NovelToon NovelToon
One Night, More

One Night, More

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

✍🏻 Sekuel dari novel Saoirse 📚



"Bahkan kau tidak akan menemukan cinta yang sama untuk kedua kalinya, pada orang yang sama. Dunia tidak sebaik itu padamu, Tuan. Meskipun kau punya segalanya." ucap Mighty penuh penekanan.

"Aku dan dia adalah dua orang yang berbeda, tanpa perlu kau banding-bandingkan. Dan tidak ada orang yang benar-benar sama, sekalipun mereka kembar identik!" Mighty menghentakkan kakinya, meluapkan emosi yang sudah lama memenuhi dada.

Mighty terjebak dalam permainan nya sendiri, melibatkan seorang duda berusia 35 tahun, Maximilian Gorevoy.



Ikuti kisah mereka yaaa😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

Sejak Mighty dirawat di rumah sakit, Max tidak pernah meninggalkan nya, ia bahkan membawa seluruh pekerjaan nya dan bekerja dari rumah sakit. Hubungannya dengan Mighty lumayan membaik, ia juga semakin memahami jika emosi wanita hamil sering naik turun. Tapi dua hari ini Mighty sangat manis dan tidak bersikap menyebalkan.

"Max, kau tidak bekerja?" tanya Mighty dengan mulut penuh dengan kukis coklat.

Max meliriknya, wanita itu bertanya tapi perhatiannya fokus pada makanan yang ada ditangannya. Max hanya menggelengkan kepalanya tanpa berniat menjawab, ia kembali menatap layar laptop nya, dan beberapa lembar kertas yang ada ditangan.

"Max, kapan aku bisa pulang?" lagi, ia bertanya namun masih fokus pada makanannya.

Merasa tidak ada jawaban dari Max, ia menoleh dan melihat Max fokus menatap benda datar itu. "Max, kau mengabaikan ku?" sungutnya kesal.

"Aku sedang bekerja." sahut Max tanpa melihatnya, melihat Max fokus bekerja membuat Mighty semakin terkagum-kagum. Max benar-benar tampan, ditambah kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, membuat Max terlihat seperti pria jenius nan mempesona.

Max menghentikan jari-jari ketika menyadari suasana senyap, ia menoleh kearah Mighty yang memandangnya tanpa berkedip. "Apa kau bosan?" tanya Max basa-basi.

Mighty mengangguk cepat, ia memang sangat bosan terkurung dalam ruangan itu. "Tentu saja," sahutnya cemberut.

Max kembali menatap layar laptop, sepertinya ia sedang menyelesaikan sesuatu. Tidak lama setelah itu, ia menutup laptopnya dan membuka kacamata nya. Max juga membereskan beberapa lembar kertas yang berserakan disekitar meja, setelah itu ia beranjak keluar.

"Dia meninggalkan mu?" bisik Mighty memberengut, namun tak lama Max kambali masuk dengan membawa sebuah kursi roda.

"Kita bisa jalan-jalan disekitar taman rumah sakit, jika kau bosan." ujarnya datar, tidak terdengar manis sama sekali.

"Bukan ide yang buruk, ayo." ucap Mighty bersemangat, saat ia hendak turun dari ranjang, Max menahannya dan mengangkat tubuh Mighty lalu didudukkan di kursi roda.

"Kau sangat manis beberapa hari ini, Max." kata Mighty jujur, Max memang tidak membiarkannya berjalan selama di rumah sakit.

"Hummm," sahut Max berdehem, lalu mendorong kursi roda itu menuju taman yang berada di samping rumah sakit.

Matahari sore masih bersinar hangat, semilir angin menyentuh pori-pori kulit Mighty yang dingin. Wajah wanita hamil itu terlihat berseri menikmati suasana sore di taman, meskipun bunga-bunga hanya meninggalkan rantingnya, akibat peralihan musim.

Max memperhatikan wajah Mighty yang tak berhenti mengulum senyum, dengan hanya membawanya ke taman, namun bisa mampu membuat wajah murung Mighty menjadi cerah. Sesederhana itu kah membuat Mighty bahagia?.

"Max!" seru seorang wanita dari arah belakang, Max memasang wajah datarnya mendengar suara itu. Sedangkan Mighty menoleh kearah sumber suara.

"Oh my Gosh, that is you, Max." ucap wanita itu dengan mata berbinar hendak memeluk Max, namun dengan cepat Max menolaknya.

"Jangan berani menyentuhku dengan tangan kotor mu!" ketus Max menatap tajam, Mighty melihat Max, lalu kembali melihat wanita itu.

"Come on, Max. Kau masih mencintaiku bukan, itu sebabnya sampai sekarang kau belum menikah." ucapnya percaya diri, dia adalah Abigail, mantan kekasih Max.

"Maaf nona, tapi Max suamiku. Kami sudah menikah beberapa bulan yang lalu dan aku sedang hamil anaknya." ucap Mighty menjelaskan hubungannya dengan Max.

Abigail tertawa keras, ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Mighty. "Ternyata ada yang lebih gila dariku." ucapnya menatap remeh Mighty.

"Istriku tidak gila!" tegas Max, Abigail tercengang mendengar nya.

"Istri? Dia? Kau yakin dia istrimu, Max? Max, bahkan tidak ada satu pun media yang memberitakan tentang pernikahan mu. Jangan berbohong hanya karena ...."

"Diberitakan atau tidak, kenyataannya kami sudah menikah." Max mendorong kursi roda Mighty menjauh dari Abigail. "Dan jangan pernah muncul dihadapan ku lagi!" ucap Max memperingatkan Abigail, lalu membawa Mighty kembali dalam kamar.

.....

Tidak ada percakapan diantara Mighty dan Max setelah kembali ke kamar. Mighty yang biasanya banyak bicara dan protes dengan apa yang dilakukan Max, kini terlihat pendiam dan penurut. Bahkan saat Max memandikannya, ia tidak menolak dan hanya diam.

"Dokter Darya mengatakan jika besok kau boleh pulang." ujar Max setelah selesai menyuapi makan malam Mighty.

Mighty hanya mengangguk tanpa bersuara. "Ada apa? Kau marah padaku?" tanyanya, ia merasa tidak nyaman jika Mighty diam. Namun Mighty hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Lalu kenapa kau diam? Apa karena wanita tadi?" desaknya, Mighty menatap mata abu-abu jernih itu, mata yang beberapa hari ini melihatnya dengan teduh.

"Dia kekasihmu?" Max mendesah pelan mendengar pertanyaan Mighty.

"Dulu, sekarang tidak lagi." jawabnya jujur.

"Dia cantik seperti model." Max mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti arah pembicaraan Mighty.

"Ya, dia memang model." Max tidak berniat menutupi apapun tentang Abigail, karena hubungan mereka sudah berakhir lebih dari sepuluh tahun yang lalu.

"Jadi tipe wanitamu adalah model-model cantik seperti mereka." suara Mighty terdengar pelan, namun Max mulai menangkap sesuatu yang tidak enak.

"Mereka?" ulangnya, "apa maksud ...." Max langsung terdiam menyadari jika mendiang istrinya juga seorang model. Tapi bagaimana Mighty bisa tahu? Sedangkan Max tidak pernah membicarakan tentang Saoirse.

"Aku bukan model, apakah kau bisa mencintaiku sama seperti mereka?"

"Berhenti membicarakan ini, sebaiknya kau istirahat." sahutnya.

"Kau masih mencintainya, Max?" mata Mighty sudah berkaca-kaca.

"Jangan membicarakan sesuatu yang membuatmu sedih."

"Apa kau benar-benar tidak bisa mencintaiku?" desak Mighty, air matanya mulai mengalir.

"Jangan memaksa ku, oke." Max tidak suka membicarakan masa lalunya, karena ia akan membanding-bandingkan keduanya.

"Max, jika kau mencintaiku. Aku bersedia kehilangan nyawaku."

"MIGHTY!" bentaknya, emosinya meledak saat Mighty membahas tentang kematian.

"APA KAU PIKIR CINTAKU SEJAHAT ITU HINGGA MERENGGUT NYAWA WANITA YANG AKU CINTAI? APA SEBAHAGIA ITU MENINGGALKAN ORANG YANG MENCINTAIMU? KAU PIKIR KEMATIAN ITU PERMAINAN?" bentaknya, Max frustasi dan menjambak rambutnya sendiri, kemudian ia mencoba menenangkan diri sendiri.

"Cinta bukan hanya sekedar kata-kata, tapi lebih dari itu. Seseorang mungkin tidak akan mengatakan jika dia mencintaimu, tapi ia selalu menjaga dan memastikan kau bahagia, dia menjadikanmu prioritasnya, tidak perduli bagaimana perasaannya, tapi dia selalu menjaga perasaanmu."

"Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain, apalagi jika hal itu menyakiti hatimu. Kau tidak perlu menjadi orang lain untuk sebuah kata cinta, yang belum tentu orang itu benar-benar mencintaimu, memperlakukanmu selayaknya wanita yang dicintainya." ucap Max panjang lebar.

"Dan tentang kematian, kau pasti tahu jika tidak mudah melanjutkan hidup setelah di tinggal mati orang yang kau cintai. Bukankah kau merasakannya saat ibumu meninggal? Apa kau juga akan melakukan hal yang sama pada kedua anak mu? Kau ingin mereka merasakan kesakitan yang pernah kau rasakan setelah kematian ibumu?" kata-kata Max membuat Mighty semakin terisak.

Entah kenapa tiba-tiba ia membahas hal yang tidak penting, padahal beberapa hari ini Max sudah bersikap baik padanya. Seharusnya itu lebih dari cukup, namun rasa tidak percaya diri setelah mengetahui mantan kekasih Max, membuat Mighty lepas kontrol dan berujung berdebat dengan Max. Beruntung kali ini Max mengendalikan emosi nya dengan baik, meskipun sempat meledak, tapi akhirnya Max berbicara dengan bijak.

*

*

*

*

*

TBC

Diantara banyaknya kalian, gak adakah yang mau mengkritik dan memberikan saran apa gituuu??

1
Ids Manurung
gas update thor
Susapril Deping
Bagus Kok thor Ceritanya.
Aryati Ningsih
semua karyamu aku senang Thor ..lanjut sampai selesai ya ..
Cucu Nurhasanah
di tungguin banget up nya thor🙏
Cucu Nurhasanah
di tunggu bucinmu max😍
Cucu Nurhasanah
maaf Thor... ga biasa komen, yg jelas karyamu selalu d tunggu/Kiss/
Aryati Ningsih
semangat Thor ..paling suka baca novelmu
Aryati Ningsih
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!