Xiao Mei Ling, gadis muda berbakat dialam Surgawi, terlempar kedunia bawah saat tanpa sengaja terperosok kedalam lubang pusara dihutan kematian ketika mencari tanaman herbal.
Dunia bawah yang hampir sama dengan alam Surgawi, namun tak ia ketahui seluk-beluknnya. Jelas membuat Xioa Mei Ling kebingungan.
Namun ditengah keputus-asaan itu, tanpa sengaja ia menemukan kerangka manusia ditempatnya terlempar. Saat ia akan menguburkan kerangka itu dengan layak, kilasan ingatan milik kerangka itu memasuki fikiran, ketika ia menyentuh bagian tengkorak.
"Hah, namanya sama denganku dan wajahnya..?"
"Baik, aku akan menggantikanmu menjaga keluargamu. Terimakasih Xiao Mei Ling, maaf aku memanfaatkanmu untuk bisa hidup didunia ini."
Bagaimana perjalanan hidup Xiao Mei Ling didunia bawah ini bersama dengan ruang dimensi Long yang ia miliki.
Apa ia akan hidup seperti dialam Surgawi.?
Atau malah menjadi seseorang yang jauh lebih berkuasa...?
Mari ikuti kisahnya dalam cerita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengunjung membeludak
Kabar perihal paviliun Hei'hu yang akan mengadakan acara pelelangan diminggu kedua bulan depan, sudah tersebar luas hingga kekaisaran tetangga.
Cincin penyimpanan tingkat tinggi dan puncak, pil pembentuk tulang serta otot masing-masing tiga butir dan lima puluh lembar jimat teleportasi. Menjadi berita yang menciptakan huru-hara dimana-mana.
Kepanikan bercampur kesal langsung menguar bagi para pecinta barang-barang berharga yang tak bisa mengikuti jalannya acara.
Bukan karena tidak memiliki koin emas, tapi lebih kewaktu perjalanan yang tak mungkin akan kekejar.
Tapi untuk para kesatria yang menguasai tehnik beladiri mumpuni serta ilmu meringankan tubuh, mereka langsung melakukan perjalanan begitu mendapatkan kabar.
Setidaknya jika berkuda dan berlari dengan sesekali beristirahat untuk makan juga tidur sebentar. Dalam waktu lima minggu orang-orang dari empat kekaisaran lain akan tiba dibenua timur.
Oleh sebab itu Mei Ling melelang banyak jimat teleportasi. Tujuannya agar dibulan berikutnya saat acara pelelangan akan banyak lagi yang datang tanpa capek-capek melakukan perjalanan.
Klan Guan yang juga akan mengadakan acara pelelangan diminggu pertama bulan depan, jelas menjadi amat murka dan khawatir.
Terlebih barang-barang yang mereka punya tak ada bandingannya dengan yang dimiliki klan Xiao.
Pasti para tuan kaya raya akan lebih memilih menghadiri pelelangan dipaviliun Hei'hu.
Paviliun Hei'hu langsung dibanjiri pengunjung, guna memastikan kebenaran rumor yang tersebar.
Kehebohan lagi-lagi tersiar, setelah mengetahui banyaknya senjata legenda, cincin penyimpanan tingkat rendah dan sedang, juga barang-barang antik dan langka. Dijual dalam jumlah banyak dipaviliun Hei'hu.
Dalam waktu tiga jam, empat puluh cincin penyimpanan tingkat rendah dan dua puluh tingkat sedang langsung ludes terjual.
Cincin tingkat rendah berwarna putih susu, dijual dengan harga satu juta koin emas. Sementara tingkat sedang yang berwarna hijau pucat, bernilai dua juta koin emas.
Untuk tingkat tinggi berwarna merah delima dan tingkat puncak berwarna hitam berkilau bercorak kilat petir emas.
Keunggulan cincin penyimpanan tingkat puncak selain ruangnya yang luas tanpa batas, pusaka legenda itu juga bisa menyimpan mahluk hidup asal bukan manusia.
Kalau yang tingkat tinggi, bisa menyimpan benda-benda berukuran besar dalam jumlah melimpah ruah.
Kalau yang tingkat rendah tentu jumlahnya sangat terbatas dan tidak bisa menampung barang-barang dalam ukuran besar. Bahkan untuk menyimpan kereta atau lemari empat pintu saja tak bisa.
Sementara tingkat sedang, bisa menyimpan barang besar tapi space ruangnya cuma seluas kira-kira lima hektar.
Banyak praktisi beladiri yang berburu senjata juga zirah disana.
"Tuan, benda apa yang ada didalam lampion dan lentera itu..?" tanya pria paruhbaya berpakaian sutra.
"Itu namanya lilin tuan..! jika mau kau bisa membelinya disini." jawab ramah pemuda pelayan toko.
Ia kemudian menunjukkan lilin yang memiliki empat ukuran berbeda dengan panjang satu setengah jengkal tangan orang dewasa.
"Untuk yang merah beraromakan mawar, hijau teh jasmin dan yang putih tak berbau." jelas pemuda pelayan.
"Berapa harganya..?" tanya minat tuan kaya itu.
"Untuk yang besar ini sepuluh koin perak, bisa digunakan selama dua malam. Yang ini enam koin, empat koin dan ini dua koin."
"Berikan aku lima puluh lilin yang ukuran besar berikut dengan lampionnya. Aku juga mau satu cincin penyimpanan tingkat sedang."
"Baik tuan besar, akan aku persiapkan segera." jawab bersemangat pemuda itu.
Bukan hanya dia yang sibuk melayani sejak pagi tadi, semua pegawai dan juga para tuan muda Xiao turut dibuat keteteran.
Banyaknya pembeli yang mengantri membuat mereka tak bisa untuk bersantai barang sejenak.
Klan Xiao juga menyiarkan kabar jika mereka menampung ampas limbah sarang lebah yang sudah diambil madunya, dengan harga lima koin perak per kilo.
Lima puluh prajurit juga diutus untuk mendatangi tiap kota dan desa disetiap penjuru negeri, guna mencari ampas lebah dan biji Tallo.
Mereka semua dibekali dengan jimat teleportasi dan cincin penyimpanan.
Meski diruang dimensi jiwa ada banyak dan juga tersedia bahan lain untuk pembuatan lilin, Mei Ling tak mungkin terus mengambil dari sana.
Yang ada bisa curiga semua.
Lagi pula ia ingin menciptakan lapangan kerja dan peluang bagi para rakyat kekaisaran untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
Papan pengumuman perekrutan karyawan untuk paviliun Xiao dan restoran olahan binatang spiritual dilima Ibukota juga sudah dipasang.
Ternyata toko herbal juga tak kalah sibuknya. Banyak tabib datang membeli bahan-bahan langka yang Mei Ling keluarkan kemarin.
Nyonya dan nona muda juga ikut ambil bagian, guna membeli herbal ratus, ramuan kecantikan dan juga wewangian untuk berendam.
Yang mencari tonik kesuburan juga membeludak, apalagi herbal untuk mengobati penyakit baik ringan dan kronis.
Xiao Mei Ling yang ada disana, memberi layanan pemeriksaan gratis untuk umum. Alhasil, dari waktu kewaktu antrian pengunjung semakin panjang saja.
Selain itu pengobatan dengan tehnik akupuntur, operasi kecil, juga Mei Ling berikan bagi para penderita penyakit berat dan kronis.
"Nona tabib, apa pengobatan gratis ini dilakukan setiap hari..?" tanya kakek tua yang membawa cucunya.
Mei Ling tersenyum lembut "tidak kakek, hanya tiga hari dalam sepekan."
"Ah begitu, baiklah..!"
Mei Ling menulis resep yang direbus, pil juga bubur dan sup obat, lalu menyerahkan pada kakaknya Fang Lee.
"Berikan gratis untuk kakek ini." bisik Mei Ling agar tak didengar orang lain.
Fang Lee mengangguk, lalu menyiapkan semua yang sudah ditertulis.
"Untuk toniknya diminum pagi dan siang hari setelah makan bubur obat, untuk pil ditelan malam hari sesudah makan sup herbal." jelas Fang Lee memberikan kantung kain pada kakek tua berbaju lusuh.
"Tuan muda..!" lirih kakek menelan ludah dengan susah payah.
Obat sebanyak itu tentu berharga mahal. Wajah keriputnya langsung berubah pias, begitu juga dengan cucu yang ia gendong dipunggungnya. Koin perak yang mereka milik jelas tak akan cukup untuk menebusnya.
"Kakek tidak usah membayar." bisik Fang Lee, memberi kode agar kakek itu tak bereaksi berlebih.
Kilat bahagia penuh haru melintas dipupil kakek itu. Ia lalu membungkuk dalam dan mengucapkan terimakasih berulang kali.
"Minggu depan setelah semua obat habis, kakek kembali kemari ya..?" kata Fang Lee mengingatkan.
"Baik tuan muda, terimakasih...!"
Ada sekitaran dua puluh orang dari kalangan rakyat jelata miskin, yang dibantu oleh Mei Ling dan Fang Lee.
Selain obat gratis, mereka juga menaruh lima puluh koin perak pada kantung obat.
Riuh kesibukan juga terjadi dipenginapan Hei'hu. Pengunjung silih berganti mengisi kekosongan restoran dilantai satu dan dua.
Koki bersama pelayan sibuk bekerja sejak pukul sembilan pagi tadi, setelah Mei Ling selesai melakukan promosi makanan didepan paviliun.
Berkat rumor yang sudah disebarkan oleh para ajudan klan Xiao dan Gu, sepuluh kamar penginapan sudah terisi. Rata-rata penyewanya membayar untuk tiga hari.
Harga sewa kamar penginapan Hei'hu per malamnya dibandrol dengan harga lima puluh koin perak, termasuk layanan breakfast.
Keadaan serupa juga berlaku ditoko herbal dan restoran penginapan Hei'hu diempat Ibukota lain.
Xiao Chen dan Xiao Yei yang ada diIbukota Jiangsu.
Xiao Yan dan Xiao Chun diIbukota Guizhou.
Xiao Heng bersama putranya Xiao Qiu berada diIbukota Luoyang.
Xiao Bai dan putranya Kang yang bertugas diIbukota Shicuan.
Dibuat sibuk ikut turun tangan membantu para karyawan yang kewalahan melayani pengunjung.
Meski penginapan masih sepi penyewa karena belum direnovasi, setidaknya untuk lantai 1 dan 2 telah menghasilkan banyak koin perak dan emas.
Semua berkat pergantian menu dan keahlian para koki dalam mengikuti panduan memasak dari buku resep, yang kemarin diberikan oleh Xiao Bai dan Heng.
Beruntung ada Xiao Mei Ling yang memberikan jimat teleportasi, jadi sekarang klan Xiao juga Gu bisa setiap hari mengawasi bisnis mereka diempat Ibukota lain.
Biasanya cuma tiga atau empat bulan sekali, mengingat jarak tempuh yang cukup jauh jika menggunakan kereta kuda.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
.masih banyak typo..