Amel Fira Azzahra gadis kecil yang memiliki wajah sangat cantik, mempunyai lesuk pipi, yang di penuhi dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun sayang kebahagian itu tidak berlangsung lama. Setelah meninggalnya Ibu tercinta, Amel tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bapaknya selalu bekerja di luar kota. Sedangkan Amel di titipkan ke pada Kakak dari Bapaknya Amel. Tidak hanya itu, setelah dewasa pun Amel tetap menderita. Amel di khianati oleh tunangannya dan di tinggal begitu saja. Akankah Amel bisa mendapatkan kebahagiaan?
Yukk ikuti terus ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 Malam Yang Tak Berakhir
Malam pernikahan Amel dan Fatur tidak berhenti pada klimaks pertama.
Segera setelah momen pengukuhan yang meninggalkan sedikit darah dan jejak masa lalu Amel di sprei sutra, Fatur tidak memberinya waktu untuk beristirahat. Gairah yang telah ia tahan selama lebih dari setahun, posesif yang telah ia kumpulkan, kini dilepaskan sepenuhnya.
Fatur, yang awalnya lembut setelah menyadari kesucian Amel, segera kembali pada intensitasnya. la memeluk Amel erat, menciumi leher dan bahu Amel dengan penuh kepemilikan. Amel, yang tubuhnya terasa sakit namun dipenuhi sensasi yang aneh dan membakar, tidak lagi menolak. la justru membalas, memeluk tubuh kekar suaminya erat.
"Aku menginginkanmu lagi, Sayang. Sekarang, " bisik Fatur, nadanya memerintah, tetapi penuh hasrat.
Amel hanya bisa mengangguk, napasnya terengah. Rasa sakit telah berlalu, dan kin ia hanya merasakan kegembiraan yang baru dan mendebarkan.
Mereka terus melakukannya, berkali kali, dalam rentang waktu yang terasa tak terbatas. Mereka tidak peduli pada waktu, tidak peduli pada dunia di luar kamar suite mewah itu. Di kamar itu, hanya ada hasrat keintiman, dan pengakuan fisik yang jujur.
Pada putaran kedua, Fatur mencumbu Amel dengan ritme yang lebih dalam dan lebih menguasai. Amel, yang kini telah sepenuhnya dibebaskan dari rasa takutnya, merespons dengan luapan emosi yang liar.
Amel menyadari bahwa milik Fatur sangat besar dan panjang. Hal ini memberikan kejutan dan sensasi yang jauh melampaui imajinasinya.
Gerakan Fatur yang kuat dan dalam, dikombinasikan dengan ukurannya membuat Amel kewalahan. Setiap kali Fatur menyentuhnya, sensasi yang menjalar terasa begitu baru dan intens, menghapus sepenuhnya kenangan polos yang tersisa.
Amel terus saja mendesah tak karuan. Desahan itu berubah dari erangan pelan menjadi teriakan kecil, kemudian menjadi ratapan gembira yang tak tertahankan.
"Mas Fatur.. ahh... pelan! Kenapa besar sekali.." Amel meracau, memeluk pundak Fatur erat-erat.
"Ini milikmu, Sayang. Hanya untukmu, " jawab Fatur di sela-sela desahannya, bergerak dengan ritme yang semakin menggila, didorong oleh respons istrinya yang begitu tulus dan liar.
Fatur benar benar dibuat gila oleh Amel. la tidak hanya terpuaskan oleh fisik Amel yang sempurna-lekuk tubuh gitar Spanyol dan buah dada montok, tetapi juga oleh respons Amel yang begitu jujur. Amel tidak berpura pura, ia benar benar menikmati setiap sentuhan dan setiap gerakan.
Fatur mencium bibir Amel dalam dalam, menenggelamkan desahan Amel ke dalam ciuman, dan kemudian kembali mencumbunya dengan keagresifan yang posesif.
...----------------...
Malam itu, Fatur menemukan alasan baru untuk mencintai Amel, alasan yang sangat fisik dan primal. Fatur semakin tidak bisa menahan suara. Desahan dan erangan mereka berpadu, memenuhi kamar itu. Fatur
meracau, mengungkapkan betapa Amel memuaskannya
Pada putaran ketiga, ketika gairah mencapai puncaknya, Fatur berbisik dengan suara tercekat, penuh pengakuan hasrat:
"Aku tidak pernah merasakan ini, Amel... Kau begitu nikmat! Milikku serasa dicengkeram dan dipijat, ahhh nikmat sekali!"
Pengakuan Fatur itu membuat Amel merasa sangat dinginkan. la meremas pinggang Fatur, mendorongnya lebih dalam, memohon lebih banyak lagi.
Bagi Fatur, sensasi cengkeraman dan pijatan itu adalah manifestasi terakhir dari kemenangannya . Amel adalah miliknya, dan tubuh Amel secara alami diciptakan untuknya.
Begitupun dengan Fatur yang semakin menggila. la menciumi, menghisap, dan mencumbu Amel di setiap inci tubuhnya. la kembali lagi pada buah dada Amel, menyusunya dengan hasrat yang menguasai. la memastikan Amel merasakan gelombang kenikmatan demi kenikmatan, membawanya ke puncak gairah berulang kali, hanya untuk menariknya kembali dan mengulanginya lagi.
Di kamar itu, hanya ada desahan dan leguhan yang memanaskan udara dingin pendingin ruangan. Aroma keringat, parfum mahal, dan hasrat bercampur. Fatur tidak berhenti mencumbu Amel. la adalah pelatih gairah,
dan Amel adalah murid yang sangat responsif.
Mereka terus melakukannya, berganti posisi, dari posisi klasik, Amel di atas, hingga posisi yang lebih intim dan menguasai. Fatur tidak ingin melepaskan Amel, bahkan sedetik pun. la ingin memastikan bahwa ketika Amel bangun di pagi hari, kenangan yang tersisa hanyalah milik Fatur yang begitu dominan dan memuaskan.
Fatur menemukan kesenangan yang luar biasa dalam mendengarkan desahan Amel yang tulus, dalam melihat wajah Amel yang memerah karena gairah. Fatur menyadari, Amel bukan hanya pasangan, tapi muse gairahnya. la tidak hanya mengambil Amel dari dunia balap, ia juga mengambilnya dari kemurnian, dan membawanya ke dimensi hasrat yang penuh.
Jauh setelah tengah malam, Fatur masih bergerak dengan kekuatan yang tak terduga. Amel, meskipun kelelahan, tetap mengikuti irama Fatur didorong oleh sensasi yang terus-menerus.
Fatur memeluk Amel dari belakang, mencium tengkuknya, dan kembali bergerak.
"Jangan pernah tinggalkan aku, Amel, ” bisik Fatur, suaranya kini bercampur dengan kepuasan.
"Aku tidak akan bisa hidup tanpamu. Kamu adalah canduku"
Amel, yang lelah tetapi bahagia, hanya bisa berdesah.
"Aku... milikmu, Mas Fatur. Selamanya"
Fatur bergerak untuk terakhir kalinya, mencium bibir Amel dalam dalam, dan melepaskan hasratnya, mengisi Amel dengan kehangatan dan kepuasan.
Saat fajar mulai menyentuh tirai kamar suite, mereka akhirnya ambruk saling berpelukan erat. Tubuh mereka dipenuhi keringat, tetapi jiwa mereke terikat oleh gairah yang membakar semalaman. Fatur memeluk Amel, tangannya melingkar posesif di pinggangnya, wajahnya terkubur di rambut Amel.
Amel menyentuh dadanya yang kini dipenuhi bekas ciuman dan sentuhan Fatur. Semua rasa sakit, semua rasa bersalah, telah ditenggelamkan oleh gelombang kenikmatan yang ditawarkan Fatur. la telah menjadi istri Fatur sepenuhnya, dalam gairah yang tak terlukiskan