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arc Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan Dengan Arya

Pukul 10.00 pagi di hari Minggu.

Arya sudah berdiri di depan rumah Alia.

"Maaf lama menunggu," Alia keluar dari pintu.

"Eh? I-Iya nggak apa-apa."

Arya tertegun sejenak. Alia yang berpenampilan beda dari biasa membuatnya terdiam sesaat.

Alia mengenakan pakaian casual serta tak menggunakan kaca mata. Wajah yang diberi sedikit sentuhan make up dan rambut yang dibuat bergelombang, menampilkan kecantikan Alia yang maksimal.

Alia cantik sekali!

Kalau sehari-hari dia berpenampilan seperti ini, cowok yang ngejar dia tidak akan terhitung jumlahnya.

"A-Ada apa, Kak? Apa aku terlihat aneh?"

"E-Enggak! Justru sebaliknya. Kamu begitu ... Cantik."

Alia tertunduk malu. "Makasih."

"...."

Ada kecanggungan yang lantas menaungi.

"K-Kalau begitu, gimana kalau kita sekarang langsung pergi?" ajak Arya memecah keheningan.

Alia pun mengangguk kecil.

...----------------...

Arya dan Alia pergi menuju sebuah mall menggunakan bus. Kebetulan, bus cukup sepi sehingga mereka bisa duduk bebas.

Tapi, harus diingatkan lagi kalau Indonesia di dunia paralel ini sudah termasuk negara maju. Kendaraan umum di negara ini sangatlah jauh lebih baik dibandingkan dunia pertama atau kedua.

"Apa kamu udah kepikiran mau memberikan kado apa untuk ayahmu?" tanya Arya di perjalanan.

"... Belum. Kakak ada saran?"

"Kalau menurutku sih, ngasih parfum bisa jadi pilihan yang bagus."

"Ya udah parfum aja deh kalau begitu."

Harus diakui, bahwa meski memberikan hadiah untuk ayahnya adalah hal penting, di kesempatan kali ini tujuan utama Alia tetaplah menghabiskan waktu bersama Arya. Alia perlu memutar otak mencari alasan supaya kencan ini bisa berlangsung lebih lama, dan tidak langsung pulang setelah membeli kado.

Yang Alia tak tahu, pikiran Arya juga kurang lebih begitu.

Setelah menemani Alia beli kado, dia tidak akan menolak kan kalau aku ajak nonton?

...----------------...

Sesampainya di mall, mereka langsung berjalan ke arah toko-toko parfum. Di area tersebut, mereka menghabiskan waktu hampir puluhan menit memilah-milah mana parfum yang terbaik.

Sebenarnya, dari awal datang juga Alia bisa saja langsung membeli satu parfum yang dia kira sesuai. Tapi Alia memutuskan untuk berkeliling lebih lama sambil mengobrol ringan dengan Arya.

".. Kakak sendiri suka pakai parfum apa?"

"Aku sih biasa pake parfum biasa yang suka ada di mini market."

"Oh gitu."

"Iya. Tapi badan aku suka gampang berkeringat. Jadi parfum yang aku pake aromanya kadang gak bertahan lama."

"Menurut aku sih aroma badan Kakak yang natural juga udah wangi."

"Eh?"

"A-Aku gak bermaksud mengendus tubuh Kakak! Cuma, saat kita kerja suka gak sengaja kecium."

"Oh ...," satu alis Arya naik. "Jadi kamu suka mencium aroma tubuh aku?"

Ada nada menggoda di ucapan Arya tersebut.

Dan Alia, cuma bisa membuang muka tak memberi jawaban apa-apa.

Arya tersenyum, ada tawa tipis saat melihat ekspresi malu Alia. Kemudian, dia bergumam sangat pelan.

"Aroma tubuh kamu juga aku suka."

Sontak Alia berbalik. Dia pun menatap Arya.

"Oh ...," satu alis Alia naik. "Jadi Kakak suka mencium aroma tubuh aku?"

Ternyata gumaman Arya tadi terdengar.

Kini, giliran Alia yang menyerang. Lantas kemudian, giliran Arya lah yang membuang muka malu.

...----------------...

Setelah satu jam, Alia akhirnya membeli dua botol parfum. Keluar dari area toko-toko parfum, Arya melaksanakan hal yang dari awal dia rencanakan, yaitu mengajak Alia nonton bioskop. Dan Alia pun jelas tak ada alasan untuk menolak.

Film yang mereka tonton ber-genre horor. Alia lah yang memilih film tersebut. Alasannya, nanti di dalam Alia mau pura-pura takut supaya ada alasan untuk memeluk Arya.

Akan tetapi, sesuatu yang di luar dugaan malah terjadi.

Banggg!

Satu penampakan hantu menyeramkan tiba-tiba muncul ketika film baru berjalan beberapa menit.

"Aaaah!"

Dan Arya berteriak melengking seperti seorang wanita.

Mas Arya takut film horor!?

Alia terkejut karena di dunia pertama Arya justru menyukai film-film seperti itu.

Alia tadinya mau pura-pura takut dan memeluk tangan Arya. Tapi tangan Arya yang gemetaran malah jadi lebih sulit dipeluk.

"Kalau Kakak takut film beginian, kenapa gak nolak aja saat aku memilih film ini?" bisik Alia.

"E-Eh? Takut? Siapa yang takut!? Aku cuma kaget aja! Dan lagian ... Kita akan dianggap tidak menghargai si pembuat film kalau pas nonton horor tidak bereaksi."

"...."

Alia menatap aneh Arya. Si kakak kelas ini masih bisa-bisanya berdalih bilang tidak takut?

Tuh muka kamu pucet gitu!

Komentar Alia dalam hati.

Tapi karena kasihan melihat Arya begitu ketakutan, Alia pun memegang tangannya dan beralasan. "Kak, aku takut. Boleh aku pegang tangan Kakak selama film berlangsung?"

"B-Boleh." Arya balas mempererat genggaman tangannya. Dia berusaha memperlihatkan ke-macho-an nya. Padahal di dalam hati dialah yang lega karena bisa berpegangan.

Mas Arya imut banget.

Mumpung bioskop lagi sepi, apa aku cium aja dia sekarang?

Alia kepikiran hal itu cuma sesaat. Dia merasa belum saatnya kontak intim seperti itu dilakukan.

Akhirnya, dua jam berlalu. Mereka berdua keluar dari bioskop menuju area mall yang lebih terang.

Alia menyadari helaan nafas lega keluar dari mulut Arya.

"Kak, gimana kalau kita cari makan dulu? Nonton film hantu bikin aku capek."

"B-Boleh."

Lagi-lagi Arya mau memberi kesan pria yang kuat. Meski padahal, dirinya lah yang sudah begitu ngos-ngosan.

Mereka berjalan menuju restoran. Tapi satu hal yang perlu dicatat, ialah fakta bahwa mereka masih berpegangan tangan sampai tiba di restoran.

...----------------...

Selepas mengisi perut sampai kenyang. Seusai tenaga Arya telah kembali lebih baik, mereka lanjut berjalan-jalan.

Tak ada tujuan pasti, cuma secara harfiah beneran jalan-jalan. Banyak topik mereka bahas selama waktu tersebut. Mereka berdua pun kini lebih saling mengenal.

Ternyata di dunia ini Mas Arya pernah hampir serius mau jadi pemain bola profesional. Sayang gak jadi karena cedera.

Beda banget dengan Mas Arya di dunia pertama yang lebih suka aktivitas indoor seperti main game dan nonton anime.

Di sisi lain Arya pun berkata dalam hati.

Ternyata Alia gak pernah pacaran sebelumnya. Beda banget dengan cewek-cewek di sekitarku yang udah gonta-ganti cowok dari zaman SMP.

...----------------...

Sore tiba, langit berwarna jingga sudah menaungi seluruh kota. Mereka berdua memutuskan sudah waktunya untuk pulang.

Di perjalanan, di dalam bus, kali ini cukup ramai sehingga mereka tak kebagian tempat duduk. Di kendaraan umum yang berdesakan bukan tempat aman bagi wanita, Arya pun berusaha melindungi Alia. Mereka berpegangan tangan supaya tak terpisah.

Sesampainya di halte tujuan mereka turun. Seperti biasa, Arya berniat mengantar Alia pulang sampai ke rumah.

"...."

"...."

Tak ada yang bicara di perjalanan. Tapi tangan mereka masih bersentuhan. Tak ada yang berniat melepaskan genggaman tangan masing-masing.

Sampai di depan rumah Alia, kedua orang ini tatap-tatapan. Kembali, tangan mereka masih terpaut satu sama lain.

"T-Terima kasih karena sudah mau menemaniku seharian ini," ujar Alia pelan.

"... Gak perlu terima kasih, aku hari ini malah senang bisa menghabiskan waktu seperti tadi."

""....""

Waktu seakan terhenti. Atau lebih tepatnya, mereka berharap waktu benar-benar berhenti agar bisa menghabiskan waktu lebih lama berdua.

"Y-Ya udah, sampai jumpa besok," Arya baru mau melepas tangan Alia saat menyadari tangannya mulai berkeringat.

"I-Iya, sampai jumpa besok, Kak. Tapi tolong terima ini sebagai hadiah karena mau menemani aku."

Alia memberikan salah satu kantong berisi parfum yang sebelumnya dia beli.

"Buat aku?"

Ternyata alasan tadi Alia beli dua parfum adalah satunya untuk Arya.

Arya merasa tak enak, namun tak sopan juga menolaknya. Dalam hati dia memutuskan kalau nanti bakal balas memberikan hadiah untuk Alia.

"Dadah!" Arya melambaikan tangan secara kaku.

"D-Dadah." Alia balas melakukan hal yang sama.

Alia masih berdiri di tempat saat Arya sudah berjalan pulang. Jarinya menopang dagu seraya memikirkan pengalaman hari ini.

Kalau aku menyatakan cinta sekarang, mungkin presentase kesuksesan aku sekitar 60%.

Apa besok langsung aku tembak aja dia sepulang sekolah?

Alia mempertimbangkan segala kemungkinan.

Sudahlah! Gak usah buru-buru. Lagian kayaknya lebih seru kalau aku membuat Mas Arya yang menyatakan cintanya.

1
zhouzhou_zz
Gak sabar nunggu lanjutannya!
✨Wyn한✨
Tidak hanya cerita, tetapi juga pengalaman hidup. 🤗
Abadon007
Gue ga bisa berhenti baca!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!