Adakalanya Dunia Lain Telah Damai

Aku datang ke gunung merapi pulau Resonance.

Sebelum naik ke atas gunung, ada beberapa sambutan dari para monster yang cukup tidak enak.

Monster lebah seukuran kepala manusia datang seketika ke sini.

Meski aku bisa menebas mereka satu persatu, nyatanya aku tidak bisa sembarangan, begitu banyak monster yang datang sehingga diriku pun kewalahan, apalagi pedang besar ini cukup berat.

"Wah, masih banyak."

"Mereka tidak akan habis, jika kau tidak menggunakan seluruh kemampuan resonance Qi."

"Berarti ini jurus lama."

Aku tidak akan gentar hanya dengan serangan dari mereka.

Aku mengingat mode yang sudah lama tidak digunakan selama 1 tahun ini.

"Jurus perlindungan bunga teratai." Aku menusukkan pedang ke tanah, ada begitu banyak kelopak teratai di sekitarku.

Semua lebah yang ingin menyengat di bagian arah mana saja aku berdiri, seketika jatuh begitu saja hilang kekuatan.

Sekarang ada naga raksasa yang telah hadir di depanku dan Cold BOW, kami segera lari dan terpencar.

Cold Bow ternyat jadi incaran naga itu.

Meski sesama naga, nyatanya Cold Bow lebih lincah di banding naga asli.

Karena dia adalah siluman naga es, kloning dari siluman naga es bernama Valyshka, maka dia telah mewarisi... sebagian kekuatan dari makhluk immortal itu.

Lalu yang menjadi pertanyaan. "Karena siluman naga es sudah masuk surga, atau dia ada di sebuah tempat lain yang tidak pernah kita ketahui, lalu bagaimana keadaannya sekarang?"

Ice Bow perlahan turun menuju sampingku.

Dia menatapku yang ada di sebelah kirinya.

"Dia menjadi sistem cahaya." 

Jawabannya, cukup membuat aku kaget.

"Yang benar sih, dia itu... masuk ke sistem cahaya tata surya, untuk menjadi kebangkitan yang lain, itulah yang membuat siluman istimewa."

Aku mulai berpikir, gadis ini terpanggil berkat resonansi dari siluman naga es. Orang yang sudah menjadi sistem dari alam semesta di Universe ini. "Berarti itu mirip kekuatan ilahi?"

"Benar sekali." Jawaban Ice Bow memang menyakinkan aku, bahwa universe lain itu benar-benar ada.

"Tapi bagaimana dengan dirimu?"

"Kalau aku adalah sesuatu yang terhubung ke langit."

Karena itu aku menggaruk kepala sendiri dan berkata, "kamu bermaksud apa sih?"

"Wujud ini adalah ilusi dari penggambaran umat manusia yang mengharapkan perdamaiaan. Jika kau tidak percaya terserah."

Aku memikirkan perkataannya yang mungkin sulit untuk orang lain paham tentang sistem dunia ini, tapi jika ada seseorang yang bertanya, mungkin dia adalah sebuah boneka yang dikendalikan oleh sebuah takdir.

"Baiklah, aku mengerti." (Ucapan dari diriku terasa sangat tidak bersemangat.)

"Apa kau mulai kelelahan?" Dia menanyakan itu.

"Ah, mungkin sedikit." 

Dia memulihkan kondisi tubuh ini dengan cara yang unik, dia merentangkan tangan ke belakang bahuku, lalu cahaya biru bersinar hingga tubuh ini pulih lagi.

"Sekarang aku siap tempur."

Memang senyumnya cukup manis, meski dia adalah gadis berusia lima ratus tahun lebih.

"Baiklah nek, ayo kita jalan."

Kemudian kemarahannya berujung dengan memukul bahuku.

"Aduh."

"Kau juga sih, jangan panggil aku dengan sebutan itu."

Ternyata memang benar, Ice Bow punya sifat yang asyik untuk diajak bercanda... atau aku yang salah menilai.

..... 

Aku dan Ice Bow telah sampai di depan Dark Chaos.

Dia berada di istana ini yang besar, sehingga siapa pun termangu dengan kekuatannya.

Ada gumpalan akan jatuh dari atas.

Kami menghindar dengan sangat cepat.

Tapi kami takut.

Dark Chaos adalah seorang wanita dengan baju serba hitam, bagian belahan dadanya terbuka, tapi kukunya cukup panjang.

Dia menyerang lagi dengan segenap kekuatannya.

Untungnya kami pintar untuk menghindar.

.....

"Siapa yang mengganggu ketenanganku!" Wajahnya seram, inilah Dark Chaos. "Aku tidak ingin nyamuk-nyamuk kecil menghalangi jalanku!"

"Siap!" Ice Bow mengatakan itu, kami berpencar dengan cepat untuk mencari celah dari makhluk ini.

Pertarungan di mulai dengan aku yang menyerang bagian bawah Dark Chaos.

Setelahnya... Ice Bow menyerang bagian terpenting Dark Chaos, yaitu berupa Demon (kristal).

Ada sedikit ledakan yang terjadi.

Seketika lubang hitam mulai terbentuk.

Aku tidak akan membiarkan ini terjadi.

Semua yang ada di sekitar Dark Chaos mulai masuk ke lubang itu.

Aku mulai tertarik ke dalamnya.

Ini gawat.

Karena tubuhku ringan... maka aku yang akan terhisap, tapi ice Bow memgang tubuhku.

Kami hanya berpegangan pada sebuah panel.

Tapi kami akan segera meluncur.

Tapi, ada sesuatu yang menahan kami.

Semua anggota tim penyelamat kota Altarus ternyata ada di sini.

Mereka selamat."Teman-teman."

"Arul, sekarang tembuslah ke mode Qi level tinggi, gunakan seluruh kekuatanmu untuk menutup lubang itu." (Itu kata Ice Bow)

"Baiklah." Dengan perlahan aku menggunakan indra terdalam dari seluruh kekuatan Qi.

Sekarang memiliki sayap dan sebuah buku raksasa.

Buku itu bagaikan sebuah anugerah ilahi, yang di sana muncul cahaya.

Aku mengarahkan cahaya itu ke lubang hitam yang menyala.

Dark Chaos kembali ke mode asalnya.

Dia masih punya kekuatan, yaitu sebuah pedang besar.

Aku juga memiliki pedang besar, dan tidak membiarkannya menyerang lebih jauh, guna menghabisi semua orang yang ada di sini.

"Hyaaaaaaaaaat!" Aku menyerang.

Pedangku menghantam pedangnya.

Ledakan terjadi di tengah hantaman itu.

Dalam permukaan udara ini, menjadi sangat panas.

Tapi teman-temanku, mengalirkan seluruh kekuatan untukku, sehingga aku lebih kuat menghancurkan pertahanan Dark Chaos.

Aku langsung menembus seluruh tubuhnya, membelahnya pada bagian dada.

Dark Chaos menjadi debu yang beterbangan.

Istana kembali dalam keadaan normal.

Tidak ada lagi kegelapan.

......

Semua rakyat di pulau ini telah pulih dari pengaruh Dark Chaos.

Diantara semua kerumunan, ada satu orang yang telah menjadi perwakilan.

Dialah Ice Bow. "Tanpa kalian kami tidak akan bisa selamat... untuk itu, kami menghadiahkan sebuah kapal."

Pada akhirnya kami memiliki kapal baru.

Aku hanya melambai, ketika salam perpisahan darinya membuatku sedikit terharu.

"Berkunjunglah ke Altarus kalau ada waktu ya?"

Aku hanya melihatnya mengangguk, sementara kapal ini berlayar jauh.

Kami akan berencana untuk membasmi pil kultivasi (pembangkit Qi), guna menahan insiden yang tidak diinginkan.

Setelah itu, apakah dunia ini akan aman?

Lagi pula inilah yang diinginkan setiap orang di dunia ini, para dewa juga ingin sebuah kedamaian.

Apa pun yang terjadi, tetaplah berjuang dan ada di jalan kebenaran.